Tzuyu menyeret koper besar miliknya tanpa peduli pria dibelakangnya terus memanggil namanya. Satu hal yang pasti, dia sedang tidak mau berurusan dengan Jungkook untuk saat ini. Dia hanya perlu untuk menerima kenyataan kalau hal yang sudah terpisah tidak akan pernah bersatu kembali.
"Tzuyu, kau sungguh akan pergi?" tanya Jungkook yang membuat Tzuyu langsung menganggukan kepalanya lemah, "Aku akan mengantarmu."
"Tidak perlu, aku bisa pergi sendiri."
"Kau akan ke rumah eomma, bukan? tapi tidak perlu membawa kopermu."
"Aku tidak akan kembali."
Jungkook menatap Tzuyu dengan tatapan tak percayanya. Dia lalu berusaha meraih tangan Tzuyu meskipun Tzuyu terus menghindar.
"Dalam kontrak pernikahan kita hanya 6 bulan, bukan? aku rasa satu bulan sudah cukup. Aku akan mengurus semuanya."
Jungkook tahu wanita dihadapannya sedang menahan air matanya sekarang. Ingin rasanya dia memeluknya namun dia tahu itu hanya akan membuat Tzuyu membencinya.
Andai aku tidak berpaling.
"Aku pergi."
Barulah kali ini Jungkook menarik Tzuyu ke dalam dekapannya. Dia sungguh tidak bisa melihat wanitanya menangis.
"Aku membencimu, sungguh, kenapa semuanya harus terjadi saat aku mulai belajar menerima kehadiranmu lagi? kenapa Kookoo? kenapa?" Tzuyu kini mulai memukuli dada Jungkook untuk meluapkan semua rasa kesal dan juga rasa kecewa yang memenuhi hatinya.
Bukannya berhenti, tangisan Tzuyu justru semakin menjadi saat Jungkook memeluknya dengan erat. Bahkan sesekali pria itu juga mencium kepalanya dan membuat hatinya kembali luluh. Entah kenapa kekecewaannya justru memudar terutama saat mendengar isakan tertahan dari Jungkook.
"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu berharga. Mungkin saat aku merasakan kehilangan. Tzuyu, jangan buat aku merasakan kehilangan untuk kedua kalinya."
Tzuyu langsung saja berusaha melepaskan pelukan Jungkook. Meski sebenarnya dia juga tidak mau kehilangan Jungkook untuk kedua kalinya, tetap saja dia harus terlihat biasa saja. Dia hanya tidak mau menjadi penyebab anak yang dikandung Yuna tidak dapat pengakuan dari ayahnya.
"Aku pergi, jaga dirimu."
"Aniyo, Tzuyu, aniyo," Jungkook kini menggenggam erat tangan Tzuyu sambil menggelengkan kepalanya berharap Tzuyu mau merubah pikirannya.
"Lalu bagaimana dengan Yuna?"
"Apa kau percaya padanya? dia hanya terlalu terobsesi padaku," lirih Jungkook sambil mengusap air matanya sendiri.
"Aku rasa bukan."
"Kau seharusnya percaya padaku, bukan? bahkan hubunganku dan Yuna sudah benar-benar berakhir pada hari dimana kau menangis karena berita soal Taehyung-ssi. Jadi semuanya benar-benar tidak mungkin. Aku mohon..." Jungkook kini menundukan kepalanya. Dia sungguh menangis. Padahal yang Tzuyu tahu selama ini Jungkook hanya menangis untuk hal-hal tertentu saja.
Tzuyu bingung ketika Jungkook tiba-tiba saja melepaskan genggaman tangannya. Apa dia menyerah? belum sempat Tzuyu memikirkan kemungkinan-kemungkinan apa saja yang Jungkook lakukan, pria Jeon itu langsung berjalan menuju dapur dan membuat Tzuyu semakin bingung.
"Lenyapkan aku saja jika kau memang ingin pergi."
Tzuyu menatap pisau itu tak percaya. Apa Jungkook sungguh-sungguh dengan perkataannya?
"Kau pergi artinya kau juga membawa jiwaku," lirih Jungkook, "Kau tidak bisa melakukannya, 'kan?"
"Kau kekanakan sekali."
KAMU SEDANG MEMBACA
이건 바보라도 알아 (Even A Fools Knows)✅
Fanfiction"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu benar-benar berharga"