6. Pelangi Oh Pelangi

53 5 0
                                    

Berjalan menuju kantin ternyata hujan gerimis, sedang hari sedemikian teriknya. Kok ada hujan?

Apakah ini pertanda bidadari akan turun mandi, hingga tangga pelangi diturunkan? Mira asyik dengan khayalannya... Sambil jalan menghadap jendela eh hampir saja ia menabrak OB yang lagi mengantar makanan ke ruangan bos. Bayangkan kalau kuah soto itu mengenai baju kerjanya kan berabe. Mana panas mana kuahnya warnanya kekuningan bau lagi bau bumbu, aduh gak kebayang Mira pakai pakaian seperti itu, pasti harus pulang dah ganti baju...

Tiba-tiba HP Mira berbunyi ternyata Hendra menelpon, tidak segera Mira mengangkatnya. Hatinya gak enak, karena kemarin keceplosan panggil Hendra dengan mas padahal kakaknya Mira panggil om. Lama Mira memutuskan sampai Aniya menyenggolnya mengingatkan kalau HP Mira berdering dan akhirnya ia menjawab telpon Hendra...,

"Ya hallo mas?"

"Lagi apa nih?"

"Lagi istirahat, nih lagi makan siang di kantin kantor. Kenapa mas?"

"O begitu ya, selamat makan saja dulu. Kira-kira 10 menit lagi selesai gak makan siangnya Mir?"

"Mungkin?"

"Ya 10 menit lagi aku telpon, mulai dari sekarang."

"Ya mas," Mira langsung menutup telponnya. Aduh kok kayak stop watch aja pakai waktu, Mira merasa beban di hatinya.

"Mir ayo makan ntar habis waktu makannya," Aniya mengingatkan.
Dengan malas Mira makan, waktu tadi laparnya minta ampun, sekarang kok gak selera.

"Siapa sih yang telpon tadi kok setelah di telpon kamu malah gak mau makan. Apa tukang tagih ya, utangmu banyak ya Mir?" Aniya berkata sambil mengunyah mi bakso jadi kedengaran aneh membuat Mira mau tertawa.

"Lho kok malah tertawa?" kembali Aniya bertanya dengan mulut penuh mie, mengingatkan Mira pada si gembul anjing hias kesayangannya.Yang seringkali menggonggong sambil makan.

"Kunyah dulu itu mie baru ngomong sayang."

"Maaf... Bawaan orok. Ayo cepat makan!"

"Aku udahan kok." Aniya hanya membelalak lihat porsi mie Mira yang masih cukup banyak hingga menarik perhatiannya.

"Kan mie nya belum habis, buat aku saja ya?" mangkok mie berpindah tangan dari Mira ke Aniya. Belum saja Mira mengangguk mengiyakan. Ah Aniya kamu itu baik hati tapi nafsu makanmu sungguh luar biasa. Mira hanya merasa aneh kok badan Aniya gak gemuk-gemuk, tetap aja kurus. Ya gak bisa dibilang dia langsing malah kurus banget dengan ehm... Maaf dada rata. Sesungguhnya Mira senang ngajak Aniya makan, jadi gak mubazir semua makanan habis dia makan, bersih! Tapi kalau dia gak ada karena sakit lebih baik Mira nitip aja sama OB.

Mira masih memperhatikan Aniya makan, yang seperti tidak menemukan makanan lagi di dunia ini hee... .

Waktu istirahat masih tersisa lagi 10 menit, pas Hendra menelpon lagi. Mira mengangkatnya. Aniya yang melihat hanya mengangkat kepala seolah bertanya 'siapa?'.

"Hallo mas, tadi mau ngomong apa?"

"Aku sudah membuat WA, biar kita bisa cerita pakai WA ya?"

"Iya boleh mas. Cuma mau ngomong itu?"

"Masih ada lagi tapi ntar malam aku WA aja, gimana?"

"Iya boleh juga mas." Mira menutup telpon dari Hendra. Kesal hatinya karena Hendra terus menelponnya. Kenapa sih Hendra terus menelpon?

"Hai Mir, kok melamun lagi. Ayo balik ke kantor," Aniya menggandeng tangan Mira. Dengan penasaran Aniya ingin mengorek Mira, "siapa sih yang suka telpon-telpon kamu akhir-akhir ini?"

Pelangi Di HatimuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang