"Satu hal sederhana yang bikin gue nyaman di samping lo, perhatian."
-Velyn.
.
.
Warning!! Bahasanya agak kasar :v
_______________"Yah, Pak, nggak bisa apa ditunda dulu gitu hukumannya?"
"Nggak bisa Velyn. Hukuman tetaplah hukuman!" tegas pak Sugit -Guru BK.
Mereka bertiga terciduk oleh pak Sugit saat menaiki tangga menuju lantai 2. Dan berakhir di ruang BK. Kena ceramah panjang × lebar × tinggi, sampai-sampai mengundang kantuk.
"Pak Gigut eh ralat pak. Maksudnya Pak Sugit yang baik hati dan bijaksana. Tolong yah, kali ini aja, Velyn mohon Pak."
"Udah dek, jalanin aja hukuman lo. Ribet banget hidup lo."
"Bang Vanno yang baik hati dan tapi sombong, gue itu ada UH mapel Miss Prillya."
"Pak, izin ya."
"Mau kemana kamu Aldi?"
"Bentaran doang pak, yaelah."
"Kamu ini ya, ketua OSIS telat. Gimana mau jadi contoh yang baik kalau masih telat."
"Pak, saya itu telat gara-gara dia." Aldi kembali duduk mendengarkan ocehan pak Sugit.
"Sudahlah, sekarang kalian bersihin lapangan basket indoor, gak ada tapi-tapian!"
Mereka menurut saja, daripada mendengarkan ceramah pak Sugit.
"Ini gara-gara lo nyet." Velyn masih saja mengoceh nggak jelas.
"Bacot banget sih lo, buruan selesain." Aldi memungut daun-daun kering begitu pun dengan Velyn. Namun mulutnya masih saja tidak bisa diam.
Sedangkan Vanno? Dia udah di kelas. Kampret emang.
"Dasar Bapak singa, ganteng tapi galak."
"Eh lo mau kemana?" Tanya Velyn melihat Aldi berdiri.
"Ntar, lo tunggu sini aja." Aldi meninggalkan Velyn, tasnya ia gantung di pohon pinggir lapangan.
"Enak banget main tinggal-tinggal. Gak tau apa gue juga cape." Velyn tetap mendumel sambil memungut daun kering.
"Ini juga daun banyak banget sih, bikin gue cape aja. Gak bisa apa mandiri dikit, kalo mau jatuh itu jangan nyusahin orang."
"Kayak lo nggak nyusahin orang aja."
Velyn berdecak mendengar ucapan Aldi barusan.
"Nih minum, lo istirahat aja. Biar gue selesain." Aldi menyerahkan sebotol air mineral dingin. Velyn menerima dengan senang hati lalu duduk di bawah pohon sambil memperhatikan sahabatnya itu.
"Tumben baik lo nyet, kesambet apaan?"
"Kesambet jin baik," jawab Aldi ngaur.
Velyn terus memperhatikan Aldi sampai Aldi menyelesaikan pekerjaannya.
"Ngapa lo nying? Kesambet lho. Apalagi di bawah pohon ini katanya--"
"Bacot." Velyn memotong perkataan Aldi, ia tau kalau ujung-ujungnya akan menakut-nakuti dengan hantu. Ia tidak menyukai hal-hal mistis.
"Panas banget ya." Velyn mengipas-ngipaskan tangannya di lehernya. Rambutnya sudah acak-acakan. Aldi duduk disamping Velyn sambil meminum air sisa Velyn.
Aldi mengambil tissue yang selalu ia bawa di dalam tas nya.
"Eh" Velyn terkejut kala Aldi mengelap keringat di wajahnya menggunakan tissue. Tatapan mereka bertemu beberapa detik
"Manja banget sih." Aldi tersadar langsung menempelkan tissue di dahi Velyn. Velyn mendengus sebal langsung mengelap keringatnya.
"Woy, ngapain lo berdua?"
"Apaan lo?"
"Kalian bolos ya? Wah wah, kalian--"
"Bacot lo Ta," potong Velyn sebelum Genta berfikir kemana-mana.
"Telat ya lo berdua? Mampus! Siapa suruh tadi pagi gak mau bareng," ujar Calvin.
"Bodo, kan gue gak nyusahin kalian juga. Ngapain kalian disini? bukannya di kelas," tanggap Aldi sambil bertanya. Bingung kenapa teman-temannya itu bisa ada di luar.
"Freeclass, guru belum masuk. Kan lumayan, bisa dangdutan," jawab Genta yang tidak direspon oleh Aldi.
"Yang di otak lo cuma ada dangdut-dangdut doang. Kalo belajar, ngapalin rumus matematika atau ngapalin nama-nama hewan kan berfaedah."
"Apaan sih lo, Lyn." Genta mendengus kesal.
"Lo yang apa-apaan," sewot Velyn.
"Lagian nama hewan itu tiap hari lo berdua absen, gimana nggak hafal gue," ujar Genta menatap Aldi dan Velyn secara bergantian.
"Bekicot noh." Calvin menunjuk bawah kaki Velyn.
"Mana?"
"Cicak Lyn cicak!!"
"Mana mana??" Velyn refleks berdiri dan bersembunyi di belakang Aldi.
"Tapi boong," cengir Calvin.
"Bangke lo," umpat Velyn kesal.
"Lyn, nyaman banget dah sembunyi di belakang Aldi," canda Genta melihat Velyn di belakang tubuh jangkung Aldi.
"Dihhh, sorry-sorry aja ya." Velyn menjauh dari Aldi.
"Apaan sih lo," heran Aldi.
"Gue gak level sama monyet kayak lo."
"Lo fikir gue mau sama kambing kayak lo? Ya kagaklah. Sono lo makan rumput," ujar Aldi tidak mau kalah.
"Woy gue punya berita gembira untuk kalian!" Seru Calvin.
"Apaan?" Tanya Genta.
"Kita punya monyet dan kambing!!"
"Bangsad!"
"Anying!"
"Gila!"
"Woiii, kalian ngapain? Dipanggil sama Miss Prillya noh!!" teriak siswi dari kelas 11 IPA-3.
"Apa lagi sih maunya tuh guru?" dumel Velyn sambil menggendong tasnya.
"Eh lo mau kemana?" cegat Aldi.
"Mau ke kelas lah bege, masa mau ke rumah. Ngotaklah, gausah bego-bego amat ja--"
"Bacot lo nying," Aldi menyumpal mulut Velyn dengan roti yang tadi ada di tangan Calvin. Entah darimana roti itu.
"Hmmbachyot lo bangchat,"
"Dih lo ngomong apaan anjir," Aldi menoyor kepala Velyn.
"Sakit bege!"
"Punya temen gini-gini amat dah."
"Daripada nggak punya temen."
"BACOT, pake pelangi-pelangi!" Seru Calvin.
"Punya teman gak ada waras-warasnya."
"Emang lo waras Ta?" tanya Aldi tanpa melihat Genta.
"Ya kagak sih," jawab Genta menggaruk kepalanya yang tak gatal.
"Ke kelas gak nih?" tanya Velyn.
"Gausah, cabut kuy!"
"Ketos yang baik begini nih," ujar Calvin sambil menggeleng kepala namun, ia tetap mengikuti Aldi dan Velyn.
***
Lopyu 2500 utk yg baca+vote.
500 utk dia😘😆Rabu, 11 maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
FRIENDZONE [ Completed ] ✔
Roman pour AdolescentsSiapa nih yg ngerasain Friendzone?? Menceritakan kisah Aldi dan Velyn yang terjebak FRIENDZONE. Dengan konflik ringan. Jangan lupa tinggalkan jejak! Start : 9 maret 2020 Ending : 11 desember 2020