Dikantin, Aldi dan Velyn duduk bersampingan. Didepan mereka penuh dengan teman-teman mereka yang sedang ricuh.
"Heh, lepasin anjing!" sentak Glen emosi pada Calvin yang menarik rambutnya.
"Ini pembalasan karena lo udah habisin es gue."
"Heh dodol. Tinggal beli lagi."
"Mana bisa gitu tai!" Calvin menjambak keras rambu Glen lalu melepakan secara kasar. Ia duduk kembali di kursinya. Calvin memegang tenggorokannya, ia melirik segelas es teh disampingnya. Tanpa permisi ia meneguk es itu tanpa menggunakan sedotan.
Rahhel melotot. "HEH BANGSAT!!"
"Astagfirullah," ucap Genta mengusap dadanya terkejut. Ia sedang mengeluarkan es batu dari gelasnya. Itu kebiasaannya jika di kantin.
"Santai sayang," balas Calvin tak menghiraukan pelototan Rahhel di sampingnya. Ia kembali menyuapi bakso ke dalam mulutnya.
Rahhel berdecak. Untungnya ia sudah selesai makan dan tidak membutuhkan minumannya kembali.
"Berisik lo pada, sakit telinga gue," ucap Velyn yang duduk didepan Genta. Ia membuka mulutnya kala sendok disodorkan oleh Aldi di depan mulutnya. Velyn menerima suapan Aldi lalu mengunyah makanannya.
"Daripada lo berdua," nyinyir Glen kesal melihat keuwuan didepannya. Ia sedikit menyesal telah memutuskan hubungannya dengan Disha.
Velyn mendelik. "Bilang aja lo iri, kan? Siapa suruh jalan bareng mantan," ujar Velyn santai.
Disha melotot mendengar ucapan Velyn barusan. Ia melempar sedotan pada Velyn dan mengenai pipi cewek itu.
"Sembarangan sia," balas Glen ketus. Ia melirik Disha yang duduk tenang ditempatnya.
"Balikan aja, ribet lo pada," ujar Reival mengangkat sebelah kakinya dengan tangan memegang ponsel yang miring. Bisa ditebak ia sedang bermain game. Cowok itu tidak tau tempat dan situasi jika bermain game.
"Nggak ada sejarahnya balikan sama mantan," balas Disha tidak setuju.
"Siapa juga yang mau balikan sama lo," ucap Glen.
Disha menatap Glen garang. "Lo pikir gue mau?"
Genta berdecak keras disamping Disha.
"Berisik aelah, kalo mau berantem di lapangan sana. Gelut," ujar Genta kesal.
Calvin menatap Genta aneh. "Pms lo, Ta?" tanyanya membuat Genta melempar sendok Disha yang masih berada di mangkuk.
"Mata lo pms, lo pikir gue cowok jadi-jadian," jawab Genta.
Calvin mendengus mengusap pipinya yang terkena lemparan sendok dari Genta.
"Kan lo cewok, Ta. Jadi gue kira lo lagi datang bulan."
"Terserah lo. Capek gue ngomong sama orang kayak lo," ujar Genta mengibaskan tangannya membuat Calvin terbahak.
Rahhel menatap Calvin horor. "Serem amat ini kantin," ujarnya pelan.
Velyn tiba-tiba tersedak membuat pandangan teman-temannya teralih padanya. Dengan sigap Aldi menyodorkan es teh pada Velyn yang langsung di minum oleh cewek itu
"LO APA-APAAN SIH BANGSAT?!" teriak Velyn menatap seseorang yang berdiri di belakangnya.
"Gue benci lo," ujar cewek didepan Velyn santai. Ia memaikan kukunya yang panjang.
Velyn berdecih. "Gue nggak peduli, Kak."
Ya, cewek itu Vanny, Kakaknya.
Vanny menatap adiknya itu tajam.
"Lo udah rebut Johan dari gue!"
Johan tidak ada di kantin. Ia sedang di kelas, makanya Vanny berani mendatangi Velyn. Ia tidak membawa antek-antek. Ia datang sendirian pada adiknya itu.
"Ngerebut gimana sih, Kak? Seharusnya gue yang marah ke lo, eh nggak marah sih, cuman kesal aja," ujar Velyn santai.
Vanny bersedekap dada didepan adik songongnya itu.
"Maksud lo? Kan dia pacar gue, jadi wajah kalo gue bilang lo ngerebut dia dari gue."
Velyn berdecak. "Mata lo buta ya, Kak? Lo marah-marah ke gue gini cuman karena cowok, wow banget hahaha," ujar Velyn dengan tawanya.
"Asal lo tau, Kak. Cowok yang lo pacarin sekarang itu sepupu lo sendiri. Jadi lo tolol kalo nganggap gue ngerebut Bang Johan dari lo. Cih," ujar Velyn.
"Sepupu gimana? Nggak mungkin, lah," ujar Vanny tidak percaya.
"Tanya sendiri, cape gue ngomong sama kakak nggak ada akhlak kayak lo. Oh ya, Bang Vanno juga tau. Jadi tanya aja sama Bang Vanno, atau ke Bang Johannya langsung."
Vanny menggaruk telinganya menatap adiknya itu.
"Masa sih?" tanya Vanny seperti orang bodoh.
Velyn menatap kakaknya itu malas. Ia menarik tangan Vanny keluar kantin. Vanny yang ditarik hanya menurut saja. Ia masih bingung dengan kenyataan yang baru ia dengar dari Velyn.
Velyn membawa Vanny ke kelas Johan. Mereka masuk tanpa mengetuk atau mengucap salam terlebih dahulu.
"Tuh tanya aja sama Bang Johan," ucap Velyn saat mereka sudah berdiri di depan meja Johan.
Johan terkejut melihat dua cewek didepannya itu.
"Ngapain lo berdua?" tanya Johan dengan tatapan datarnya.
Velyn mendorong-dorong bahu Vanny yang masih bengong dengan tampang begonya.
"Nih, Bamg. Kak Vanny mau ngomong."
Johan menatap Vanny bingung.
"Apaan?"
Vanny menggaruk telinganya lalu berdecak kesal.
"KENAPA NGGAK BILANG KALO LO ITU SEPUPUAN SAMA--"
Johan melempar bukunya ke wajah Vanny yang membuat cewek itu bungkam.
"Lo udah tau, kan? Jadi kita nggak ada hubungan apa-apa lagi selain SEPUPU," ujar Johan menekan kata sepupu.
Vanny mengangguk. "Okeee Bang," ujarnya menepuk-nepuk kepala Johan yang membuat cowok itu melemparkan pelototan tajam padanya.
Velyn menggeleng kepalanya.
"Dasar alay," cibir Velyn keluar dari kelas itu.
"Kayak lo nggak aja."
"Udah-udah. Mending lo balik ke kantin, pasti lo belum bayar," ujar Johan membuat Vanny cengengesan.
"Hehee, kok tau sih?"
....
17 november 2020
Makin gaje ni crita☺
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [ Completed ] ✔
Ficção AdolescenteSiapa nih yg ngerasain Friendzone?? Menceritakan kisah Aldi dan Velyn yang terjebak FRIENDZONE. Dengan konflik ringan. Jangan lupa tinggalkan jejak! Start : 9 maret 2020 Ending : 11 desember 2020