4. Kedatangan Sang Paman

76 6 0
                                    

Semua barang bawaannya sudah siap dan rapi, lalu Mira membuat status di HP untuk kawan-kawannya di Lombok. "Kuch kuch hota hai" begitu yang ia tulis.

"Tiiing," ada WA masuk. Baru sebentar saja sudah masuk WA dari kawan-kawannya.

Banyak yang bertanya, "kapan dia pulang?"

"Apa sudah ketemu gebetan baru, bule gitu."

Dan masih banyak lagi, terutama minta dibawakan oleh-oleh. Sebagian sudah ia kirim pakai titipan kilat dengan alamat rumahnya... .

Mira sendiri bingung, bagaimana dia bisa dapat gebetan dalam 3 hari? Apa yang terpikir oleh kawan-kawannya? Kembali Mira tersadar, apa pun mungkin saja terjadi.

Ya 'segalanya tidak ada yang tidak mungkin' itu terlintas dalam pikirannya. 'Kalau Tuhan sudah menghendaki ya terjadi'. Sebenarnya dalam hati Mira belum mau punya pacar, karena terlalu sakit hatinya, seperti belum ada penawar yang bisa menghilangkan virus cinta dalam dirinya.

Kembali Mira teringat sang paman yang mengatakan bahwa jodohnya akan segera datang dalam 2 atau tiga bulan. Saat Mira bercerita tentang mimpinya kepada pamannya. Waktu itu, Mira sakit maag, dia malas minum obat. Kebetulan pamannya datang karena mau ngobrol sama ayah Mira, kakaknya. Paman Mira orangnya suka bercanda, gak pernah serius. Tapi ada saja kata-katanya yang membuat Mira berpikir... .

Setelah mengobrol dengan ayahnya selesai sang paman melihat Mira sedang memegang perut. Pamannya pun berkata, "pasti maag nya kambuh. Sini paman pijat sedikit."

Sang paman mengambil posisi duduk di bale-bale, dan menyuruh Mira ikut duduk disana bersamanya.

Paman Mira suka memijat refleksi, dia belajar secara otodidak. Tapi sering mujarab juga pijatannya untuk orang seperti Mira yang malas minum obat!

Sambil dipijat Mira mengobrol dengan sang paman, "Paman tadi malam, Mira mimpi."

"Mimpi apa."

"Digigit kodok, sampai sakit kaki Mira paman."

Pamannya hanya tertawa, waktu itu. Tapi tangan beliau sambil memijit bagian alis Mira.

"Katanya kalau mimpi begitu akan menikah."

Mira hanya tersenyum, "bagaimana bisa Mira dapat jodoh, sedangkan pacar saja gak punya, kok mau dapat jodoh."

Pamannya hanya tertawa sambil menarik hidung Mira... Setelah memijat, Mira melihat paman memegang kepalanya dengan mata yang dipejamkan. Tiba-tiba ia mengetuk kepalanya sampai Mira berkata, "aduh, paman kenapa kepala Mira diketuk sakit tahu!"

Lalu kata paman Mira, "eh kamu mau punya jodoh kira-kira 2 atau 3 bulan ini akan datang."

"Lho kok bisa bilang begitu, beneran ini paman?" Kata Mira waktu itu seakan tidak percaya dengan kemampuan pamannya.

"Gak tahu paman lihatnya begitu. Dah ya, paman pulang dulu adikmu mau les."

"Iya terimakasih paman hati-hati."

"Mira rajin-rajin sembahyang, ya ingat itu!"

Mira hanya mengangguk mendengar nasehat pamannya yang punya bakat untuk melihat dunia lain. Tetapi kemampuannya tidak boleh diceritakan karena itu hanya untuk keluarga besar Mira. Mira semakin asik dengan lamunannya hingga tidak menyadari kalau Alin sedari tadi melihatnya... Dari balik korden kamar.

"Dar der dor... Alin masuk ke kamar. Mau ambil HP mbak."

"Alin mbak kaget tahu!"

"Maaf...? He he he siapa suruh mbak melamun."

Pelangi Di HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang