D-Zero: 15

465 123 18
                                    

D-Zero

Chapter 15: Rekaman CCTV yang Hilang

.
.
.

Warning!!

Selalu aku ingetin kalau cerita ini nggak ada hubungannya sama idol-idol yang namanya aku pakai di cerita ini. Jadi tolong tetap anggap tokoh di cerita ini hanya tokoh, dan mereka yang namanya aku pakai adalah idol di dunia nyata.

Mereka berbeda. Dan cerita ini hanya fiksi belaka. Jadi jangan sampai dibawa ke dunia nyata. Aku tahu kalian semua ngerti. Makasih untuk pengertiannya.

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 15 start

.
.
.

Ada yang berbeda di D-Zero.

Sejak Jeno menerima kode dari Renjun yang berarti marga seseorang, dia jadi lebih waspada kepada orang-orang bermarga Lee. Tentu saja Jeno mengecualikan dirinya karena dia bukan pengkhianatnya.

Jeno tahu, bertindak aneh dengan menjaga jarak bisa saja membuat anggota D-Zero curiga, tapi dia bisa apa ketika di antara mereka bahkan ada orang jahat yang sedang dicarinya.

Entah apa motif pengkhianat itu sampai dia harus susah-susah masuk ke dalam D-Zero, melewati tes-tes sulit untuk bergabung bersama anggota lain. Bersyukur pengkhianat itu tak terpilih menjadi ketua, bisa hancur D-Zero kalau si pengkhianatnya adalah ketua sendiri.

Hari ini, Jeno duduk di ruang D-Zero bersama Renjun dan Mark. Dia mengundang mereka berdua untuk saling bertukar pikiran.

Ah sebenarnya hanya Jeno dan Mark yang tukar pikiran, Renjun sih hanya duduk diam sambil mendengarkan argumen-argumen ketua dan mantan ketua D-Zero itu.

"Dari pada kita sibuk adu argumen, lebih baik kita tanya langsung ke Renjun, dia kan ada di sini. Buat apa kita bertengkar, sedangkan yang mengetahui siapa pengkhianatnya hanya diam tanpa kita tanya?" Mark menggelengkan kepala, merasa sia-sia berdebat dengan Jeno tentang siapa pengkhianat asli.

Jeno bahkan tak segan-segan menuduh Clarissa sebagai pengkhianat karena bermarga Lee. Hal itu tentu saja memancing amarah Mark hingga mereka berdua sibuk melempar pendapat masing-masing.

Mark yang merasa yakin kalau bukan Clarissa pengkhianatnya, membela sang adik dengan berbagai macam argumen untuk menguatkan bahwa Clarissa tak bersalah. Sementara itu, Jeno yang tidak bisa percaya begitu saja tanpa ada bukti kalau bukan Clarissa si pengkhianat menuduh Mark agar tidak asal bicara.

Renjun sampai sakit kepala mendengarkan perdebatan mereka yang tak kunjung berakhir. Dia bahkan memijat pelan kepalanya untuk mentralisir rasa pusing akibat mendengar keributan di ruang D-Zero.

"Itu benar. Jadi, siapa pengkhianatnya Renjun? Tidak bisakah kamu langsung beri tahu siapa orang itu?" Jeno yang sudah malas bertengkar dengan Mark pun memilih bertanya.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang