30.

51 3 0
                                    

Seisi kantin dihebohkan dengan kedatangan Johan, Velyn dan Fazhura yang berjalan beriringan menuju teman-teman mereka berkumpul di meja biasanya.

Fazhura yang lama tidak kelihatan batang hidungnya itu kembali muncul dari hibernasinya. Ia berjalan ditengah-tengah Johan dan Velyn. Semuanya menatapnya iri. Padahal ia siswi baru, tetapi ia bisa dekat dengan most wanted dan cowok sedingin Johan.

"Apa liat-liat, mau gue congkel mata lo?" bentak Fazhura menatap adik kelasnya yang dibalas adik kelasnya itu dengan gelengan sambil menunduk.

Fazhura tiba-tiba tertawa membuat adik kelasnya itu mengernyit. "Santai aja kali dek, gue cuman bercanda," ujarnya kemudian berlalu bersama kedua orang disamping-sampingnya itu.

"Dari mana aja lo?" tanya Dhissa pada Velyn yang duduk diujung. Tadi Dhissa dan Rahhel sempat menyusuli Velyn, tetapi ditahan oleh Arvin yang tiba-tiba datang. Jadilah mereka langsung ke kantin.

"Cari om-om kaya," jawab Velyn ngasal sambil mencomot gorengan yang ada di piring Calvin yang membuat cowok itu menatapnya kesal.

"Beli sendiri sana, jangan kayak orang susah," ucap Calvin menjauhkan piring gorengnya dari jangkauan manusia pemerasan kesenangan orang seperti Velyn.

"Mager, kan ada yang mudah kenapa harus susah? Lagian gue udah makan tadi sama Johan," ucapnya menghabiskan gorengan di tangannya lalu meminum es Shasa yang duduk di sampingnya tetapi cewek itu membiarkan saja. Menegur juga percuma, menguras tenaga saja.

"Bodo ah,"

"Lo dari mana tadi, Lyn?" kali ini Rahhel yang bertanya.

"Rooftop," jawab Velyn jujur. Matanya mencari seseorang.

Rahhel mengangguk mendengar jawaban Velyn. Sahabatnya itu memang sering ke rooftop jika sedang banyak pikiran atau ada masalah. Matanya menangkap sosok yang akhir-akhir ini jarang ia lihat. "Lo?" tanyanya menunjuk Fazhura.

"Lo lupa gue?" tanya Fazhura menunjuk dirinya sendiri.

"Ingat, lo jarang keliatan akhir-akhir ini, kemana?" tanya Rahhel yang menyelesaikan makannya.

"Gue abis jemput saudara sepupu gue dari LA, jadi gue baru masuk hari ini." Rahhel ber-oh ria. Sedangkan yang lain sibuk dengan kegiatan masing-masing.

"Aldi mana?" tanya Velyn tiba-tiba. Dari tadi ia tidak menemukan sosok sahabatnya itu.

"Itu," tunjuk Vero menggunakan dagunya.

Velyn mengalihkan pandangannya ke pintu kantin yang ada Aldi dan Jihan saling bergandengan lalu duduk di meja yang tak jauh dari mereka. Banyak yang membicarakan Aldi dan Jihan yang membuat Velyn tak nyaman. Apalagi namanya juga ikut disebut-sebut.

"Wah Aldi sama cewek lain, sahabat lamanya dilupain tuh," ujar cewek yang duduk dibelakang Velyn.

"Haha, cocok sih mereka. Serasi gitu anjir, jadi iri gue," ujar teman disampingnya.

"Satu cantik, satunya ganteng. Tinggal jadian aja udah," ujar cewek berambut sebahu yang ada dimeja itu.

"Nah iya itu, daripada sama Velyn. Udah kayak babu tuh si Aldi kalo sama dia," tambah temannya yang lain.

"Emang, Velyn nyusahin doang,"

Velyn yang sudah kepanasan di tempatnya pun menggebrak meja dengan keras hingga menimbulkan suara yang membuat seisi kantin memusatkan perhatian kepadanya.

"Anggap aja gue tuli!" ucap Velyn tajam lalu pergi meninggalkan kantin. Saat ia melewati Aldi dan Jihan, ia menatap Jihan sinis.

"VELYN WOI!!" teriak Dhissa dan Rahhel mengejar sahabatnya itu.

Sedangkan yang tersisa di meja Velyn dkk. menatap ketiga cewek itu bingung, terutama Rahhel dan Dhissa.

"Lah, kan belum dibayar tuh makanan," ucap Calvin yang dituju pada Dhissa dan Rahhel.

"Lo aja yang bayar," Marenz berujar santai.

"Apa-apaan. Nggak-nggak, gue gak mau," tolak Calvin yang emang dasarnya pelit.

"Ya kan lo banyak duit, sekalian bayarin semuanya aja" ucap Genta santai.

"Enak aja,"

"Sekali-kali lo berbuat baik sesama setan, Cal," ucap Fazhura nimbrung setelah sedari tadi diam.

"Nah setuju gue, Ra. Sesama setan harus berbuat baik," ucap Vero membenarkan.

"Gue serahin ke lo, gue balik dulu, tiba-tiba mules gue," ucap Genta berdiri meninggalkan meja.

"Gue juga nih, kebelet," ucap Glen ngacir.

"Gue juga ada ulangan abis ini, ayo Ver," ucap Fazhura berdiri menarik tangan Vero, lalu Vero merangkul pundak Fazhura meninggalkan Calvin, Johan, Marenz dan Sasha.

Calvin melirik Sasha. "Apa lo liat-liat gue?" tanya Sasha membuat Calvin mendelik tak suka.

"Pergi lo semua!" ujar Calvin menatap ketiganya nyalang.

Sasha bangkit diikuti Marenz dan Johan yang meninggalkan Calvin yang memikirkan dompetnya yang dikuras oleh teman-teman laknatnya itu.

"Dasar teman gak ada akhlak lo pada!"

Sedangkan di kelas Velyn meletakkan tas nya dengan kasar membuat yang ada di kelas terkejut. Dhissa dan Rahhel berdiri didepan meja Velyn dengan was-was. Bisa saja gadis bar bar itu mengamuk.

"Ngapain lo berdua?" tanya Velyn pada kedua sahabatnya itu.

"Mengawasi lo, siapa tau lo ngamuk ngancurin kelas," jawab Dhissa yang diangguki oleh Rahhel.

Velyn mengambil botol kosong minum di meja Rahhel lalu memukul kepala kedua sahabatnya itu.

"HEH KOK LO KETOK KEPALA GUE SIH?!" Dhissa melotot tak terima.

Velyn mengangkat bahunya tak peduli. "Lo berdua bego, kesel gue," jawabnya terlalu santai.

Rahhel menggerakkan tangannya seperti mencekek di depan wajah Velyn. "Pengen tak hihhh!" geramnya yang memuat Velyn terbahak karena kekesalan kedua sahabatnya itu.

"Nah gini dong, ketawa," ujar Dhissa duduk di kursinya yang ia tarik mendekati meja Velyn.

Rahhel mengangguk. "Jangan marah-marah mulu lo, ntar cepat tua," ujarnya yang mendapat plototan dari Velyn.

"Kesel gue, lagian gue udah gak sahabatan sama Aldi," ujar Velyn memutar pulpen di meja.

"Lo gak bisa mutusin hubungan persahabatan lo sama dia gitu aja, lo udah lama sahabatan sama Aldi, kalo lo lupa," ujar Dhissa yang membuat Velyn berpikir.

"Ah bodo ah, gue capek," ucapnya menghela nafas.

"Gue yakin ntar lo berdua baikan lagi, kalian itu udah selambung," ucap Rahhel yang diangguki Dhissa.

"Bener tuh, kemana-mana selalu berdua. Kadang gue cemburu sama kalian," ujar Dhissa mengungkapkan isi hatinya.

Velyn menoleh pada Dhissa dengan mata memicing. "Lo suka Al?" tanya Velyn.

Dhissa mendelik tak suka. "Enak aja, najisun. Maksud gue itu cemburu karena lo lebih dekat sama dia ketimbang sama gue sama Rahhel yang juga sahabat lo. Cemburu itu gak cuman dalam hubungan percintaan tapi juga dalam hubungan persahabatan," ujar Dhissa.

"Maafin gue," ucap Velyn memeluk kedua sahabatnya itu.

"Maafin gue kalo gue lebih dekat sama Al, maafin gue belum bisa jadi sahabat yang baik untuk kalian berdua," ujarnya didalam pelukan kedua sahabatnya itu. Mereka berpelukan seperti teletubbies.

"Ekhem, boleh pinjem Velynnya sebentar?" ucap seseorang didepan mereka yang membuat ketiganya melepaskan pelukan mereka.

"Ganggu aja lo,"

"Merusak suasana lo,"

...

2 nov 2k20

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang