Hurting Reply

1.3K 133 2
                                    

Suara langkah kaki terdengar semakin pelan meninggalkan sebuah ruangan berisi piano hitam yang menjadi saksi atas penyesalan seseorang. Dia datang mengunjungi tempat itu untuk kedua kalinya.

Pandangannya kini agak memburam oleh air mata yang terus menggenang dan bisa tumpah kapan saja. Tangannya mengepal kuat lalu menonjok kaca yang berada di sampingnya.

Sopa pada saat hari libur memang terasa sangat sunyi. Ia melihat tangannya yang penuh dengan darah yang berasal dari serpihan kaca itu. Ia bersandar pada dinding dalam keadaan duduk.

Ingatan yang masih sangat segar itu terus berputar di otaknya bagai sebuah film. Beberapa tetes air mata jatuh ia menenggelamkan wajahnya hingga tangisan itu semakin kencang.

Ia berada di posisi itu dalam waktu yang lama, menyesali semua kebodohannya. Jika Tuhan memberikan sebuah kesempatan padanya untuk meminta apapun.

Satu hala yang sangat ingin dia minta, kembali ke masa lalu. Kembali lagi pada seorang Jung Yerin.

"Taehyung " seorang namja berambut coklat memanggil namanya tapi ia tetap diam tanpa merubah posisi hanya menatap sosok itu sesaat lalu menenggelamkan wajahnya kembali.

"tanganmu terluka "  yeoja berambut sebahu itu berjongkok di depan Taehyung meraih tangan penuh luka itu.

"ini tidak sebanding dengan luka yang aku buat padanya Eunha " lirih Taehyung menarik kembali tangannya. Eunha mengelus pucuk kepala Taehyung lembut membuat namja yang berada di sampingnya mengerucutkan bibirnya.

"Eunha...." rengek Jungkook tapi Eunha segera memberinya tatapan tajam dengan tangan yang berada di depan bibi seolah mengisyaratkan 'jangan berisik '

"sebaiknya kita obati lukamu " Eunha melirik Jungkook untuk meminta bantuannya membantu Taehyung pergi ke UKS.

Keheningan melanda mereka. Eunha sesekali melirik Taehyung yang berada di samping Jungkook, namjachingunya. Kondisi Taehyung benar benar kacau, lelehan air mata masih membekas di wajahnya. Tatapan mata coklat itu kosong.

Kepergian Yerin membawa dampak yang sangat besar bagi Taehyung. Padahal baru kemarin dia pergi entah kemana tapi Taehyung sudah seperti ini. Eunha sebenarnya sangat kesal ketika mengetahui fakta yang di ungkapkan Yerin beberapa waktu lalu.

Tapi hatinya mencair kembali ketika melihat kondisi Taehyung yang tidak karuan separti ini. Bagaimana pun juga Taehyung sudah menyesal dan minta maaf bagi Yerin meski tidak mengubah apapun.

Jungkook dan Eunha segera pergi ke sekolah setelah mendapat telepon dari paman Hwang tentang keadaan Taehyung. Dia bilang tidak bisa menelpon Sinb jadi dia menghubunginya.

Sebenarnya Eunha tidak begitu yakin bahwa itu adalah alasan yang benar. Sinb bukannya tidak bisa di hubungi tapi Sinb akan mengangkat telepon jika hal itu berhubungan dengan Taehyung maka dia pasti mengatakan hal ini.

'memangnya apa peduliku pada Taehyung?'

Eunha akui mungkin yang paling kehilangan adalah Sinb. Dia dan Yerin jauh lebih dekat bahkan sampai membuat gang sendiri bernama SinRin couple. Tapi harusnya ia harus merelakan Yerin dan menghentikan kunjungan lidahnya di perpustakaan sumpah serapah ketika seseorang menyebut nama Taehyung.

"aku tidak bisa berkata banyak tapi satu hal yang pasti kau lakukan relakan saja kepergian Yerin dan urus dirimu " ucap Jungkook ketika mereka sampai di UKS.

Taehyung menggeleng dan melihat tangannya yang penuh dengan darah
"bicara itu mudah Kook tapi rasa bersalah itu terus saja menghantuiku " balas Taehyung.

"harusnya kau lebih berhati hati " Eunha datang dengan sebaskom kecil air hangat dan beberapa obat yang ia tidak tau nama tapi tau kegunaan benda itu. Jungkook menatap mereka berdua entah kenapa tiba tiba atmosfer terasa sangat panas.

Jungkook sendiri tidak akan pernah meragukan Eunha yang akan menyukai Taehyung tapi justru sebaliknya. Orang bilang orang yang sedang patah hati akan cepat jatuh cinta kembali ketika bertemu seseorang yang kalian taulah seperti Eunha.

Baik dan penyayang.

"hentikan tatapanmu Kook. Cintaku ini hanya untuk Yerin " Eunha yang mendengarnya langsung menoleh ke arah Jungkook yang sedang menatap mereka dengan sinis.

"apa kau cemburu? " canda Eunha tersenyum mengejek. Jungkook lebih memilih membuang muka dan mengabaikan pertanyaan Eunha.

"sudah selesai. Kami akan pergi makan siang apa kau mau ikut? " ajak Eunha.

"tidak perlu"

Taehyung memilih untuk bangkit dan pulang terlebih dahulu setelah berterima kasih pada Eunha yang dengan senang hati sudah mau menolongnya. Namja itu berjalan melewati area lapangan yang penuh dengan daun daun berwarna oranye yang berguguran.

Banyak sekali ingatan tentang Yerin yang kembali hadir di benaknya. Ia mengambil satu buah daun maple dan tersenyum ke arahnya, ia ingat saat itu saat dimana musim tengah gugur. Tepat beberapa bulan yang lalu.

Ia pergi ke sebuah taman dengan Yerin dan melihat banyak sekali daun maple yang berguguran, Yerin terlihat seperti anak kecil yang begitu bahagia ketika menginjak benda berklorofil itu.

Rasanya baru kemarin mereka bahagia. Taehyung tidak bisa melupakan wajah bahagia Yerin tapi sesaat kemudian ingatannya berputar semakin jauh tepat pada saat Yerin memberikan kado yang berisi semua kebodohannya.

Wajah itu sama, tersenyum begitu manis. Tapi akhirnya Taehyung tau bahwa senyum itu bukanlah senyum tulus yang sering Yerin berikan untuknya melainkan senyum palsu untuk menutup kesedihan hatinya.

Yeoja memang seperti itu saat mereka berkata bahwa mereka baik baik saja maka jawaban yang sebenarnya adalah kebalikan dari kata kata yang mereka ucapkan. Dan sekarang Taehyung berusaha belajar untuk menjadi lebih peka.

"Taehyung " namja itu menoleh dan menemukan sosok pendek berjaket hitam tengah memanggilnya. Sosok Park Jimin di sana sendirian.

"kawan ada apa dengan tanganmu? " Jimin berlari dan melihat lihat tangan Taehyung yang di balut oleh perban. Taehyung tidak menjawab dan memilih untuk mengabaikan Jimin.

"aku kehilangan dia " lirih Taehyung terdiam di tempat dengan Jimin yang berada satu meter di belakangnya. Namja bermarga Park itu menatap punggung Taehyung dengan sendu.

Meski ia tidak tau bagaimana rasa sakitnya tapi ia yakin hal ini terasa jauh lebih menyakitkan ketika Jimin tau bahwa Yuju ingin hubungan mereka berakhir. Sungguh saat itu Jimin merasa seperti tidak bernyawa, roh di tubuhnya seakan di tarik secara paksa.

"aku tau tapi kau tidak boleh terus menyalahkan dirimu sendiri "

"tapi semua ini salahku Jim. Semua ini salahku hiks" untuk kedua kalinya Jimin melihat bagaimana rapuhnya seorang Kim Taehyung yang selalu menghinanya dengan sebutan 'bantet'

Jujur saja Jimin merindukan sosok Taehyung yang dulu, Taehyung yang terus menghinanya. Sekarang sahabatnya ini lebih terasa seperti patung, tidak banyak bicara dan lebih memilih untuk diam.

"dengar ya alien gila. Yerin tidak akan kembali walau kondisimu seperti ini, jadi jalani hidupmu seperti biasanya oke? Lupakan Yerin" Taehyung terdiam dengan tangan yang mengepal dan membalik bada melihat sosok Jimin.

"jika Yuju melakukan hal yang sama dengan Yerin apa yang akan kau lakukan? " Jimin terdiam dan menunduk ia tidak berpikir sampai sejauh itu.

"aku....."

"berhentilah mengatakan ikhlaskan Yerin, lupakan Yerin urusi saja urusanmu sendiri dan berhentilah bersikap seolah olah kau tau bagaimana rasanya" Taehyung membalik badanya dan berjalan dengan langkah yang terburu buru meninggalkan Jimin sendirian yang yang tengah mematung menatap tanah yang berada di bawahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hiyahiya aku up lagi di hari terakhir Ramadhan hiks sedih gitu.....

Selamat rayain takbiran sama temen, pacar atau keluarga yaa. Apalah aku yang jomblo ini hiks tapi ada temen yang lebih baik dari pacar eaaa.

Ini THR dari aku yaaaa. Mungkin bakalan ada bonus lagi bsk pagi waktu lebaran wkwkwk.

Hope you like ittt

CHANCE [KTH-JYR] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang