EAFK #22

1.6K 245 40
                                    

"Saranghae."

Tzuyu yang saat ini sedang fokus membaca bukupun hanya menatap heran Jungkook, "Sampai kapan kau akan mengatakan itu? ini mungkin sudah puluhan kali aku mendengarnya."

"Memangnya tidak boleh?"

"Aku sudah bilang kau harus istirahat, bukan? kenapa kau malah terus saja bicara?" tanya Tzuyu yang kemudian meletakan buku yang sejak tadi dia baca. Melihat Tzuyu mengakhiri aktivitas bacanya, Jungkook langsung saja mendekat dan memeluk Tzuyu.

"Aku jadi ingin kau cepat-cepat sembuh jika seperti ini."

"Jika aku sembuh kau tidak akan seperti ini," jelas Jungkook yang kemudian memejamkan matanya. Tzuyu masih bisa merasakan suhu tubuh Jungkook yang masih saja belum turun. Untuk itu dia berinisiatif menarik kembali selimut yang sudah tidak menutupi tubuh Jungkook.

"Ah iya, aku ingin makanan pedas. Kepalaku rasanya sangat sakit sekarang."

Tzuyu hanya menatap Jungkook tak percaya. Masalahnya sejak kapan suaminya itu menyukai makanan pedas? biasanya dia langsung berteriak-teriak jika makanan yang dia makan sedikit terasa pedas.

"Tidak, kau sedang sakit saat ini. Jangan makan yang aneh-aneh," omel Tzuyu. Sepertinya saat ini bukan saat yang tepat untuknya mengabulkan permohonan-permohonan Jungkook. Satu hal yang dia mau adalah kesembuhan Jungkook karena dia sudah sedikit muak dengan sikap manja dari suaminya itu. Bahkan dia malah merasa mual mendengar bualan-bualan manis dan rengekan yang keluar dari mulut Jungkook.

Jungkook terus menggosokan kepalanya di pipi Tzuyu. Tzuyu akui rambut Jungkook memang sangat lembut, tapi hal ini justru membuatnya sedikit risih. Dia lalu mendorong kepala Jungkook dan sukses membuat pria itu memasang wajah bingungnya.

"Wae?"

"Itu membuatku merasa risih," Tzuyu kini memutuskan untuk beranjak. Menurutnya menonton TV lebih menyenangkan dibanding harus menemani Jungkook seharian di atas kasur. Akan lebih baik jika Jungkook tertidur, tapi ini? Jungkook terus mengatakan 'saranghae', lalu dia juga sesekali menumpangkan kakinya ke tubuh Tzuyu, atau menggosok kepalanya ke pipi Tzuyu layaknya seekor kucing. Cukup menyebalkan, bukan?

Tzuyu berjalan menuju dapur, mencari camilan atau membuat minuman yang bisa menemaninya menikmati acara TV hari ini. Bibirnya kemudian mengerucut ketika tahu tak ada satupun camilan di sana. Sepertinya masalah akhir-akhir ini membuatnya lupa berbelanja.

Tzuyu memukul pelan dahinya saat mendapati seseorang dengan berbalut selimut berdiri dihadapannya, "Kookoo, aku sudah bilang untuk beristirahat, 'kan? kenapa kau malah kemari?"

"Aku bosan berada di kamar."

"Kau keras kepala, sungguh. Apa kau tidak bisa mendengarku untuk satu kali saja? ini juga demi kesembuhanmu. Kembali ke kamar dan tidur!" perintah Tzuyu namun hal ini justru membuat Jungkook menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin bersamamu."

"Aku tidak kemana-mana, aku hanya ingin menonton TV."

"Tapi aku ingin bersamamu."

Tzuyu hanya mengurut pelan dahinya. Jangan lupakan sebelah tangannya juga dia letakan pada pinggangnya. Jungkook hanya menatap Tzuyu heran sebelum akhirnya dia memasang wajah terkejutnya saat Tzuyu memberikan tatapan tajamnya.

"Dengarkan aku atau–"

"Apa salahnya aku ingin bersamamu?" Jungkook kini memilih duduk di kursi yang berada tak jauh dari Tzuyu. Sepertinya rasa pusing di kepalanya mulai terasa.

Tzuyu memberikan tatapan tak teganya saat Jungkook memasang puppy eyesnya ditambah dengan bibirnya yang juga dia cebikan.

"Baiklah, kau tunggu di sofa, aku hanya akan membuat kopi."

"Aku juga ingin susu."

"Arasseo," meski Tzuyu kesal, dia langsung saja mengabulkan permintaan Jungkook itu. Dia hanya tidak mau beradu argumen dengan Jungkook saat ini.

"Hufft, aku tidak tahu jika dia bisa sangat merepotkan," gumam Tzuyu sambil menunggu airnya mendidih. Namun saat dia mencari kopi, ternyata dia tak menemukannya dimanapun, "Apa semuanya habis?"

Tzuyu kini menatap kesal Jungkook yang fokus menonton TV. Ingin rasanya dia marah jika seandainya Jungkook tidak sedang sakit, dia pasti akan langsung memarahi pria itu. Hanya karena kemarahannya selama beberapa hari, Jungkook sampai lupa soal stok bahan-bahan makanan yang menipis. Untung saja stok susu masih ada, jika tidak, dia akan benar-benar memarahi Jungkook. dia tidak akan peduli meski Jungkook masih sakit saat ini.

"Apa kau tidak suka kopi?"

"Semuanya habis," sebisa mungkin Tzuyu menahan amarahnya saat ini. Dia kemudian meletakan 2 gelas susu yang dia buat di atas meja lalu setelahnya dia duduk di samping Jungkook.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Tzuyu saat Jungkook meletakan kepalanya di pangkuannya lalu memejamkan matanya.

"Aku ingin tidur."

Tzuyu hanya menghembuskan napasnya sebelum akhirnya meraih remot TV dan mulai mencari saluran TV kesukaannya. Dia lalu melirik Jungkook yang sepertinya benar-benar tidur di pangkuannya sekarang.

"Ck, kenapa aku terus merasa risih dengan sikap manjanya?"

Bel rumahnya berbunyi dan membuat Tzuyu sedikit bingung. Dia tak mungkin membangunkan Jungkook untuk membukakan pintu, terlebih karena Jungkook baru saja tertidur setelah hampir selama seharian dia tidak mau menutup matanya.

Namun saat dia mendengar suara kode pintu di tekan, dia yakin yang datang adalah ibunya Jungkook. Benar saja, seperti malaikat ditengah-tengah keputus asaan Tzuyu, ibunya Jungkook membawa sekantung belanjaan ditangannya dan membuat Tzuyu langsung tersenyum.

"Kenapa Kookoo tidur disini?" tanya nyonya Jeon yang kemudian meletakan kantung belanjaan itu di dekat Tzuyu.

"Dia sedang sakit, eomma. Tapi dia keras kepala dan memilih mengikutiku sampai sini."

"Seharusnya dia tidur di kamar," nyonya Jeon lalu meletakan telapak tangannya di dahi Jungkook kemudian menatapnya khawatir, "Eomma membawakan makanan kesukaanmu dan Kookoo. Tapi sayangnya Kookoo sedang sakit."

"Eomma, apa Kookoo akan sangat manja jika sedang sakit? dia bahkan seperti anak kucing yang terus saja menempel padaku."

Nyonya Jeon terkekeh mendengar pengaduan dari Tzuyu. Sebenarnya Jungkook memang akan sangat manja jika dia jatuh sakit. Tapi selama ini Jungkook tidak sampai menempel pada siapapun.

"Dia juga ingin makanan pedas tadi, padahal dia sedang sakit. Makanya aku langsung memarahinya."

Nyonya Jeon terdiam saat mendengar pengaduan yang selanjutnya Tzuyu katakan. Beberapa opsi mulai muncul di kepalanya soal penyebab Jungkook berubah. Dulu saat dia mengandung Jungkook juga yang mengidam adalah ayahnya Jungkook.

"Tzuyu, kau tidak merasakan apapun?"

"Seperti?" tanya Tzuyu yang sepertinya masih berusaha membaca ekspresi yang ditunjukan ibunya Jungkook.

"Kau sungguh tidak merasakan apapun?"

"Aku hanya merasa kesal karena Kookoo terus saja menempel padaku. Lalu dia juga lupa berbelanja bahan makanan termasuk camilan kesukaanku. Aku juga merasa risih karena dia seperti anak kucing yang terus mengikuti ibunya," nyonya Jeon hanya tersenyum mendengar keluhan-keluhan Tzuyu soal Jungkook. Dia lalu meraih tangan Tzuyu dan membuat Tzuyu merasa bingung, "Eomma, ada apa?"

"Ini hanya dugaan eomma saja. Pantas saja semalam eomma memimpikan seekor gajah."

"Gajah?"

"Mungkin, kalian akan punya bayi."

"Bayi? mana mungkin," elak Tzuyu yang kemudian menarik tangannya dari genggaman tangan nyonya Jeon.

"Dulu saat eomma mengandung Kookoo, ayahnya juga seperti itu. Dia berubah jadi sangat manja dan tidak mau berjauhan dari eomma."

Jeon kecil, jangan hadir di saat-saat seperti ini. Bagaimana jika aku berpisah dengan Kookoo?








TBC🖤

2 Jun 2020

이건 바보라도 알아 (Even A Fools Knows)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang