Fight

631 78 7
                                    

Kata kata semangat itu terus berkobar didalam jiwanya, masuk ke dalam aliran darah dan tulangnya. Akan sulit padam tentunya dan Taehyung akan berusaha menggunakan api semangat ini sebaik mungkin bahkan sampai malam pun dia akan terus berusaha.

Mobil pemberian Seo Joon yang terus menemaninya dalam misi mencari Yerin dan membawanya kembali ke Korea. Tanpa petunjuk Taehyung berusaha mencari Yerin, cukup gila memang tapi ia akan berusaha sebaik mungkin. Tiba tiba ponselnya berbunyi dan namja itu mengangkat telepon dengan menggunakan earphone.

"ada apa Jungkook? " Taehyung sempat mengira bahwa Jiminlah yang akan meneleponnya lagi, secara dia punya lebih banyak informasi bagus tentang Yerin.

"kapan kau kembali? " tanya Jungkook.

"aku tidak tau. Yerin sudah bertemu denganku tapi dia masih membenciku" jawaban Taehyung membuat Jungkook menghela nafas berat disana sambil melihat Eunha yang tengah mencoba beberapa pakaian pengantin.

"apa kau bisa kembali dan menghadiri pernikahan kami? Tiga hari lagi" Taehyung lupa dengan acara itu. Aish, bagaimana dia bisa melupakan acara sepenting itu?

"aku tidak bisa janji Kook. Yerin benar benar harus diprioritaskan" Jungkook menjauhkan teleponnya sedikit dengan wajah kecewa dan marah, seorang sahabat bukan hal penting bagi Taehyung sekarang. Seorang yeoja yang membencinya dan tidak tau pasti ada dimana, yang entah akan menerimanya lagi atau tidak di nomor satukan?

Sepertinya seorang Kim Taehyung sudah menjadi alien seratus persen, dia gila.

"baiklah, urus saja Yerin yang tidak pasti kembali itu" Jungkook memutuskan panggilan dengan nada dingin dan pelan. Dia tidak ingin Eunha mendengarnya, auto gagal nikah. Tapi Jungkook benar benar ingin semua sahabatnya ada disana. Ikut bahagia dengan pernikahannya.

"sekarang beban di pundakku dua kali lebih berat. Kenapa harus seperti ini? " Taehyung mematikan earphonenya dan menepi sebentar untuk diam. Namja itu tampak frustrasi, masalah selalu datang silih berganti.

Tuhan, Taehyung sudah puas dengan karma ini. Tolong jangan beri beban lagi di pundaknya yang sudah tidak kuat.

Dan sekarang dia bingung, Yerin atau Jungkook? Keduanya sama sama penting.

Ponselnya berdering lagi dan ternyata itu dari Sinb, tumben sekali. Taehyung dengan segera mengangkatnya tapi tanpa menggunakan earphone. "apa kau bilang?" kaget Taehyung ketika mendengar informasi penting dari Sinb.

"aku akan segera kesana" Taehyung dengan cepat menyalakan mobilnya, mengikuti arahan yang diberikan Sinb. Namja itu agak heran dimana yeoja tomboy jago bela diri itu tau tempat ini. Kemampuan mata mata lima orang itu sepertinya tidak boleh diragukan.

"kau yakin ini tempatnya?" tanya Taehyung ketika sampai di sebuah rumah mewah yang jaraknya agak jauh dengan rumah rumah disebelahnya.

"jika kau melihat banyak tanaman Lily di sekitar rumahnya maka kau benar" jawaban Sinb membuat Taehyung mengalihkan pandangan dan menemukan bunga yang dimaksud Sinb.

"bagaimana kau bisa tau? "

"tentu saja, Yoona unnie yang memberitahu alamatnya dan petunjuk tentang rumahnya" Taehyung cukup bingung dengan maksud ucapannya.

"lalu hubungannya dengan Yerin? "

Sinb menghela nafas dan memutar matanya. Yeoja itu kira seorang Kim Taehyung yang kini bergelar Presdir bisa sekali mengerti dengan maksud ucapannya.

"jadi begini Presdir Kim Taehyung yang terhormat. Suho oppa yang menemani Yerin pergi ke Inggris dan sekarang dia sudah punya istri yaitu Yoona unnie. Mungkin kau bisa mencari Yerin di rumah mereka karena ia tinggal disana"

"kenapa kau tidak langsung bertanya pada Suho atau Yerin? "

"YA! Kau kira aku bodoh? Tentu saja Yerin sudah ganti nomor begitu juga dengan Suho oppa dan jika aku bertanya pada namja itu dia tidak akan memberitahu"

"baiklah, terima kasih untuk bantuanmu Sinb" Taehyung berusaha mengakhiri teleponnya, jujur suara Sinb membuat telinganya sakit.

"tunggu, Yoona unnie bilang dia dan Suho oppa sedang tidak ada dirumah. Ini kesempatan yang bagus, aku percayakan Yerin padamu Taehyung" Sinb mematikan ponselnya lalu mengangguk pelan.

"jangan khawatir " gumam Taehyung lalu mendekat masuk menuju rumah itu. Sangat besar, hampir seperti milik Seo Joon. Namja itu menekan bel rumahnya beberapa kali tapi tidak menemukan tanda tanda kehidupan.

Apa benar Yerin tinggal disini? Apa dia sedang bersembunyi di dalam untuk menghindarinya. Mungkin Taehyung harus mendobrak pintu ini tapi ia tidak ingin memancing keributan dan di anggap maling di siang bolong.

"Yerin" panggil Taehyung tapi tetap tidak ada jawaban.

Tiba tiba saja suara langkah kaki terdengar mendekat, Taehyung memakerkan wajah bahagia tapi hal yang terjadi justru sebaliknya. Seseorang memukul wajahnya hingga Taehyung terjatuh menghantam lantai.

Sakitnya pukulan itu membuat Taehyung menyimpulkan bahwa ia punya kebencian yang dalam padanya hingga menggunakan tenaga sebesar itu. Tubuh Taehyung terangkat, orang itu mencengkeram kerah bajunya dan memukulnya lagi. Namja itu belum sempat membuka mata membuatnya tidak tau siapa pelaku yang memukulinya tanpa sebab.

"mau apa kau datang ke sini hah?! " tanya orang itu.

Taehyung akhirnya bisa melihat jelas, sepertinya orang yang memukulinya adalah Suho sang pemilik rumah. Wajahnha tampak sangat marah bahkan tangannya terkepal kuat. Taehyung mencoba bangit sambil mengusap sudut bibirnya yang berdarah.

"d-dimana Yerin?" tanya Taehyung terbata bata.

"orang sepertimu tidak pantas menemuinya lagi!" jawab Suho masih dengan emosi yang menggebu.

"masalah ini tidak ada hubungannya denganmu. Ini antara aku dan Yerin" ucapan Taehyung terdengar dingin tapi itu tidak membuat Suho gentar.

"kau sendiri yang membuat Yerin menjauhimu. Sekarang hanya ada kau, tidak ada Yerin"

"ini tidak ada sangkut pautnya denganmu!" Taehyung membalas Suho dengan jalan kekerasan, terserah apa yang akan dia katakan tentangnya. Mulut orang ini harus bisa diberi pelajaran. Taehyung melampiaskan emosinya dengan cara menghajar Suho.

Masa bodo tentang perkataan namja itu. Tepat dibagian akhir Suho memukulnya hingga kepala Taehyung berdenyut pusing, penglihatannya buram tapi ia menjamin tidak akan pingsan. Keadaan Suho juga tidak tampak baik baik saja, sudut bibirnya berdarah dan wajahnya penuh bercak ungu.

Setidaknya dia tampak jauh lebih baik dari keadaan Taehyung.

"pulanglah bocah tengik dan berhentilah bermimpi untuk mendapatkan Yerin lagi" ucap Suho lalu masuk ke dalam rumah mengakhiri pertemuan mereka hari itu dibawah matahari yang mulai tertutup awan hitam pekat.

"tidak akan"

CHANCE [KTH-JYR] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang