13. Hujan Berlalu Pelangi Datang

32 5 0
                                    

Mira belum bisa tidur, ia mengambil HP nya dan melihat ada pesan dari Hendra disana. Astaga seharian ia tak ingat Hendra, sekarang dia pasti sudah sampai di Bali. Mira belum mau membalas WA dari Hendra karena takut ia mungkin kecapekan selama di perjalanan. Tiba-tiba ada yang mengetuk kamarnya, seperti suaranya Ayudiah. Kok tumben dia datang hari ini masih hari senin?

Mira membuka pintu dan membiarkan Ayu masuk, sedangkan Mira keluar. Dia mau tahu siapa yang membukakan pintu Ayu tadi. Ternyata ibu yang bukain Ayu pintu.

"Dia kenapa sih bu?"

"Ibu juga gak tahu, nanti ibu coba WA ibunya ya gek?"

"Nanti ibu WA Mira ya?" Ibu hanya mengangguk dan masuk ke dalam kamar. Mira juga kembali ke kamarnya dan mendapati Ayudiah menangis.

"Eh cengeng kenapa nangis?" Dibilang cengeng Ayudiah malah nangis keras. Mira jadi malas, malah tarik selimut dan tidur.

Pagi-pagi ibu sudah bangun dan sudah buat nasi goreng kesukaan Mira. Gak tahu kenapa nasi goreng buatan ibu pasti enak padahal Mira sudah belajar membuatnya, tapi tetap saja kurang enak.

"Ibu sudah dapat telpon ibunya Ayudiah? Apa kata ibunya Ayu?" Mira menunggu jawaban ibu dengan mengambil sendok lalu mencicipi nasi goreng.

"Hanya masalah anak ABG, biasa dia lagi kasmaran saja. Ibunya kurang setuju karena ibunya takut mengganggu pelajaran sekolah saja.Apalagi setelah ibunya menemukan surat dari cowok di dalam tasnya Ayu..." Mira tertawa lucu.

"Eh tertawa, ayo bangunin adiknya!" Mira beranjak ke kamar untuk membangunkan adiknya.

Tahu-tahunya Ayudiah sudah bangun dan lagi duduk di pinggir tempat tidur. Mira melihat mata adik sepupunya itu agak bengkak karena terlalu banyak menangis. Tapi Mira gak peduli.

"Eh disuruh ibu sarapan tuh, ayo cepat cuci muka nya terus sarapan baru mandi kan mau sekolah juga?"

Setelah menyampaikan pesan ibunya,Mira berlalu tapi gak bisa keburu tangannya ditarik Ayu. Terpaksa deh Mira duduk lagi, di dekat Ayu. Dia sudah tidak menangis lagi, bahkan lebih tenang. Sudah capek kali ya?

"Mbak kemarin aku tuh dituduh ibu senang dengan seorang cowok yang namanya Davy. Ibu menemukan surat yang ditujukan untuk dia, tapi itu bukan surat dari aku itu dari Weny. Weny menitipkan ke aku karena Davy temanku sekelas. Lagi tumben-tumbennya ibu memeriksa isi tasku tanpa sepengetahuan aku? Ibu gak percaya itu surat titipan Weny." Mira menarik napas, melihat Ayu kembali berlinang air mata. Menurut Mira hati Ayu kesal karena gak dipercaya semua kejujurannya.

"Ya sudah nanti mbak yang bicara sama ibumu ya? Sekarang kamu sarapan dulu dah terus sekolah, bentar mbak yang antar." saat Ayu meninggalkan kamar Mira mengirim WA kepada ibunya Ayu menceritakan kekesalan ayu semalam sampai dia menginap di rumah Mira. Tampaknya ibu Ayudiah menyadari kesalahannya dan akan datang ke rumah Mira.

Belum lama ada suara motor berhenti di depan rumah, ternyata ibu Ayudiah sudah datang. Biasa Mira memanggilnya bibi Asti. Rumah Ayu dan Mira juga tidak terlalu jauh mungkin naik motor lima menit sampai dah. Mira cepat membukakan pintu.

"Selamat pagi bi Asti, ayo masuk ibu ada di dapur." Mira menunjuk dapur yang disamping rumah.

"Tadi malam Ayu nangis gak Mir?"

"Ya iya lah banjir tuh." Mira menunjuk ember cuci piring yang masih penuh ada air bersihnya.

"Aah kamu ada-ada aja." Bik Asti tertawa kegelian mendengar candaan Mira. Ibu Mira sampai keluar mendengar tawa keduanya.
Asti tak menyadari kalau ibunya Mira dibelakangnya.

"Nah asik ketawa pagi-pagi nih?" Karena ibu sudah menemani bik Asti, maka Mira minta ijin mau ke dalam mau nonton TV. Ia menyalami bik Asti.

"Eh mbak gak ada, si Mira itu ngajak bercanda. Tadi malam maaf ngerepotin, si Ayu ngambek. Itulah mbak saya kawatir saja sama anak-anak." Ibunya Ayu menggeleng-geleng membayangkan kelakuan anaknya. Ibu Mira hanya menenangkannya dengan mengusap punggungnya.

Pelangi Di HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang