11. Akulah Pelangimu Sayang

34 6 0
                                    

Moment seperti itu yang tidak dibuang oleh Ayudiah untuk membuat video mereka. Bak adegan sepasang kekasih yang berkejaran di taman bunga.

Ayudiah akan membuat nya menjadi gambar slowmotion, dan memasukan ke satu flashdisk. Sedang asik merancang-rancang eh dia dipanggil Mira untuk segera pulang.

"Ayu... Dimana kamu? Ayudiah cepat keluar dari persembunyianmu!" Lama Ayudiah belum keluar, yang sebenarnya dia sudah tahu kalau kakaknya kesal.

"Mir, kita pulang berdua yuk. Ayudiah senang tinggal disini." Hendra bercanda sambil mengedipkan mata pada Mira. Mira menyetujui. Dari arah mana tiba-tiba Ayudiah muncul mengagetkan mereka.

"Iiih kalian jahat deh mau tinggalkan aku disini."

"Eh kamu darimana kok mengagetkan sekali. Ayo pulang nanti ayah mbak marah."

"Mbak aku langsung pulang ke rumah Ayudiah aja ya?"

"Kenapa?" Mira melihat jam tangannya lagi, baru pukul 15.00.

"Ayudiah kan besok masuk sekolah, biar rapi-rapi dulu."

"Eh sebelum pulang kita mampir dulu ke warung bakso Bu Dibyo ya?"

"Ngapain kesana?"

"Makan bakso lah, emang ngapain?" Hendra jadi senyum mendengar obrolan Mira dan adiknya.

"Mbak aku dibelikan jus sama es ya?"

"Iya, beres lah. Apa sih yang tidak buatmu?"

"Mas ayo kita pulang, nanti Mira tunjukin jalannya ke dagang bakso itu." Hendra mengangguk sambil menyetir dia menyetel radio eh ada lagu 'kurayu bidadari'. Membuat suasana di dalam mobil jadi syahdu mau bobo aja rasanya. Apalagi penyanyinya itu lho ganteng sangat.

"Mas belok kiri ya terus lurus sampai kita di dagang bakso itu." Tiba-tiba Mira memberi petunjuk. Hendra mengikuti arahan Mira gak sengaja ia lihat spion depan kalau Ayudiah sudah tidur. Segera ia beritahu, Mira pun membangunkan Ayudiah.

"Yu bangun itu dagang baksonya sudah dekat."

"Mbak bungkusin aja aku ya, ayu tunggu di mobil, ngantuk!"

"Mas, buka kaca depan satu aja biar Ayudiah bisa tidur. Ayu bawahin kepalanya ntar dilihat orang kamu tidur sambil menganga." Ayudiah menurut.

"Mas ayo sini masuk, cari kursi. Nanti Mira nyusul, mau pesan dulu biar cepat."

Dengan sedikit tidak tenang Mira makan sampai Hendra bilang, "Mir awas kesedak lho makan yang tenang."

"Dah bagus parkir nya Mas?" Hendra hanya mengangguk. Karena sedikit gelisah Mira tidak waspada ada pencuri di dekatnya, pencurinya ganteng. Pentol bakso Mira yang paling besar hilang? Sedangkan pencurinya tenang saja, yang sebenarnya hanya dipindahkan ke mangkoknya saja.

Mira sedikit bingung, tetapi kenapa di mangkok Hendra ada pentolnya dua. Karena gak bisa menahan tawa akhirnya ketahuan lah si pencuri pentol bakso yang sebenarnya.

"Mas Hendra awas ya, kalau saja ini gak di tempat ramai sudah aku cubit kamu!" Wajah Mira sampai memerah menahan geli sendiri akan tingkah Hendra.

Demikian juga Hendra sampai pentol baksonya keluar dari mulutnya dan menggelinding diantara kaki orang,karena menahan tertawa teringat Mira bingung kehilangan pentol bakso.

Orang yang kakinya kena pentol sampai menengok tapi Hendra memasang wajah 'bukan dia' yang melakukan. Tapi senyum-senyum. Hendra gak tahu kalau orang yang kena pentol bakso kakinya itu melihat Hendra pun membatin 'untung kamu ganteng'.

Hendra pun berkata pada Mira,"makanya kalau makan jangan kemana-mana pikirannya." Hendra masih saja tertawa.

Wajah Mira memerah sedikit dongkol geli dan malu...

Pelangi Di HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang