Bad Cousin

968 123 5
                                    

"Yerin tukang tidur cepat bangun!" suara gedoran pintu itu membuatku kesal dengan mulut penuh odol aku berjalan ke arah pintu dan membukanya.

"akh ternyata kau sudah bangun, cepatlah mandi " tanpa merasa bersalah sepupuku itu pergi dari kamarku dengan gelagat pemilik rumah. Kedua tangannya ia masukan ke dalam saku celana dan wajahnya membuatku geleng geleng kepala.

"dasar gila" makiku lalu melanjutkan ritual mandi yang sempat tertunda.

Air dingin membasahi seluruh tubuhku yang polos tanpa sehelai benang, rasanya sungguh menyegarkan. Kemarin kepalaku sudah panas dengan beberapa hal yang tidak mengenakan dan dengan dinginnya air ini ku harap bisa mendinginkannya.

"kenapa Tuhan selalu memberiku pasangan yang buruk? Sebenarnya apa alasannya? "
lirihku sambil berpakaian.

Perasaanku ini pada Taehyung benar benar nyata tanpa rekayasa tidak seperti dia tapi kenapa namja itu justru bisa berpikir untuk melakukan hal ini?

Sebenarnya jika dari awal aku tidak begitu menganggap serius hubungan ini pasti sudah ku lakukan apa yang dikatakan Sowon tapi aku tidak tega pada Taehyung.

Aku tau namja itu baik, dia hanya sedang di peralat oleh Irene. Tapi seberapa kasihannya aku pada Taehyung aku tak boleh melupakan fakta bahwa ia sedang mempermainkanku.

Jika benar dia akan memohon agar aku kembali padanya tentu dengan tegas aku akan menolaknya karena bagiku tidak pernah ada kesempatan kedua terutama untuk orang seperti dia.

Mereka akan tau akibatnya karena telah meremehkan seorang Jung Yerin.

Aku telah selesai berpakaian dan turun menemui sepupuku yang sudah siap di meja makan. "lambat dasar kura kura" cibirnya.

"berisik"

"dasar lambat"

"dasar lambat "

"dasar lambat"

Genggaman tanganku pada garpu bertambah kencang seiring dengan makian si kuda. Aku sengaja mendiamkannya karena tak ingin membuat keributan di pagi hari, sungguh aku sudah di buat pusing oleh masalah kemarin.

"dasar lam-"

"LO BISA DIEM GAK?! " ku acungkan pinsau untuk memotong pancake ke arah lehernya.

"beraninya pakai barang " ku kira dia akan menyerah dan menutup mulutnya itu tapi ternyata aku salah dia malah semakin menjadi.

"kasian yang di tinggalin "

"kasian yang di marahin "

Silakan saja tertawa sepuasnya tapi dalam beberapa detik lagi bersiaplah untuk janjian dengan tiang bendera di tengah hari yang panas.

"kasian yang hatinya di mainin" dengan segera aku melemparkan piring berisi pancake ke wajahnya dan dia langsung berhenti tertawa.

"bye" aku langsung pergi dan meminta seluruh kunci kendaraan milikku dan juga milik sepupuku tercinta.

Membersihkan wajahnya akan menghabiskan waktu tapi tidak seberapa aku ingin lihat apakah dia bisa sampai di sekolah hanya dengan berjalan kaki?

Jung Jhope ku sarankan agar kau janjian dengan tukang urut setelah ini.

CHANCE [KTH-JYR] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang