Selamat membaca kisah Bryan Alterio Fransisco dan Nastya Aldis Rachely!Bab 24. Apa taruhan mereka?
"Nastya, kamu tahu? Tidak ada yang peduli padaku sebelumnya. Mereka tahu kondisiku, tetapi mereka tidak menanyakan Apa kamu baik-baik saja? Mereka menyemangati ku dengan kata-kata terbaik, sambil berharap aku menjadi lebih baik karenanya. Setelah itu mereka pergi. Seolah menganggap hal itu adalah kewajiban karena kami bersahabat.
Meskipun menanyakan 'apa kamu baik-baik saja?' lebih terlihat tulus, mereka tidak melakukannya."——Bryan Alterio Fransisco, komentar yang tak terucap.
****
<2 hari sebelumnya.>
Di dekat kolam renang terdapat kursi panjang untuk bersandar, dan Raga menjatuhkan tubuhnya di sana dengan sekotak beludru merah. Dia belum bergerak sama sekali, Raga termenung menebak-nebak hadiah apa di baliknya. Manik mata tajam dengan keteduhan laksana air laut itu menengadah memandangi hamparan langit di malam hari.
Apa isinya?
Berlian?
Cincin?
Permata?
Emas?
Stop! Raga mendengus lelah. Lantas duduk tegak dan bersikap serius. Untuk kesekian kalinya, Raga memandangi kotak cantik itu lagi dan lagi. Dia telah membuang banyak waktu hanya untuk memikirkan hadiah sialan ini. Ya, entah apa sebabnya, menyadari Bryan lah yang memberikan hadiah ini secara istimewa pada Nastya sungguh membuat dadanya meraung kesal. Ini konyol, tapi begitulah perasaan Raga sekarang.
Dengan satu tangan Raga mulai membuka beludru. Berukuran mini namun sangat mendebarkan jantungnya. Setelah terbuka sempurna, Raga memasang ekspresi datar di wajahnya yang mengeras tiba-tiba. Kedua alisnya jelas menunjukkan ketidaksenangan.
Raga menarik kalung cantik itu tanpa perasaan, mengenggamnya sampai telapak tangannya memerah. Dengan kata lain, Raga mencengkramnya penuh tanda tanya.
Ada apa dengan kalung ini? Apa alasan Bryan mengirimnya pada Nastya? Apakah Nastya diam-diam berpaling dari Afrega dan mendukung Bryan? Apa kedua anak manusia itu punya status lebih dari seorang rival?
Raga berfikir keras. Anehnya sedalam apa pun penalarannya pada 2 orang itu, Raga tak bisa menemukan titik temu dari pertanyaannya. Dia tak punya jawaban. Ada apa dengan dirinya akhir-akhir ini? Kenapa susah sekali rasanya? Padahal sudah jelas dia adalah Raga Aldebaran, pria bodoh yang mengetahui rahasia gelap banyak orang.
Tapi, untuk Nastya dan Bryan, kenapa sulit sekali menjangkau keduanya?
*******
Bryan duduk tegak di atas brankar, memperlihatkan punggung gagahnya yang lecet dengan tanda merah memilukan akibat cambukan dahsyat Anton. Bryan di bawa ke ruang medis oleh Andika. Di kediaman ini memiliki satu ruang medis untuk siapa saja yang menderita penyakit ringan atau cedera.
Anton tak asal memilih dokter, Anton dia mengambilnya secara khusus dari rumah sakit milik Aldebaran. Dimana para dokter dan perawat disana sudah terlatih keahliannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival A
Teen Fiction'Karena tidak peduli seberapa genius muridnya, sebanyak apa mereka mencetak mimpi, pendidikan tidak berpihak pada murid, bahwa sistem tidak pernah memerdekakan, karena sekolah terkadang lupa memanusiakan' Bryan Alterio Fransisco, cowok genius sempur...