D-Zero: 01

1.9K 248 104
                                    

D-Zero

Chapter 01: Mayat di Ruang Kelas

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 01 start

.
.
.

Seorang siswa dengan tinggi badan diatas 170 cm berjalan tergesa menuju sebuah ruang kelas. Rahang tegasnya nampak sangat pas dengan wajah tampan dan tubuh tegapnya.

Biasanya, rahang tegas itu selalu dihiasi senyum kemanapun si siswa pergi. Namun kali ini sepertinya berbeda, tak ada senyum di wajahnya seperti biasa. Yeah, tentu saja siswa itu sedang tak bisa tersenyum, sebab dia sangat tahu apa yang tengah terjadi sekarang ini, dan tersenyum rasanya sangat tidak pas untuk keadaan yang tengah berlangsung.

Langkah kaki lebar dia lakukan agar bisa secepat mungkin mencapai ruang kelas yang dituju.

"Jeno!" Sebuah seruan terdengar dari arah belakang, meneriaki nama si siswa yang tengah berjalan terburu tadi.

Jeno menghentikan langkah, lalu memutar tubuh demi mencari oknum yang sudah memanggilnya. "Ada apa?" tanyanya begitu dihadapkan dengan sosok wakil ketua D-Zero, Renjun.

Renjun melihat sekeliling, dimana siswa siswi Dienga High School tengah berlarian menuju sebuah kelas yang sejak pagi sudah menghebohkan satu sekolah. Pandangannya lalu jatuh pada Jeno, mulutnya terbuka, mulai berbicara. "Terjadi kasus bun-"

"Aku tahu," Jeno memotong cepat kalimat Renjun, saat dirasa dia tahu apa bahasan yang akan Renjun berikan. "Aku ingin ke sana dan memeriksa apa benar yang dibilang orang-orang," ucap Jeno lagi.

Renjun mengernyit, alisnya terangkat. "Maksudmu?"

"Lihat saja nanti." Jeno melangkah pergi setelah mengucapkan kalimat yang menurut Renjun memiliki banyak arti.

Tanpa menunggu lama, Renjun segera menyusul Jeno pergi. Bersamaan dengan rasa penasarannya yang menumpuk akan ucapan Jeno.

___D-Zero___

Mata sehitam jelaga itu melotot kala maniknya menangkap pemandangan mengerikan di dalam kelas. Menelan ludah, dia sedikit berjalan maju, mencoba sampai ke barisan terdepan kerumunan orang. Padahal tanpa maju pun, dia masih bisa melihat dengan jelas objek yang tergantung di tengah ruang kelas itu.

"Huek." Menutup mulut, dia lalu memilih membalikkan tubuh, ingin pergi dari sana jika tak ada tangan yang menahannya.

"Mau kemana?" Pertanyaan dengan nada menyebalkan itu terlontar keluar dari bibir salah satu siswa yang sudah berada di sana beberapa menit lebih awal.

Pandangan mata siswa itu terkesan merendahkan, dia sepertinya senang melihat raut ketakutan di wajah si pemilik mata sehitam jelaga.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang