28. Berbeda

39 9 0
                                    

Arvin menemani Velyn makan di kantin. Sejak mereka keluar dari kelas tadi, mereka berada di kantin yang hanya ada mereka berdua dan penjual di kantin karena masih jam pelajaran.

Arvin mengamati Velyn yang menghabiskan bakso didepannya. Velyn yang merasa diperhatikan pun mengangkat pandangannya. Tatapannya bertemu dengan Arvin yang menatapnya teduh. Tetapi atapan itu biasa saja menurutnya.

"Vin, kamu ngapain ngeliatin aku gitu?" tanya Velyn mengalihkan pandangan dari Arvin.

"Mata aku juga, emangnya gak boleh, ya?" tanya Arvin masih menatap Velyn.

"Arvin ihhhh," Velyn meraup wajah Arvin yang membuat sang empunya tergelak.

"Gak usah liat-liat," ujar Velyn menutup mata Arvin dengan tangannya.

"Kenapa? Kan kamu pacar aku, bebas dong," ucap Arvin mengambil sebelah tangan Velyn lalu dikecupnya lembut.

"Arvin, kamu sayang gak sama aku?" tanya Velyn pada Arvin dengan mata berkedip-kedip.

"Kamu nanya apa sih, jelas aku sayang sama kamu, pake banget malahan. Kamu juga kan?"

Velyn terdiam menatap mata Arvin. Ucapannya tulus.

"Iyalah," jawab Velyn ragu.

"Kenapa?" tanya Arvin yang membuat Velyn mengernyit.

"Kenapa? Kamu kayak ragu gitu, apa perasaan kamu udah berubah?"

"Apaan sih, Vin," ucap Velyn tak suka.

Baru saja Arvin ingin mengeluarkan suara, getaran di saku celana menginterupsinya. Ia merogoh ponsel yang ada di saku celananya lalu membuka pesan yang baru saja masuk itu.

Hon🐣
Sakit...

Arvin langsung beranjak dari duduknya membuat Velyn mengernyit, bingung.

"Mau kemana?"

"Kamu nggak pa-pa aku tinggal sendiri?"

Velyn mengangguk singkat.

"Yaudah, aku ada urusan. Bye, sayang. Nanti masuk kelas ya, maaf aku gak bisa antar kamu pulang nanti," ujar Arvin mengelus puncak kepala Velyn.

"Emang ada apa?" tanya Velyn dengan nada biasa, sebenarnya tidak ada rasa kepo pada dirinya. Hanya saja ia heran melihat wajah kekasihnya yang terlihat sangat khawatir.

"Mama aku lagi di rumah sakit, aku pergi dulu," ucapnya mencondongkan tubuhnya agar dapat mengecup puncak kepala gadisnya itu.

"Hati-hati,"

"Iya," sahut Arvin yang mulai berjalan meninggalkan Velyn sendiri yang menatap punggung Arvin sampai tak terlihat.

"Apa ada sih?" gumam Velyn melanjutkan makannya yang sempat tertunda. Ia tidak berniat untuk masuk kelas. Ia akan di kantin sampai jam istirahat dan menunggu sahabat-sahabatnya.

Velyn sudah menghabiskan makanannya dan kini ia memainkan ponselnya sambil mengangkat sebelah kakinya di kursi. Ia membuka sosmed sambil sesekali tertawa karena melihat meme yang menurutnya lucu. Velyn berjingkat karena terkejut melihat ada seseorang yang tiba-tiba duduk dihadapannya.

"Ngapain lo?" tanya Velyn tak suka.

Sedangkan cowok didepannya itu hanya diam sambil memainkan ponselnya. Dia Johan, kakak Aldi sekaligus pacar dari Vanny, kakak Velyn.

"Gue tanya bego, punya mulut gak lo?"

Cowok itu tetap diam tanpa melirik Velyn yang sudah emosi ditempatnya.

"Susah ngomong sama orang bisu," ucap Velyn melanjutkan kegiatannya tadi tanpa menghiraukan Johan.

"Gue gak bisu," ucap Johan akhirnya.

"Nyenyenye," ejek Velyn kesal.

"Traktir gue," ucap Johan yang membuat Velyn cengo.

"Hah, apa? Gak salah tuh?"

Johan menghela nafas. "Traktir gue sebagai ucapan makasih lo karena gue udah nebengin lo tadi pagi," ucap Johan membuat Velyn mendelik.

"Gak ikhlas banget jadi orang,"

"Sama kakak sendiri ini," ucap Johan yang membuat Velyn mengerutkan dahinya namun ia memilih mengabaikan ucapan Johan.

"Pesan sana, dasar gak modal," ucap Velyn yang diangguki Johan. Ia berjalan memesan makanan dengan senyum tipis bahkan sangat tipis.

"Rese juga lo ya, gue kira lo pendiam, kalem gitu," ucap Velyn saat ia sendiri di meja. Ia memang jarang mengobrol dengan Johan karena cowok itu sama seperti Aldi. Berbicara tentang Aldi, Velyn jadi kangen dengan sahabat es nya itu. Kangen dimana mereka ke kantin bareng, sampai banyak yang mengira mereka pacaran.

"Awas kesambet," ucap Johan yang datang dengan bakso dan es jeruk di tangannya, langsung membuyarkan lamunannya tentang masa indah bersama Aldi. Velyn mendengus menatap Johan meneliti.

Johan yang merasa diperhatikan pun mengangkat pandangannya. Matanya bertemu dengan mata indah milik Velyn.

"Ngapain lo liatin gue kayak gitu, naksir?" tanya Johan dengan pede-nya.

"Najis," umpat Velyn melempari wajah Johan dengan sedotan.

"Trus?" Johan mengangkat alisnya sebelah.

"Lo kenapa tiba-tiba sokap sama gue? Lo bisa bikin kak Vanny salah paham lagi, tau gak?" ujar Velyn dengan wajah serius. Setaunya cowok didepannya itu paling anti berbicara dengan cewek lain selain keluarganya. Bahkan dengan Velyn pun baru tadi pagi, itupun karena Velyn meminta bantuannya agar ia dapat tebangan sampai sekolah.

"Emang salah ya, kalo gue mau dekat sama adik gue sendiri?" ucap Johan tak kalah serius.

...

31 okt 2k20

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang