23. Pingsan

38 8 0
                                    

Happy reading

....

"Kok nggak dimakan? Nggak enak ya?"

Velyn tersadar saat sebuah tangan mengelus pipinya. Ia menatap cowok didepannya.

"Aku udah kenyang, Vin." Velyn meletakkan sendok dan garfunya di mangkuk bakso yang belum dimakan sama sekali.

"Kenyang makan apa sih?" tanya Arvin gemas. Tangannya mencubit pelan pipi kekasihnya itu. Lalu beralih ke sendok di mangkuk Velyn.

"Nih makan dulu," ujarnya menyodorkan sendok ke depan mulut Velyn.

Velyn mengatup bibirnya. Menjauhkan wajahnya dari sendok yang disodorkan Arvin.

"Nggak, aku nggak nafsu makan," tolak Velyn.

Arvin berdecak dan meletakkan kembali sendok di tangannya.

"Velyn, nanti kamu sakit gimana? Kamu lupa kalau kamu punya penyakit magh?" ujar Arvin lembut.

Velyn menggeleng. "Ke kelas aja, ayo," ujarnya menarik tangan Arvin keluar kantin. Arvin hanya menurut.

"Kamu kenapa sih?"

Arvin merasa ada yang aneh dengan kekasihnya itu.

Sesampainya di kelas. Velyn langsung duduk di kursinya dan menelungkup wajahnya ke meja.

"Lyn, ayo ganti baju. Abis ini olahraga," ujar Dhissa.

Velyn mengangkat kepalanya. Ia mengambil baju olahraganya di laci lalu keluar bersama kedua sahabatnya.

"Lo apain dia?"

Arvin yang sedari tadi menatap punggung Velyn kini menoleh kesamping.

"Kenapa?"

Aldi berdecak ditempatnya. "Lo apain Velyn?"

Bukannya menjawab, Arvin malah keluar kelas. Ia berjalan ke ruang ganti, namun tangannya ditarik oleh seorang cewek.

"Awas lo sampe nyakitin sahabat gue."

Sedangkan di ruang ganti, para cewek kelas 11 IPA-3 sedang berganti pakaian. Velyn yang sudah selesai, hanya menunggu kedua sahabatnya. Ia merapikan rambut panjangnya didepan cermin.

"Gue kenapa ya?" tanyanya pada dirinya sendiri.

"Woi, ngelamun bae lo," ujar Dhissa.

"Kesambet mampus," ucap Rahhel mengelap wajahnya dengan tissue.

"Gue kayaknya lupa makan," ucap Velyn.

Dhissa menjitak kepala Velyn. "Bego banget sih lo, lo kan punya penyakit magh," ujarnya.

Velyn meringis. Ia melupakan penyakitnya itu.

"Buruan ke kantin," ujar Rahhel keluar terlebih dahulu.

"Ayolah, bolos gak papa kali ya?" ujar Dhisaa mengikuti Rahhel. Disampingnya ada Velyn.

"Udah masuk jam olahraga ini," ucap Velyn melirik jam dipergelangan tangannya.

"Sok banget lo," ujar Dhissa.

"Langsung ke ruang olahraga, ditingguin pak Wawan," ujar Refan, sang ketua kelas saat mereka bertiga masuk.

"Nah kan, ayo!" Velyn meletakkan baju putihnya di atas meja. Ia keluar kelas diikuti kedua sahabatnya dan teman sekelasnya.

"Lo gak papa?" tanya Dhissa.

Velyn mengangguk.

Pak Wawan memberi arahan.

"Bentuk 2 grup. Cowok lawan cewek,"

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang