21. Hanya sebatas itu

51 11 0
                                    

☡Warning -!!! Bahasanya agak kasar!!☡

Na: mungkin readers dari awal ada yang bingung. Kenapa cast nya diganti? Karena gue bingung buat lanjutin, dan gue lebih enakan pake cast ini.
Itu aja🍭

....

"Anjir anjir anjir" Velyn menggigit pinggir bantal sambil menonton.

"Jorok bener lo, itu bantal bukan cokelat," komentar Genta. Mereka duduk setengah melingkar diatas karpet.

"Diem lo setan!"

"Ngapain nonton horor sih kalo takut," ujar Verro lalu berdiri menuju kamar mandi.

"Anjir, kepalanya buntung," ucap Sasha.

"Itu boneka kan?" tanya Velyn pada Aldi yang duduk disampingnya.

Aldi mengangkat bahunya tanda tidak tau.

"Al, gue takut," cicit Velyn menutup matanya dengan bantal, tapi masih ada celah untuknya mengintip.

DOR!

"KYA!! SETAN!" pekik Velyn. Ia memeluk erat orang disampingnya. Nafasnya memburu, jantungnya berdegup kencang karena ketakutan.

"Cieeeeee!"

Velyn tetap diam dan masih nyaman dengan pelukannya.

"WOI! KESEMPATAN DALAM KESEMPITAN INI MAH!" ujar Genta.

"Gitu ya? Katanya sih sahabatan, tapi kayaknya ada rasa lebih dari itu," ucap Calvin.

"Apa banget deh," ucap Sasha yang terganggu. Ia sangat fokus menonton bersama Rahhel.

"Hantunya nggak ada," bisik Aldi.

"Beneran?"

Aldi hanya bergumam. Velyn melepas pelukannya dan membenarkan posisi duduknya.

"Apaan sih lo Cal, kaget tau gak!?" Velyn mulai menceramahi Calvin yang mengejutkannya tadi.

"Lah lo nya aja penakut," ejek Calvin.

"EMANG GUE TAKUT! KENAPA?!" tanya Velyn menaikkan volume suaranya.

"Woi diem! Bini gue tidur," ucap Glen memperingati. Ia membelai rambut Dhissa yang tertidur dan menjadikan pahanya sebagai bantal.

"Bini pala lo, nikah aja belum," kata Genta.

"Kan bakalan nikah,"

"Ngarep, paling besok putus," ucap Johan dengan teganya.

"Nggak bakalan," balas Glen optimis.

"Putus,"

"Berani taruhan? Kalo gue putus besok, gue bakalan jadi babu lo seminggu,"

"Kalo nggak?"

"Lo harus suruh Velyn putus sama si Arvin itu, trus jadian sama Aldi,"

"Apa banget dah," ucap Velyn.

"Itu nggak akan terjadi, Glen," kata Johan. Lalu ia berbaring di karpet dan menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Lah,"

"Jangan bawa-bawa gue bego," kata Velyn menatap Glen tajam.

"Gue nggak bawa lo, itu lo ada di situ,"

"Bukan gitu, bego!"

"Tau aja lo Glen bego," ucap Verro yang sedari tadi menjadi penonton.

"APA LO BILANG?"

"DIEM ANJING!!" umpat Rahhel.

Semuanya terdiam. Sangat jarang seorang Rahhel mengucapkan kata-kata kasar. Kalau sudah seperti itu, tandanya ia sedang marah, namun ditahan.

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang