1. Terlambat

604 38 8
                                    

'Gue harap akan seperti ini selamanya'

-(secret)
_________
.
.
.

Seorang gadis masih nyaman mendekap dalam selimutnya. Cahaya matahari sudah menembus gorden kamarnya.

"Will you marry me?"

"Hmm, yes I..."

"WOYYYYY BANGUNNNN  WOYYYYY" teriakan itu sangat nyaring diiringi gedoran pintu.

BRAKKKK!!

Awwwwwww!

Gadis itu terjatuh dari ranjangnya.

"KEBAKARAN, KEBAKARAN."

"Hah mana mana, Mamah tolongggggggg!"

"HAHAHAHAHAHA.."

"Mana kebakarannya?" Gadis itu cengo di depan pintu kamarnya menatap cowok di depannya.

"BWAHAHAHHAA, gak ada kebakaran. Yang ada kita telah goblok." Cowok itu mendorong tubuh gadis itu masuk kedalam kamar.

"Dih goblok, gangguin mimpi indah gue aja lo."

Gadis itu mendumel masuk kekamar mandi.

"Lucu," gumam si cowok. Padahal ia setiap hari melihat sahabat ceweknya itu berpenampilan acak-acakan seperti orang gila.

"Dasar GILA," umpat gadis itu dalam kamar mandi yang masih bisa didengar dari luar. Si cowok tidak mengubris perkataan orang gila didalam kamar mandi itu.

"Ini kamar atau kapal pecah."

Cowok itu menggeleng melihat kamar sahabatnya yang berantakan melebihi kamar cowok. Jorok. Hanya itu yang ada dipikiran kalian kalau melihat kamar itu.

Bantal dan selimut ada dilantai. Buku-buku berserakan. Baju-baju bergelantungan dimana-mana seperti orang-orangan sawah.

"Nyet, kalo lo belom sarapan, sarapan dulu dibawah," ujar gadis itu keluar dari kamar mandi lengkap dengan seragamnya.

"Ntar bareng lo."

"Huaaa, Monyet gue rajin banget sih. Rapiin kamar gue."

"Lebay nying."

"Ye si bangsad. Dipuji gak mau."

"Buruan bego, ntar kalo kita telat lo yang salah." Cowok itu merebahkan tubuhnya dikasur.

"Siap komandan." Si gadis melakukan hormat bak prajurit hormat pada komandannya. Cita-citanya dari kecil yaitu menjadi Tentara. Alasannya agar orang tuanya selamat kalau ada perang. Alasan bocah.

"Eh nying, itu punya siapa? Kok gue baru liat."

Gadis itu mengikuti jari si cowok.

"Oh ntu dikasih sepupu gue kemarin, lo mau?" Tanya gadis itu kembali fokus mengeringkan rambutnya.

"Gak, emang gue gak punya apa." Cowok itu mengalihkan pandangannya dari playstation baru milik sahabatnya itu, ia menatap gadis itu mengeringkan rambut di meja rias.

"Iyayaya, terserah lo deh."

Cowok itu tersenyum melihat sahabatnya itu.

"Lo kenapa nyet, liatin gue begitu? Kalo suka sama gue itu bilang aja gak usah malu-malu. Gue tau banyak yang naksir sama gue cuman mereka gak mau ngungkapin, termasuk lo kan? Yakan? Udah deh bilang aja, susah ba--"

"Bacot! Ke-PD-an lo nying."

"Bilang aja lo liatin gue nyet. Gue tau gue cantik, gak usah malu-malu gitu njir."

"Najis, jijik gue anjirrr." Si cowok langsung keluar kamar. Ia terciduk menatap sahabatnya itu.

Gadis itu turun dengan tampilan biasa saja. Bibir hanya dipolesi lipbalm dan menggunakan bedak bayi. Rambut lurus sebahunya dibiarkan terurai dengan jepitan kecil disamping telinganya. Oh ya, tidak lupa maskernya. Ia tidak bisa keluar rumah tanpa masker, walaupun ke sekolah. Hidupnya sangat higienis tapi tidak dengan kamarnya.

"Lyn, sarapan dulu. Jangan sarapan dengan harapan, gak kenyang," ujar Olivia --Mamahnya, seperti itulah Mamah berusia 30-an itu.

"Siap bosque."

"Jangan lupa susunya diminum, mamah mau ke kamar dulu."

"Oke mah, Papah sama yang lain mana?"

"Berangkat." Jawab Oliv ditangga. Mamah ABG mah begini, kadang cuek. Gadis itu tak menghiraukan Mamahnya.

"Eh, kok lo diem-diem bae sih? Sariawan?"

Yang ditanya hanya menggeleng.

"Dih, gaje banget sih." Gadis itu memakan roti dengan selai cokelat kesukaannya.

"Ayo berangkat." Cowok itu berdiri dan langsung jalan meninggalkan gadis itu dimeja makan.

"Eh anjir, main tinggal-tinggal aja lo." Gadis itu dengan cepat menghabiskan susu cokelatnya. Setelah habis, ia berlari mengejar cowok yang tiba-tiba jadi pendiam tadi.

15 menit kemudian mereka tiba disekolah. Gerbang SMA TunasBangsa sudah tertutup rapat.

"Yah, gara-gara lo nih. Telat kan?" Gadis itu turun dari mobil dan mengintip dibalik pagar sekolah yang tingginya 2 meter itu.

"Dih bego, kan ini gara-gara lo. Lo sih tadi bangunnya kesiangan."

"Kok gue sih, ini semua gara-gara lo. Lo sih tadi gak bangunin gue pagi-pagi."

"Salah lo lah, kan lo kan-"

"Ngapain kalian?"

Mereka berdua menoleh ke sumber suara.

"Eh lo bang-kek, ngapain lo disini? Bukannya lo udah berangkat tadi pagi? Lo bolos ya bang? Gue laporin lo ya ke Mamah biar uang jajan lo di--"

"Bacot lo dek, ayok ikut gue."

"Dih, abang jahat sama dedeknya."

"Alay lo!"

Gadis itu mengerucutkan bibirnya. Cowok yang disampingnya merasa gemas.

"Nah, ini jalan rahasia anak-anak bolos. Kalian harus tau ini."

Mereka sampai di sebuah pintu kecil, belakang sekolah.

"Pantesan gue gak pernah nemu anak bolos kalo piket. Ternyata dari sini." Cowok itu mangut-mangut. Karena dia OSIS, jadi ada jadwal piket.

Mereka melewati pintu kecil yang dipanjati rumput. Dan sampai dibelakang kelas 10 IPA.

Dengan cepat mereka naik ke lantai 2, kelas mereka. Sebelum guru BK yang ganteng tapi ganas itu melihat mereka.

"Kalian darimana?"

Mereka bertiga menoleh dengan gerakan slowmotion.

..
.

Duarrr!!!!

Gw lagi2 CLBK (cerita lama belum kelar) udah buat lagi :)))

First : Senin, 9 maret 2020

FRIENDZONE [ Completed ] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang