Jungkook menelan salivanya dengan susah payah ketika harus berhadapan dengan Yuna. Meski dia yakin Yuna tak akan menyakitinya, ditambah dengan beberapa polisi yang mengikutinya, tetap saja membuat Jungkook ragu berjalan lebih mendekat ke arah Yuna.
"Yuna-ya, tolong hentikan ini," Jungkook berharap Yuna mau menyetujui permintaannya itu. Namun kenyataannya, Yuna hanya tertawa meremehkan mendengar permintaan kecil dari Jungkook itu.
"Kalau begitu tinggalkan Tzuyu eonni. Mudah, 'bukan?"
"Aku tidak bisa melakukannya."
"Kalau begitu, bersiaplah untuk meninggalkan dunia ini."
Jungkook terkejut ketika Yuna mengarahkan pistol yang dia genggam ke arahnya. Dia sungguh tak menyangka jika Yuna akan melakukan hal senekad ini.
Aku harap tak terjadi apapun, aku masih ingin bersama Tzuyu.
Jungkook mengambil langkah mundur ketika Yuna melangkah maju tanpa menurunkan pistolnya sama sekali. Jangan lupakan dengan senyuman liciknya juga yang semakin membuat Jungkook takut. Dia tak masalah jika ini merupakan hari terakhirnya melihat dunia. Hanya saja dia belum siap menyakiti Tzuyu untuk kedua kalinya. Dia masih ingin melihat senyum dari wanita yang dia cintai itu.
Dorr!
Jungkook memejamkan matanya ketika Yuna menembakan pistolnya. Satu hal yang membuat Jungkook heran adalah dia tak merasa sakit sama sekali. Dengan cepat Jungkook membuka matanya dan tersenyum.
"Pada kenyataannya, kau tidak akan pernah berani menyakitiku."
Bukk!
Dugaan Jungkook salah, tembakan itu hanya sebuah pengalihan saja. Yuna ternyata menembak tali pengikat balok kayu yang berada tepat di belakang Jungkook sehingga balok kayu itu tepat mengenai kepala Jungkook.
Yuna menyunggingkan senyumnya. Dia sungguh merasa puas karena pada akhirnya Jungkook terduduk sambil merasakan sakit yang mulai menjalar di kepalanya.
"Bagaimana? sudah puas meremehkanku?" Yuna langsung saja tersenyum setelah menarik dagu Jungkook untuk menatapnya. "Jika kau tidak menjadi milikku, maka siapapun tidak akan pernah memilikimu."
Senyuman dan tangisan Tzuyu mulai berputar dalam pikiran Jungkook. Potongan klise itu sungguh membuatnya merasa miris. Apa dia benar-benar akan membuat Tzuyu menangis dengan keadaannya? dia bahkan sampai tak peduli soal rasa sakit yang dia rasakan sekarang. Satu hal yang pasti, dia tidak mau Tzuyu menangis.
Jungkook memaksakan dirinya untuk bangkit. Dia lantas tersenyum setelah mengedarkan pandangannya menyapu isi gudang tua itu. Untung saja dia membawa beberapa polisi bersamanya, sehingga dia bisa membuat Yuna merasakan dinginnya jeruji besi.
"Menurutmu siapa yang cerdas?" tanya Jungkook saat melihat beberapa polisi berdiri mengitari Yuna, mulai mengarahkan pistolnya ke arah gadis itu.
Senyuman Jungkook memudar kala ia mulai merasakan dingin di kepalanya. Dia langsung saja menyentuh kepala bagian belakangnya dan terkejut ketika tangannya di penuhi cairan berwarna merah. Dia meringis ketika melihat betapa banyaknya darah yang kini menodai telapak tangannya.
"Jungkook-ssi, ka– Jungkook-ssi?" salah seorang polisi mulai panik ketika Jungkook tiba-tiba saja kehilangan kesadarannya. Dengan cepat dia menggendong Jungkook untuk kemudian dia bawa ke rumah sakit.
"Lepaskan aku!"
"Kau bisa membela dirimu di kantor kami nanti."
Sementara saat ini Tzuyu masih belum bisa tertidur nyenyak. Dia terus saja memikirkan soal keselamatan Jungkook, terlebih karena sampai detik ini suaminya masih belum pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
이건 바보라도 알아 (Even A Fools Knows)✅
Fanfiction"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu benar-benar berharga"