Tepat pukul 12.00, Hendra sudah siap menuju kantor nya Mira. Sepanjang jalan dia mendengar lagu milik Al Ghazali yang judulnya 'kurayu bidadari' dari radio di mobil.
'Iya memang benar aku lagi merayu bidadari', pikir Hendra sepanjang jalan. Hendra senyum-senyum setiap kata yang ada dalam lagu itu mengena di hatinya.
Sampai di depan kantor, Hendra sudah melihat Mira bersama kawan-kawannya. Hendra keluar dengan grogi sedikit, karena banyak kawan-kawan Mira!
Mira senyum sambil memerah wajahnya, kenapa?
"Hallo...?" Hendra mencairkan suasana yang agak kaku. Hendra melihat Mira seperti dalam underpresure saja. Matanya menatap terus ke Hendra seolah berkata 'cepat mas'.
Hendra mencoba lagi mencairkan suasana dengan pura-pura mencari Mira padahal Mira sudah di depannya.
"Boleh ketemu sebentar dengan mbak Mira?" aneh kawan-kawan Mira hanya menatapnya tanpa berkata sedikit pun.
Mira akhirnya membuka suara juga, "hai kawan-kawan ayo dong kita ke kantin kok malah bengong! Gak pernah lihat cowok ganteng ya?" Hendra sampai mau mual dengar Mira membanggakan dirinya.
Mendengar kata-kata Mira kawan-kawannya jadi sadar dan serempak bilang, "uuuuuuuu... ." Akhirnya mereka tertawa bersama termasuk Hendra dan Mira saling pandang dan tersenyum. Masuk ke kantin Hendra jadi pusat perhatian, kan laki sendiri diantara para wanita!
Di kantin Mira gak bisa duduk berdekatan, mereka diatur duduknya sama mbak Vania. Jadi Hendra dan Mira duduknya berhadapan sedangkan mbak Vania duduk di sebelah kanan Hendra dan di sebelah kiri si Aniya. Nah sisanya ada empat orang, duduk sama Mira. Ada-ada aja si mbak Vania ini.
Mira melihat Hendra tenang saja seakan di sampingnya gak ada cewek-cewek rempong itu. Ia masih sempat senyum dengan Mira.
"Mas Hendra suka ya sama Mira?" Vania mencoba mengorek-ngorek Hendra.
Hendra hanya mengangguk sambil mengunyah makanannya. Sedangkan Mira hanya diam saja, sebel sama tingkah mbak Vania.
"Eh mas Hendra cepet ambil Mira jadi istri, soalnya Mira banyak yang naksir."
"Iya benar mas, tuh lihat di bangku di pojok itu searah jam tiga," kawan-kawan Mira ikut ngomong. Hendra mencoba melihat arah yang ditunjukkan kawan-kawan Mira.
Merasa dilihat sama Hendra sebagai saingan mereka mulai dah para cowok itu pasang aksinya. Diantara cowok itu ada yang menunjuk matanya dengan dua jari terus mengarahkan nya ke mata Hendra.
Alangkah terkejutnya Hendra karena disana banyak cowok-cowok keren dan sangar. Tapi dia hanya tersenyum.
"Memang kenapa dengan mereka, biasa para cowok." Hendra menyembunyikan keterkejutannya.
"Begini ya mas Hendra, mereka itu naksir berat sama Mira. Sedangkan terus terang kami lah yang sebenarnya naksir mereka." Vania berusaha menjelaskan pada Hendra.
"Terus apa hubungan saya dengan mereka," Hendra berusaha mendapatkan penjelasan dari Vania.
"Begini mas Hendra, kalau senang sama Mira nikahin saja dia, biar kami bisa mengejar para cowok itu."
Hendra jadi tertawa terbahak-bahak sampai Mira jadi kaget. Sama sekali ia tak mendengar apa sebenarnya yang dibicarakan Vania dan Hendra.Mereka bisik-bisik sih. Apalagi para pengunjung kantin sampai melihat ke meja kami. Ya termasuk dari meja cowok-cowok itu!
"Eh mbak ya kejar saja mereka kok nunggu Mira menikah!"
"Eh mas, itulah mereka selalu ngejar-ngejar Mira. Untung saja Mira gak gubris mereka, kalau Mira peduli wah kita gak ada pesona deh, kalah dengan Mira."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Hatimu
General FictionKegundahan hati Mira karena kehilangan kekasihnya mengantarkannya menemukan cinta sejatinya dan mengisi hatinya kembali. Perjumpaannya dengan cinta sejatinya adalah tidak disangka-sangkanya hanya karena kenakalan Alin, anak gadis kecil si pengh...