Selamat membaca kisah Bryan Alterio Fransisco dan Nastya Aldis Rachely!
Bab 15. Kehilangan pekerjaan.
❝Lo itu pengecut, selalu bertindak di belakang, tapi diam di depan.❞ —Bryan Alterio Fransisco.
****
"Lo pecandu barang haram itu?"
"Hei!"
Bryan terkesiap kaget, semua bayangan dan rekaan liar yang dicetuskan nalarnya tiba-tiba tersingkir dalam sekejap. Bryan melambungkan tatapannya ke arah Nastya yang berdiri 5 langkah di depannya.
Kening gadis itu menyusut, nampak cengo karena Bryan menatapnya dengan tatapan bertanya. Seolah Bryan tidak ingat dengan apa yang terjadi. Ada apa dengan laki-laki itu?
"Kenapa diam aja?"
"Lo kan yang ngangkatin barang di gudang?"
Bryan hanya mengangguk patuh, ia pikir bayangan yang berputar dalam benaknya sungguh terjadi. Hal itu membuat Bryan merasa lega. Ini hanya lamunannya saja.
Namun sebelum menyambungkan langkah, ia melangkah merapat ke kasir. Meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja, lantas segera pergi. Ya, Bryan baru ingat bahwa setiap hari Rabu, seseorang yang ia namai di kontak dengan sebutan 'Paman' itu, kerap menghubungi nomornya untuk memberi kabar. Bahwa benda ilegal dan haram untuk semua orang sudah tiba.
Bryan juga mengingat betul waktunya kapan. 10 menit lagi. Setiap pukul 5 sore. Jika ia terlambat bergerak sedikit pun, mungkin rekaan yang diciptakan otaknya akan terjadi.
Selepas kepergian Bryan, helaan nafas gusar keluar dari mulut Nastya. Satu pertanyaan yang masih bersarang dalam benaknya. Apa alasan Bryan bekerja di toserba? Sedangkan lelaki itu sendiri mempunyai kekayaan yang tidak akan punah dalam 7 generasi ke depan.
Nastya bergegas menyusul Bryan ke gudang belakang, bagaimanapun juga, rasa penasaran ini lebih penting dari apapun. Apa alasan pemuda berbakat itu sebenarnya?
Saat membuka pintu gudang, dalam satu kali arah tatapan, tubuh Nastya terpaku seketika. Tertegun. Ini adalah perdananya mendapati Bryan yang sombong, Bryan yang terkenal angkuh dan cuek, menjadi seseorang yang gigih mencari nafkah.
Dia terlihat berbeda. Sebuah sisi yang nampak asing dalam pandangan Nastya. Bryan sungguh bekerja keras hari ini. Nastya tau rasanya berada di posisi itu, mengangkat barang dengan berat lebih dari 5 kg sangatlah melelahkan. Itu bukan pekerjaan yang semua orang bisa melakukannya.
Apalagi, dengan status yang melekat sempurna dalam diri laki-laki itu. Bryan berasal dari golongan atas. Tentunya untuk beradaptasi disini pun sulit. Hal hal berat yang tak pernah Bryan kerjakan sebelumnya, sekarang menjadi tanggung jawabnya.
Mungkin, di kediamannya sendiri Bryan akan di perlakukan seperti seorang pangeran. Berbanding terbalik dengan saat ini. Bryan bukan lagi pangeran, sekarang ia adalah pegawai biasa dengan strata yang sama dengan Nastya.
Dalam kondisi apapun, Bryan selalu bisa berkamuflase. Nastya yakin seratus persen jika batin laki-laki itu juga memberontak untuk berhenti melakukan pekerjaan yang membuatnya lelah secara fisik. Sementara di sisi berbeda, laki laki itu sudah rapuh dalam lingkup mental.
Apa yang Bryan rasakan sekarang?
"Berhenti natap gue."
Nastya terkesiap, tak mengira bahwa Bryan menyadari kehadirannya disini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival A
Teen Fiction'Karena tidak peduli seberapa genius muridnya, sebanyak apa mereka mencetak mimpi, pendidikan tidak berpihak pada murid, bahwa sistem tidak pernah memerdekakan, karena sekolah terkadang lupa memanusiakan' Bryan Alterio Fransisco, cowok genius sempur...