Waktu membaca semua kiriman WA dari Hendra, Mira gak langsung membalasnya. Hatinya masih menyimpan getaran keindahannya. Ia tidak mau kalau getaran itu hilang, yang sudah lama ia buang karena kejengkelan dan menganggap semua bohong dan tidak ada.
Karena asik dalam lamunannya, Mira tidak melihat ibunya sudah di depannya membawa sepiring nasi goreng lengkap dengan sayurnya. Mira senang sekali karena pas lapar,"makasih ya bu." Ibu hanya mengangguk.
"Habis itu mandi ya gek, ibu juga mau tutup warungnya."
"Iya bu," Mira menjawab saat nasi penuh di mulutnya. Akibatnya nasinya berhamburan... Dipungutnya nasi-nasi itu lalu dibersihkan. Ibu hanya tertawa melihat Mira anak gadisnya, yang beranjak dewasa dan masih belum menikah. Ada perasaan sedih dalam dirinya, tetapi itu semua hanya Tuhan yang menentukan.
Pernah suatu ketika ia dan ayahnya menjodohkannya, malah kabur ke rumah bibinya. Akhirnya ia dan ayahnya menyerah dan menyerahkan kembali pada Mira seorang. Bukan ia memuji putrinya memang Mira gadis yang cantik dibandingkan dengan putrinya yang lain. Wajahnya mewariskan wajah Biang ayu, nenek Mira.
Banyak teman kolega ayahnya memintanya untuk menjadikan Mira menantu, tapi Mira merasa belum cocok dengan mereka. "Mereka sombong bu, mereka hanya bangga pada kekayaan ayahnya, jabatan ayahnya," itu yang pernah Mira lontarkan padanya setelah dengan berat hati ia mau berkenalan dengan beberapa calon dari ayahnya. Sang ibu sangat tahu watak dari putrinya yang keras dan agak idealis. Yah ia sebagai seorang ibu hanya mendoakan agar anaknya mendapatkan yang terbaik...
Hari sudah larut tapi Hendra belum bisa mengantuk matanya bahkan terjaga. Dalam pikirannya hanya ada Mira dan Mira. Kenapa WA darinya belum juga dibalas Mira? Hatinya kian gundah tetapi ia mau bersabar agar Mira mengerti kemauannya.
Hendra mau Mira menjawab semua isi hatinya yang ia tuang dalam tulisan. Ia mengambil HP nya kembali dan mengirimkan gambar sekumpulan mawar yang indah warnanya. Dan di bawahnya tertulis 'ini untukmu Mira'. Hendra berharap gambar sekumpulan mawar ini mewakili hatinya yang merindukannya malam ini dan segera memberi komen, yang bisa menjawab kegundahannya.
Menerima kiriman gambar mawar seperti itu membuat Mira senang, seakan berada di alam yang indah berhiaskan pelangi dan bunga-bunga impiannya. Dan jemarinya pun bergerak di keyboard HPnya.
"Mas Hendra aku sudah membaca semua tulisanmu, aku senang sekali. Aku perlu bercerita bahwa lukaku yang kemarin terlalu dalam hingga aku mati rasa dalam mengerti arti cinta yang setulusnya. Aku memerlukan waktu untuk semua ini." begitu yang Mira tulis untuk menjawab semua kegelisahan ini.
Tak lama Hendra pun membalas,"Mira maafkan aku yang tidak mengetahui semua prahara hatimu, tapi aku mau Mira menyusun kembali kisah cinta bak pelangi kepadaku, karena kita tak selamanya bisa melakukan apa yang kita mau, kita harus berubah dengan kekuatan kita yang terbatas. Aku menerimamu apa adanya, aku terlanjur jatuh cinta pada pandangan pertama."
Mira merasa Hendra mendesaknya. Tapi ia berpikir kembali, ada baiknya ia move on. Karena disana sang mantan kekasih telah berbahagia kenapa ia tidak mencari kebahagiaannya juga? Mungkin Hendra bisa memberinya kebahagiaan itu yang seperti pelangi keindahannya... .
Jemarinya kembali menyentuh keyboard HPnya lalu tulisnya, "Mas Hendra Mira mau mencoba mengenal Mas Hendra lebih jauh lagi tolong maafkan Mira yang banyak meminta kepadamu kalau masih ingin waktu untuk mengenalmu."
Disana Hendra senang bukan kepalang karena Mira sudah mengirim sinyal penerimaan dirinya. Untuk itu ia pun membalas, "Mira aku menerima permintaanmu. Aku sudah tidak mencari pacar lagi tetapi pendamping hidupku."
"Masa?"
"Benar Mira aku bersungguh-sungguh."
"Ah gak percaya aku!"
"Mau bukti?"
"Terserah! Aku sudah gak percaya lagi dengan cinta."
"Memangnya ada masalah apa sampai Mira seperti ini?"
"Entahlah aku masih kecewa, gtu aja."
"Mir kasih aku kesempatan untuk mengisi hari-harimu dengan pelangi yang indah seperti harapanku...pelangi di hatimu."
Sebenarnya Mira senang akan semua manis kata-kata Hendra tetapi kok susah sekali percaya pada seorang lelaki? Tapi semoga saja Hendra bisa mengerti bagaimana posisi Mira saat ini, yang dulu pernah tersakiti.
"Udah dulu ya mas, Mira masih suntuk nih." Mira mengakhiri WA dengan Hendra karena hatinya seperti kembali diingatkan akan kejadian yang lalu-lalu...
Disana Hendra menarik napas panjang banget, dalam pikiran dan perasaannya serasa semrawut banget. Kelihatannya Mira itu senang dengan dirinya tapi kenapa dia diam saja? Terus kenapa Mira seperti jual mahal? Hendra berpikir untuk datang mengunjungi Mira di Lombok!
Hendra datang ke rumah kakaknya mas Sastro. Sebelum dia ke sana ia pergi ke minimarket untuk membelikan Alin sama adiknya oleh-oleh. Dan benar saja sampai disana, belum saja Hendra mengganjal motornya ponakannya sudah berteriak menghampirinya. "Om Hendra datang!" Weli menghampiri Hendra minta digendong om nya.
Demi melihat Weli anak umur 5 tahun yang lucu Hendra dengan ikhlas mengendong Weli yang tidak bisa dibilang kecil bobotnya.
"Mana papa sama mama?" Weli hanya menunjuk ke bale-bale. Dan benar saja kakaknya duduk disana."Eh Hen, tumben kemari lagi mbak gak pernah lihat kesini sejak Mira pulang." Hendra cuma tertawa, sambil menurunkan Weli yang langung ngeloyor pergi membawa oleh-oleh dari Hendra.
"Ada apa Hen, sudah makan kamu?"
"Sudah mas tadi mbak Sinta buat rawon."
"Lho kok aku gak dibawakan?" Sahut mbak Ayu.
"Aku sudah habiskan, wong aku gak rencana kemari."
"Iya sudah kalau gitu..." Kata mbak Ayu sedikit kecewa.
"Nih mas mau tanya ada apa kesini Hen?"
"Begini mas, Hendra mohon restu sama mas dan mbak mau ke Lombok?"
"Ke Lombok ngapain Hendra?"
"Ini maaf mas dan mbak aku tuh ada hati sama Mira."
Sastro dan Ayu saling berpandangan dengan muka cemas. Hendra jadi ikut cemas melihat kedua kakaknya.
"Hendra kamu jangan sembarangan dengan keluarga itu. Kami sudah banyak dibantu oleh ayahnya, jangan kamu rusak hubungan baik ini."
"Hendra sudah mengerti mas, maaf mudahan Hendra bisa mengatasinya mas."
"Omong-omong gimana dengan Mira sendiri?" Kali ini mbak Ayu ikut bicara.
"Sepertinya si Mira juga sama dengan Hendra mas."
"Hen, aku dulu juga pernah muda kayak kamu. Untuk apa cari calon istri atau pacar jauh-jauh, disini juga ada banyak yang suka sama kamu."
"Tapi mas aku cinta nya sama Mira, gimana mas?" Sastro sedih membayangkan bagaimana kalau adiknya ditolak.
"Jadi mas ijinkan apa tidak?" Tanya Hendra sedikit cemas.
"Kalau aku gak kasih kamu ke Lombok, kamu sudah dewasa kalau mas kasih nanti kamu malah nekat malah tambah rusak semuanya. Iya mas ijinkan asal hati-hati kamu ya?"
"Iya mas terimakasih, doakan pejuang cinta ini ya." Sastro mengangguk sambil menahan senyum.
"Hidup pejuang cinta!" Tiba-tiba mbak Ayu ngomong.
Mereka bertiga jadi tertawa bersama sampai Alin datang ikut nimbrung. Tapi dia terlambat jadi bingung kenapa mereka bertiga tertawa.
Di kamar Mira juga gelisah, bagaimana Hendra bisa memberi pelangi untuk hatiku yang serasa mati sama mahluk yang bernama cowok. Entahlah.
TBC
Minta votenya satuu aja deh...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Hatimu
General FictionKegundahan hati Mira karena kehilangan kekasihnya mengantarkannya menemukan cinta sejatinya dan mengisi hatinya kembali. Perjumpaannya dengan cinta sejatinya adalah tidak disangka-sangkanya hanya karena kenakalan Alin, anak gadis kecil si pengh...