Pesta pernikahan mereka sudah selesai. Ayah, ibu dan kakak-kakak Mira serta Ayudiah pulang ke hotel bersama pengantin.
Pada kamar masing-masing yang disewa oleh ayah Mira. Mereka menginap pada hotel yang sama disewa oleh Mira dan Hendra.
Saat di kamar ayah dan ibu setelah selesai membersihkan diri dan naik ke peraduan masih menyempatkan diri untuk ngobrol.
"Yah ibu seneng banget tadi Mira itu cantik banget," kata ibu sambil mengingat kembali kemeriahan acara pesta pernikahan itu.
"Iya dong siapa dulu ajiknya," Ibu menengok manja pada ayah, tapi ayah malah membusungkan dada sombong.
"Ya kalau ibunya nggak cantik ya gak bisa juga cantik!" ibu berkata seraya senyum puas.
"Iya sudah ibu yang cantik, istri ayah. Ayah mau tidur dulu besok ayah mau lihat sawah yang diurus paman Arya." Ayah mencium pipi ibu dan mulai menarik selimut.
Ibu juga mulai menguap hebat tanda sudah mengantuk hebat pula. Ibu menyusul ayah menarik selimut untuk tidur dalam mimpi yang indah.
Sementara di kamar pengantin Hendra dan Mira masih asik mengobrol sambil membersihkan diri.
Hendra mengobrol biasa begitu juga Mira. Mereka saling pandang dan tersenyum, sungguh siapa yang tahu kalau Hendra akan tidur sekamar dengan orang yang bernama Mira, gadis yang membuatnya jatuh hati di awal perjumpaannya.
Mira juga merasakan yang sama, dia sungguh tak menyangka kalau suaminya adalah Hendra. Orang yang jarang bicara namun hanya matanya banyak bercerita. Tatapannya itu membuatnya terkesan kalau dia sabar.
Tanpa disadari kalau keduanya sudah berpelukan saling menumpahkan rindu yang tertahan karena begitu jauh nya mereka tinggal ya berbeda pulau.
Sempat terbesit di hati Mira 'kalau saja aku tahu jodohku ada di Bali untuk apa aku pacaran lama-lama dengan seseorang ya?'
Hendra memeluk Mira dengan penuh kasih. Dia berbisik, "Mira kamu ingin kita berbulan madu kemana? "
"Terserah mas, Mira setuju saja."
"Bagaimana kalau kita ke Lombok saja?"
"Iya aku setuju mas. Tapi tunggu beberapa hari kita di Bali yah baru kita ke Lombok?" Mira bergelayut manja di pundak Hendra. Hendra mengangguk sambil mencium wajah Mira yang cantik seolah tidak ada tempat di wajah Mira yang tidak terkena ciumannya.
Mira merasa kegelian dan Hendra pun tersenyum penuh rasa cinta.
"Mas apa kamu mencintaiku?" Hendra cuma senyum saja menghadapi pertanyaan Mira.
"Sayang sampai kita menikah, apa dirimu belum yakin aku begitu memujamu?" Hendra memeluk Mira dan menenangkan hati Mira agar tangis Mira tidak tumpah lagi. Dia sedih melihat Mira menangis, sungguh menghilangkan wajah cantiknya.
Perlahan dia membaringkan Mira ke ranjang pengantin mereka dan disana mereka mengadakan ritual seperti para pengantin pada umumnya di malam pertama penikahan mereka.
- - -
Keesokan harinya Mira merasakan hari yang berbeda, disisinya tidur seorang Hendra yang tampan. Dia kini menjadi suaminya, pendamping hidupnya sampai mereka menua dan ke surga.
Perasaan bahagia menerpa dirinya saat melihat Hendra tertidur dalam buaian kasih sayang yang telah ia berikan hari ini dan selamanya.
Mira tak membangunkan Hendra dan membiarkan ia tertidur dalam mimpi indahnya. Mimpi mereka berdua.
Selesai mandi Mira menelpon hotel untuk memesan sarapan. Ia mau hari ini mereka di kamar seharian, sampai sore menjelang.
Ia masih ingin bersama Hendra bermanja-manja dan bercerita tentang masa depan kehidupan pernikahan mereka nantinya dan seterusnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Hatimu
General FictionKegundahan hati Mira karena kehilangan kekasihnya mengantarkannya menemukan cinta sejatinya dan mengisi hatinya kembali. Perjumpaannya dengan cinta sejatinya adalah tidak disangka-sangkanya hanya karena kenakalan Alin, anak gadis kecil si pengh...