Bab 20: Kisah masa lalu

223 44 30
                                    

Selamat membaca kisah Bryan Alterio Fransisco dan Nastya Aldis Rachely!











Bab 20. Kisah masa lalu. 






"Bahkan semua orang akan menjadi orang yang paling rapuh, jika orang yang dia cintai meninggalkannya. Ini bukan soal kapan harus kembali, tapi selamanya."













***










"Sial."

Andika menjambak rambut frustasi, baru saja ia menerobos masuk ke dalam toilet. Dia tak menemukan kehadiran Bryan. Firasatnya ternyata benar. Bryan kabur.

Andika merogoh ponsel sembari melangkah keluar, meminta dan menghubungi tim yang lain untuk turun tangan. Pasalnya dia tak bisa menyelesaikan masalah ini sendirian. Kota ini amat luas, tak memungkinkan Andika untuk beroperasi seorang diri.

"Tuan muda Bryan kabur. Cari tempat yang mungkin dia kunjungi di hari ini."






****

"Emangnya lo mau kemana?"

Nastya menoleh, menatap Bryan lekat lekat. Bryan menghadapkan kepalanya ke arah jendela bus. Memandangi jalan raya dalam hening. "....,"

Nastya menarik nafas, tak menemukan jawaban. Dari tadi Bryan hanya diam dan membisu. Ada apa dengan cowok itu?

Nastya memutar pandangan ke penjuru bus. Bus tidak terlalu padat. Hanya diisi dengan beberapa orang berseragam kantoran. Cuman dirinya dan Bryan yang merupakan anak sekolahan.

"Kalian berdua bolos ya?"

Nastya mengerjap kaget, seorang wanita berkepala 2 itu mengambil bangku kosong di depannya. Dia nampak mengintimidasi. "Bolos?" tanyanya lagi.

Nastya bingung harus menjawab apa. Sudah pasti wanita itu mengira dirinya dan Bryan adalah bocah nakal yang hobi bolos.

"Iya kami-,"

"Saya dan dia gak bolos." tiba tiba saja Bryan mengambil suara. Seperti biasa selalu terdengar dingin dan acuh.

"Boong kan?" wanita itu tak bisa ditipu.

Bryan menggeleng tanpa suara, "Terus kenapa kalian ada di sini? Udah jam 10 loh,"

"Banyak tanya!" ucap Bryan bodo amat.

"Gak boleh loh ngomong kasar ke seseorang yang lebih tua," kata wanita itu.

"Y." jawab Bryan.

"Terus kenapa bolos?"

"Gak bolos." balas Bryan kukuh terhadap pendiriannya.

"Mau kasih alasan apa lagi?"

"Pergi ke kuburan."

Wanita dengan name tag bernama Aurora itu melotot terkejut, "Loh? Ngapain?"

"Peringatan kematian." jawab Bryan singkat padat dan cuek.

Aurora pun lama kelamaan menjadi lunak dan mulai mengerti. "Kalian saudara kembar?"

Rival ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang