"Dia datang kemari beberapa menit sebelum kau tiba. Kalian benar-benar kompak sekali."
Tzuyu hanya mengaduk makanannya, sama sekali tak menanggapi godaan yang dilontarkan ibunya. Meskipun saat ini dia duduk bersama keluarganya, tetap saja pikirannya sedang berkeliaran sekarang. Dia tahu, seharusnya dia memberitahu Jungkook soal ancaman Yuna dan kehamilannya. Tapi hal itu pasti akan membuat Jungkook bertindak gegabah.
"Tzuyu?"
Tzuyu langsung merespon ketika panggilan lembut dari Jungkook itu. Dia lalu menatap Jungkook dan membuat pria itu tersenyum lembut.
"Aigo, haruskah aku bersembunyi untuk tidak melihat ini?" tanya Jukyunh yang kemudian menutup wajahnya dengan piring yang ada disana.
Tzuyu tersenyum melihat tingkah kakaknya itu. Dia merasa jika semua bebannya tiba-tiba saja hilang saat kakaknya berusaha membuat sebuah lelucon.
"Kau harus makan, aku tidak ingin kau sakit," Jungkook meletakan potongan daging pada piring Tzuyu agar dia mau memakannya. Tapi Tzuyu malah menggeleng kemudian mencebikan bibirnya.
"Aku ingin apel saja. Eomma, apa ada apel?"
"Tentu saja."
Tanpa diminta Jungkook langsung saja beranjak dari duduknya, mengabaikan makan siangnya. Dia tak ingin jika Tzuyu hanya mengaduk makanannya sedangkan dia bisa makan dengan lahap.
Jungkook kembali memikirkan penyebab utama tangisan Tzuyu tadi. Dia yakin sesuatu telah terjadi karena yang dia tahu Tzuyu jarang sekali menangis kecuali jika keadaannya benar-benar buruk. Bahkan Tzuyu lebih mudah menangis karena hewan.
Jungkook mulai mengupas sebuah apel dengan senang hati. Rasanya dia ingin sekali meminta Tzuyu melakukan tes kehamilan untuk tahu kebenarannya. Tapi karena kondisi saat ini, dia mengurungkan niatnya itu. Yang terpenting untuknya saat ini adalah menjaga Tzuyu dengan sangat baik. Terlepas baby Jeon itu sudah ada atau belum.
"Kau harus habiskan semuanya," ucapnya setelah meletakan piring berisi beberapa potongan apel itu dihadapan Tzuyu.
"Aku hanya ingin satu saja."
"Tzuyu, kau bisa sakit jika tidak makan," jelas nyonya Chou yang menbuat Tzuyu mencebikan bibirnya. Sebenarnya dia benar-benar tidak bernafsu makan saat ini. Dia hanya tidak ingin jika makanan yang masuk ke perutnya harus dia keluarkan lagi.
"Bagaimana jika aku menyuapimu?"
Jukyung berdeham untuk menahan kekehannya. Dia sungguh merasa geli jika harus melihat adegan romantis di depannya seperti saat ini. Bahkan nyonya Chou sampai memberikan tatapan yang meminta Jukyung untuk tidak menertawakan adiknya.
*
*
*"Kau lihat ponselku? aku rasa tadi aku sudah mengeluarkannya dari tasku," ujar Tzuyu sambil mencari benda pipih itu di sekitaran kamarnya.
"Kau yakin?"
"Eoh, aku sungguh sudah mengeluarkannya, bantu aku," jelas Tzuyu yang langsung membuat Jungkook beranjak meraih ponsel miliknya dan menghubungi nomor Tzuyu. Setelahnya dia mulai menyusuri setiap sudut kamar Tzuyu untuk mencari suara dering ponsel Tzuyu.
Kau masih saja pelupa soal ponsel. Gumam Jungkook yang diiringi senyumannya saat menemukan ponsel Tzuyu di bawah bantalnya. Senyumannya memudar kala mendapati nomor kontak miliknya di ponsel Tzuyu.
"Ah terimakasih, kau menemukannya," Tzuyu langsung saja merebutnya dan membuat pria Jeon itu menatapnya intens. "Waeyo?"
"Kenapa nama kontakku 'Jeon sialan?' aku bahkan menyimpan kontakmu dengan nama 'Tzuyuku'."
KAMU SEDANG MEMBACA
이건 바보라도 알아 (Even A Fools Knows)✅
Fiksi Penggemar"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu benar-benar berharga"