Mira memanggil tante Ayu dan Alin juga adiknya untuk makan bersama, jajanan yang dibelinya tadi di pasar.
"Lho mbak Mir kok banyak banget belanja jajanan. Kamu itu memang suka jajanan tradisionil?"
"Iya tante saya suka...sekali. Ayo tante makan yuk."
Tiba-tiba om Sastro datang dan melihat jajanan di meja.
"Wah ada pesta besar ya?"
"Ayo om makan yuk tadi aku beli jajanan di pasar."
"Boleh juga, om senang juga makan jajan Mir, om habiskan ya?"
"Jangan di dengar Mir." sambil senyum-senyum tante Ayu lihat suaminya.
"Iya ayo om, ini kan banyak. Lagian besok Mira mau pulang om."
Ayu dan Sastro terdiam, terutama Sastro terkejut lalu katanya, "kok cepat banget Mir, gak lamaan dikit. Om sama tante belum sempat ngajak kemana-mana, seperti ke tempat wisata gitu. Ayahmu bilang kamu mau seminggu disini."
"Ibu di rumah suruh cepat pulang, karena dia gak ada yang bantu jualan."
"Oh gitu, kamu mau naik apa pulangnya?"
"Naik pesawat aja om, yang jam sore."
"O gitu, nanti ke bandara mau naik apa, disini gak ada taksi."
"Ya naik angkutan kota aja alias bis, turun di Ubung."
"Kasian, om gak punya kendaraan sih, gak bisa antar Mira." Om Sastro mengusap usap kepalanya.
"Gak apa om, waktu kesini juga naik bis dari Ubung."
"Nanti dari Ubung baru bisa naik taksi ke bandara, jangan khawatir ya om dan tante."
"Salam sama ayahmu, om gak bisa kasih oleh-oleh ya. Terus maafkan tante Ayu cuma kasih Mira makan seadanya."
"Gak apa-apa om, don't worry." Tiba-tiba si Alin datang memakai baju daster bergambar Elsa frozen.
"Mah lihat nih, Alin dibelikan baju sama mbak Mira. Adik Weli juga dibelikan kaos bola 'Ronaldo'."
"Astaga cantiknya anak gadis mama... makasih ya Mir."
"Iya tante, Alin bener cantik."
"Mbak Mira kok cepat sih pulangnya?"
Mira hanya tersenyum, "besok kalau ada kesempatan mbak Mira datang lagi. Eh iya mbak masuk kamar dulu ya sambil siap-siap takut ada yang kelupaan."
"Iya mbak Mira, sekali lagi makasih ya."
"Sama-sama tante..." Mira pun masuk ke kamar. Tapi Mira keluar lagi dan memanggil Alin dan Weli. Ia membawa dua lembar uang 100 ribuan, "ini untuk mbak Alin sama adik Weli ya."
Melihat uang merah-merah itu Alin senangnya, ia menempelkan uang itu di atas keningnya. Lalu kata Alin kemudian, "terimakasih mbak Mira..."
"Sama-sama sayang," Mira memeluk Alin dan Weli lama sekali.
"Sudah ya mbak mau rapi-rapi koper terus bobo."
Tante Ayu dan om Sastro saling berpandangan, mereka sedih karena Mira akan balik.
Tadi waktu papa dan mamanya lagi ngobrol di meja makan bersama Mira, Alin cepat-cepat SMS Hendra, mengabarkan kalau Mira akan segera pulang besok.
Mendapat SMS Alin membuat ia kurang fokus mengerjakan laporan harian di kantor. Hampir saja ia salah memasukkan data.
Untung Ardi di sebelahnya mengingatkan, "lho mas hasil penjualannya kurang 0 nya lagi 1 itu."
"Ar bisa kamu kerjakan dulu, kepalaku pusing, nanti aku periksa ulang." Itu alasan Hendra saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pelangi Di Hatimu
Narrativa generaleKegundahan hati Mira karena kehilangan kekasihnya mengantarkannya menemukan cinta sejatinya dan mengisi hatinya kembali. Perjumpaannya dengan cinta sejatinya adalah tidak disangka-sangkanya hanya karena kenakalan Alin, anak gadis kecil si pengh...