D-Zero: 16

487 118 33
                                    

D-Zero

Chapter 16: Fraksi Pengkhianat

.
.
.

Warning!!

Selalu aku ingetin kalau cerita ini nggak ada hubungannya sama idol-idol yang namanya aku pakai di cerita ini. Jadi tolong tetap anggap tokoh di cerita ini hanya tokoh, dan mereka yang namanya aku pakai adalah idol di dunia nyata.

Mereka berbeda. Dan cerita ini hanya fiksi belaka. Jadi jangan sampai dibawa ke dunia nyata. Aku tahu kalian semua ngerti. Makasih untuk pengertiannya.

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 16 start

.
.
.

Akhir-akhir ini, ada yang tidak biasa dalam hidup Clarissa. Aneh, memusingkan, dan bingung. Clarissa merasakan hal-hal seperti itu sudah seminggu lamanya.

Dia berpikir sesuatu mungkin telah terjadi tanpa sepengetahuannya. Apalagi melihat sikap protektif Mark yang selalu ingin Clarissa berada dalam pantauan laki-laki itu.

Clarissa sungguh bingung, dia tidak mengerti. Sampai Mark menjelaskan kalau dia dan Jeno sudah tahu siapa pengkhianat dalam D-Zero. Dan Mark meminta Clarissa tak jauh darinya karena takut Clarissa menjadi sasaran orang itu.

Mark bilang, sudah cukup Renjun saja yang hampir masuk penjara, tidak dengan anggota lain, apalagi adiknya.

Pernah Clarissa bertanya, siapa pengkhianat yang Mark maksud, tapi laki-laki itu memilih tak menjawab. Yang membuat Clarissa tak mengerti adalah Mark dan Jeno terlihat seperti orang tak peduli, bahkan disaat mereka berdua tahu siapa pengkhianatnya, mereka tetap diam, seakan menunggu perintah dari seseorang.

"Kak, beneran nggak mau kasih tahu aku? Ayolah, Kak. Masa Kak Mark sama Jeno diam aja sih? Si pengkhianat itu enak banget dong, udah ketahuan tapi masih aja dibiarin."

Mark mengabaikan Clarissa, memilih memperhatikan pemandangan di luar jendela mobil. Mereka saat ini memang sedang berada di dalam mobil menuju sekolah, bukan Mark yang mengendarainya, tapi supir suruhan Tuan Lee.

Mark sendiri yang meminta ayahnya untuk menyewa supir dan mobil sebagai jemputan Clarissa, ya sesekali bolehlah Mark menebeng di mobil.

"Kak! Ih!" Clarissa menampakkan wajah kesal, Mark sejak tadi tidak menyahuti dirinya sedikit pun.

"Sudah sampai, Cla. Turunlah." Mark mengabaikan adiknya lagi, kali ini dengan alasan sudah sampai sekolah.

Ya memang benar mereka sudah sampai, tapi Clarissa masih butuh jawaban Mark.

"Sudahlah, jangan terus bertanya, nanti kamu tahu sendiri kok." Mark berucap seraya turun dari mobil, diikuti Clarissa di belakang.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang