Saat itu Mira sudah berada di sebuah rumah tua milik keluarga. Tepatnya milik kakeknya. Rumah itu disewa oleh sebuah keluarga. Yang penghuninya ada empat orang, yaitu bapak ibu dan kedua anaknya.Maksud Mira datang ke rumah itu hanya untuk berlibur karena hatinya gundah gulana yang dikhianati oleh kekasih. Yang selama ini begitu ia percaya dan yakin bahwa dia lah yg dicari dan akan menjadi pendamping hidupnya kelak. Tetapi apa yang terjadi setelah mereka menjalaninya dia lebih memilih wanita lain...
Saat Mira duduk di sebuah rumah yang tak berdinding, ia tak mengira ada orang datang, ternyata orang yang menyewa rumah tua itu sudah ada di sampingnya mengagetkan...
"Mbak Mira mau saya masakkan apa?" kata tante Ayu.
"Gak usah tante repot, saya mau kok makan apa yg tante masak," kata Mira sambil merogoh kantong lalu menarik uang 100 ribuan.
"Gak usah mbak, terimakasih."
"Gak apa tante, pake ini dulu nanti kan tante perlu membeli bahan-bahan untuk memasak," kata Mira sambil mengangguk meyakinkan dia.
Akhirnya tante menerima juga walau dengan wajah memerah tapi penuh senyum. "Terimakasih ya mbak," katanya dan berlalu.
Penyewa rumah kakeknya adalah tante Ayu dan suaminya om Sastro dan kedua anaknya Alin dan Weli. Saat itu mereka datang dan minta tolong untuk membantu mencarikan rumah buat mereka. Tante Ayu adalah saudara dari ayah Mira, sepupu jauh gitu. Kebetulan rumah kakek sudah lama tidak ditempati, maka ayah Mira menyuruh tante Ayu untuk menempatinya dengan perjanjian agar mereka membayar sewa pada bulan kedua saja setelah mereka tinggal.
"Terimakasih sekali ya kakak, saya janji mau menjaga rumah kakak dengan baik," kata tante Ayu saat itu.
"Ayu kamu nanti perbaiki yang rusak-rusak, terus laporkan ke saya biayanya."
"Baiklah kakak, nanti saya bilang ke mas Sastro. Eh kakak boleh saya buka usaha?"
"Ya boleh yu, asal kamu menjaga kebersihannya saja. Eh tapi nanti kalau ada keluarga kita yang datang tolong kamu siapkan kamar ya, setuju yu?"
"Setuju kakak, terimakasih nggih."
Ayah Mira mengangguk dan tersenyum.Tante Ayu dan ayah Mira bersalaman. Tanda setuju!
Mereka adalah penyewa yang baik, yang selalu menyediakan tempat untuk keluarga kami datang walau hanya satu kamar saja, sudah cukup membantu...
Sementara Mira masih melanjutkan melihat pemandangan sore yang makin lama semakin indahnya. Tapi nyamuk-nyamuk mulai menjalankan tugasnya hingga membuatnya langsung pergi dari tempat duduk yang baru ia sadari bahwa hari memang sudah mulai malam. Ia beranjak pulang.
- - -
Gadis kecil bernama Alin mengabari pamannya kalau di rumahnya ada anak gadis pemilik rumah. Ia segera menelpon paman yang disayanginya.
"Om cepat kesini, ada cewek cantik!"
"Siapa Lin, ah yang bener cantik?"
"Iya kalau gak percaya lihat saja sendiri!" Alin segera menutup telponnya.
Sesampainya di rumah ia melihat ada tamu hingga Mira memilih untuk jalan lewat dapur saja... Eh ia kalah cepat, si tamu keburu melihat. Mira yang merasa kikuk mencoba bersikap sewajarnya... Mengangguk hormat dan bergegas ke belakang. Dalam benak Mira, 'itu cowok kok manis juga dengan baju kerjanya yang putih. Siapa dia?'
Eh Mira asik dengan pikirannya. Eh tamu yang di depan tadi sudah di depan meja makan, dan tersenyum.
"Mari makan mbak," kata si cowok manis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Hatimu
General FictionKegundahan hati Mira karena kehilangan kekasihnya mengantarkannya menemukan cinta sejatinya dan mengisi hatinya kembali. Perjumpaannya dengan cinta sejatinya adalah tidak disangka-sangkanya hanya karena kenakalan Alin, anak gadis kecil si pengh...