35 ||Aerglo Auberon||

33 5 0
                                    

Aurora menyiapkan alat bahan untuk membuat scrapbook. Setelah lengkap, ia mulai membuat pola, menggunting, melipat, memberi lem, serta menempel.

Aurora membuat cover scrapbook bergambar bintang kecil yang sangat terang. Aurora juga menambahkan beberapa coretan menggunakan stabilo dan brush pen, menambahkan gliter agar terlihat mengkilap, dan membuat cover itu terlihat aesthetic.

Dihalaman pertama terlihat sebuah tulisan berisi puisi, dan ucapan ulang tahun, halaman kedua terlihat foto pertama kali mereka bertemu saat diadakannya MPLS, halaman ketiga foto mereka saat kerja kelompok, halaman keempat foto Glo saat jalan-jalan ke luar negeri, halaman kelima terlihat foto Glo dan Aurora saat acara ulang tahun sekolah, lembar keenam dan ketujuh foto mereka saat pergi ke Yogyakarta, lembar kedelapan foto mereka saat berada di villa Bandung, halaman kesembilan foto Glo saat menemani Aurora di rumah sakit, halaman kesepuluh terlihat dua foto Aurora.

Lembaran-lembaran selanjutnya, Aurora menuliskan sebuah kenangan saat mereka pertama bertemu, saat mereka baru memulai sebuah hubungan, dan kesan pertama Papahnya Glo saat bertemu Aurora. Dan lembaran paling terakhir, Aurora menyelipkan beberapa foto saat mereka berada di pasar malam.

Aurora memberikan kata-kata manis dan beberapa hiasan dari kertas bermotif, tak lupa ia memberi pita dicover scrapbook-nya itu. Aurora juga menyelipkan beberapa kertas kecil berbentuk lekukan-lekukan bintang berisi sebuah harapan untuk Glo.

“Udah belum ya?” tanya Aurora pada dirinya sendiri.

“Udah kali ya, tapi ah masa simpel banget sih.” Aurora terus berfikir apa yang harus ia tambahkan.

Aurora menyimpan scrapbook itu diatas meja belajarnya dan akan dilanjutkan besok setelah pulang sekolah. Aurora membuka buku pelajaran dan membacanya. Sesibuk apapun Aurora, ia selalu menyempatkan untuk belajar walau hanya sepuluh menit.

⭐⭐⭐⭐

Jam istirahat berbunyi, semua murid berhamburan menyerbu kantin. Dorong-dorongan agar mendapatkan makanan dengan cepat. Berteriak pada penjual di kantin agar pesanannya segera dibuatkan. Ya begitulah suasana setiap jam istirahat berbunyi. Sekolah kalian juga pasti gitukan?

Untuk kali ini, Glo dan kelima sahabatnya tidak makan di kantin. Karena mereka dibawakan bekal oleh pasangannya masing-masing. Seperti biasa, duduk lesehan dibawah papan tulis adalah suatu kebiasaan mereka jika tidak pergi ke kantin.

Mereka memegang handphone, membuka suatu aplikasi, dan memiringkan handphone-nya. Mereka memainkan game yang sedang ramai saat-saat ini. Anak kecil, remaja, bahkan dewasa memainkan game ini.

“Pele lu mah nyampahin gue mulu,” ucap Awan menatap Lintar sinis.

“Palalu nyampahin! Ada juga lo nyampahin gue!” Lintar menjitak kencang kepala Awan.

“Sakit jingan,” balas Awan.

Plak

“Sakit, Yang,” balas Awan mengusap bibirnya.

“AHAHAHA MAMPUS LO!” Lintar tertawa puas melihat Awan kesakitan.

“Double kill anjir ahaha,” ucap Bella tertawa.

“Eh mau ikutan main dong,” ucap Aurora.

“Bisa, Ra?” tanya Cano.

“Ya bisa lah,” balas Aurora.

“Ayo login,” ucap Glo.

Aurora membuka ponselnya dan segera memencet salah satu aplikasi game. Saat yang lain sedang memilih hero, Aurora hanya asal pencet saja karena ia tidak mengerti.

“Hero lo apa anjir, Ra?” tanya Carin yang memang ikut bermain.

“Gatau, gue ga paham.” Aurora menatap ponselnya.

“Mia aja Mia,” saran Orion.

“Jangan, Mia ga sakit,” balas Carin.

“Sotoy lo bodat,” ucap Orion melempar kulit kuaci.

“Alucard aja, Ra,” usul Lintar.

“Eudora aja,” ucap Glo.

Permainan dimulai, mereka berpencar. Ada yang diatas, dibawah, dan ditengah. Permainan semakin seru karena bercampur dengan teriakan Lintar dan Cano. Aurora selalu terlihat panik ketika ada musuh yang mendekatinya.

“AAAAAAA DITARIK. TOLONGIN GUE TOLONGIN.” Aurora berteriak ketika heronya ditarik oleh musuh.

“Anjir Ra berisik lo,” ucap Pelangi.

“Yah kan mati,” ucap Aurora.

“Sumpah Ra, lo heboh bener,” ujar salah satu teman kelas Aurora.

“Kamu kill berapa?” tanya Glo.

“Satu,” balas Aurora.

Glo mengambil ponsel Aurora untuk membunuh musuh agar Aurora mendapatkan kill tambahan. Aurora memperhatikan cara main Glo yang sangat mudah. Setelah membunuh satu musuh, Glo menyerahkan ponsel yang ia genggam kepada Aurora.

“Kamu dibelakang aku aja ga usah maju-maju, nanti mati, Ra,” ucap Glo.

“Iyaiya,” balas Aurora.

“AAAAAA ada yang mau matiin aku, Glo.” Aurora berteriak panik.

“Lari, Ra,” kata Glo.

“ANJIR LU BUCIN BANGET SIAL,” pekik Cano.

“Kenapa-kenapa?” tanya Bella.

“Rara kan mau diserang musuh, terus Glo langsung ngelindungin. GEMES!!” ucap Lintar.

“ANJAS.”

“ANJAI.”

“DAHLAH MALES.”

“Anjir, Ra. Lo mati mulu,” ucap Lintar.

“Rin, lo bisa?” tanya Aurora.

“Bisa.”

“GLO TUNGGUIN,” Aurora kembali berteriak.

“Sini kamu dibelakang aku aja,” ucap Glo.

“Dia kenapa si sukanya nusuk terus narik?” tanya Aurora kesal.

“Ya emang gitu jrit,” sahut Matahari.

“Ah udahan ah. Ga seru.” Aurora memencet tombol home.

“Jangan sumpah jangan,” ucap Cano.

“Sini Ra gue mainin,” ucap Awan.

Aurora memberi ponselnya pada Awan dan laki-laki itu langsung memainkannya. Terlihat muka serius mereka. Karena bosan, Rain mencoba menelpon Lintar. Namun tak ada tanda-tanda kalau ada yang menelpon Lintar. Bella mencoba untuk menelpon Aurora dan ternyata berhasil. Terdengar suara umpatan dari mulut Awan.

“Anjir Bella gue bunuh lo!” pekik Awan.

“AHAHAHA MATI.” Bella terus tertawa sambil memegangi perutnya.

“Buff gue jangan di ambil babi lu Glo!” Lintar memukul keras kepala Glo.

“ADUHHHH.” Glo berteriak kesakitan.

“Najis alay,” ucap Awan.

Mereka tetap melanjutkan game itu sampai beberapa kali pertandingan. Rasa bosan sudah tercetak jelas diwajah Aurora dan sahabatnya kecuali Carin yang masih ikut bermain. Akhirnya Aurora dan kelima sahabatnya pergi ke kantin untuk mengusir rasa bosan itu.

⭐⭐⭐⭐

Haiii apakabar semuanyaa? Semoga baik-baik sajaa.
Terimakasih udah baca🤗.
Jangan lupa tinggalin jejak🦄.

Partnya pendek🙂

Follow : @jasminth._

25 Juni 2020

Aerglo AuberonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang