14. Luluh

54 7 0
                                    

"Lyn, kok lo nggak bilang sih kalo itu rumah Arvin?"

"Mana gue tau, Al. Selama gue pacaran sama dia setahun lalu, gue nggak pernah diajak ke rumahnya apalagi ketemu keluarganya. Makanya gue nggak tau kalau itu rumah Arvin. Kalo gue tau, gue juga nggak mau kali masuk ke rumah dia. Ogah banget gue."

"Santai kali Lyn,"

"Mana bisa Al. Lo juga, ngapain ngaku-ngaku kalau kita pacaran? Gimana kalau Arvin nekat nyebarin gosip kayak gitu di sekolah? Lo mau tanggung jawab?"

"Biasa aja kali,"

"Biasa lo bilang? Enak bangey hidup lo. Lah gue, ntar jadi bual-bualan fans lo."

"Kalo fans gue berani macam-macam sama lo, udah dari dulu kali lo bonyok."

Benar juga. Mana ada yang berani dengan Velyn.

"Iya sih, tapi gue nggak mau digosipin pacaran sama lo."

"Semua orang juga tau Lyn, kalo kita sahabatan. Bahkan dari awal masuk SMA banyak yang ngira kita pacaran. Kok lo malah paniknya sekarang? Lo aneh tau nggak sih?"

"Ya-ya gue nggak mau aja,"

"Apa jangan-jangan karena Arvin ya?" tebak Aldi yang membuat Velyn mengangkat tangannya untuk menjitak kepala Aldi.

"Sembarangan lo!"

"Iyaya, sorry my babi,"

"Tolol lu su."

"Dih, si asu marah."

"Bodo amat."

Aldi diam. Kalau sudah Velyn mengeluarkan kata-kata andalannya. Berarti suasana hatinya sedang tidak bagus. Bisa saja ia terkena amukan dadakan dari Velyn.

"Udah nyampe,"

"Yaudah,"

Velyn turun dari mobil Aldi, namun tangannya ditahan oleh Aldi.

Velyn mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa'.

Cup!

Bibir Aldi mendarat di pipi mulus Velyn.

Velyn tidak mengatakan apapun. Ia hanya diam.

"Ntar malem gue nggak bisa ke rumah lo, gue mau mabar,"

"Hmm"

Velyn turun dari mobil Aldi tanpa mengucapkan sepatah katapun. Mood-nya mendadak hancur.

****

Seorang cowok berjalan di lorong kelas 11. Ia bersenandung kecil, mengikuti lagu yang berputar di earphone-nya.

Dia sudah bertekad akan melakukan apapun demi mendapatkan maaf dari seseorang.

"Hai cewek," sapanya ketika melihat seorang cewek yang ia maksud tadi sedang duduk di kursi depan kelas.

"Hmm"

"Lyn, gue minta maaf ya. Apapun gue lakuin deh, yang penting lo mau maafin gue."

Velyn menatap sekilas cowok disampingnya. Kemudian ia kembali meluruskan pandangannya ke arah lapangan. Terdapat Aldi dan anggota OSIS lainnya yang sedang memeriksa para Siswa yang menggunakan atribut tidak lengkap.

"Oke. Gue emang cowok brengsek, gue cowok bajingan. Gue cowok pengecut. Gue cowok nggak tau malu. Gue nyesal udah nyakitin lo. Gue nyesal udah main cewek dibelakang lo. Gue nyesel Lyn. Please, maafin gue."

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang