Bab 26: Company anniversary

204 29 16
                                    








Selamat membaca kisah Bryan Alterio Fransisco dan Nastya Aldis Rachely!


Bab 26. Company anniversary




Selamat menunaikan ibadah puasa bagi teman-teman yang menjalankan❣️🙏🏻Semangat puasanya yaa!
Bacanya tiap malem aja kita cari jalan aman haha😃

Udah siap ramaikan chapter ini? Thank you 3000 untuk kalian yang tetap bertahan hingga kini dan sabar menunggu notif update. Selamat membaca semuanya❣️

Jangan lupa vote & comment✨ Author mencintaimu<3

Baca dengan pelan karena bab ini sedikit memusingkan?

________






"Gue mulai dari materi paling sulit."

Bryan bertahan di kursi tengah—duduk di sana dengan perasaan canggung. Nastya dan Raga mengapitnya di sisi kanan dan kiri. Cukup dekat sampai-sampai siku Bryan menyentuh lengan Nastya. Sedangkan Raga duduk dengan formal tetapi telinganya begitu dekat dengan Bryan.

"Jauhan dikit." Bryan mulai resah.

"Gue bukan virus." cela Raga yang di angguki Nastya selaku anak buah.

"Telinga lo nyender di telinga gue." Bryan membongkar fakta.

Langsung saja Raga menoleh ke belakang dan benar, bahwa Bryan tidak membual. Gendang telinganya menempel begitu saja pada telinga Bryan. Raga pun berdehem sebentar mengurangi rasa malunya. Sungguh demi apapun dia tidak menyadari hal itu. Dan Raga menarik dirinya menjauh dalam sekejap. Duduk dengan jarak sekitar 50 cm.

Selesai dengan Raga, Bryan kini mendongak pada Nastya. "Kenapa?" Nastya bertanya dengan muka begonya.

Malas berkomentar, Bryan memberikan toyoran cukup kuat dengan telunjuknya di kening Nastya. Membuat Nastya seketika mengangkat lengannya dan mengusap pelipisnya dengan lembut.

Bryan pun menghela nafas lega. Sekarang siku tangannya tidak bersentuhan dengan apapun. "Lo kok noyor kepala gue sii?" Nastya menuntut jawaban Bryan. "Mana kencang banget lagi."

"...,"

"Emang gue ngelakuin kesalahan ya?"

"...,"

"Iiiih! Kok diem doang. Dasar limbad!"

"...,"

"Jawab kek!"

"...,"

Wajah Nastya terlihat jengkel. Gigi-gigi rapinya menggertak keras. Kedua bola matanya bersinar dongkol. Menyebalkan. "Yauda kalo gak mau jawab—,"

"Brisik!" sentak Bryan. "Diem! Suara lo cempreng."

"Mana ada!" Nastya membantah. Otot-otot di wajahnya mulai mengeras dan memerah. Saking gregetannya—2 tanduk muncul dengan tiba-tiba, jika di ibaratkan.

"Komuk—muka lo. Mirip monyet." dengan entengnya ucapan Bryan meluncur keluar.

Nastya menanggapi dengan kedua mata melotot. Nafasnya mulai memburu, asap-asap di sekeliling wajahnya mengepul seperti kebakaran. Dia jadi kecil hati lalu bersungut masam. Hanya Bryan manusia pertama yang menyebutnya manusia jelek. "Ngadi-ngadi ih! Orang gue cantik. Blee!"

Rival ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang