D-Zero: 12 ⚠️⚠️

634 115 26
                                    

D-Zero

Chapter 12: Sudut Kebenaran

.
.
.

Warning!!

Diingatkan ya, kalau semua karakter di cerita ini bukanlah karakter asli dari idol yang namanya kupakai.

Mereka hanyalah karakter dalam ceritaku, bukan idol di dunia nyata. Jadi apapun yang terjadi di cerita ini tolong jangan dikaitkan dengan dunia nyata.

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 12 start

.
.
.

Pada sore hari di musim gugur. Udara semakin mendingin setiap harinya. Seiring dengan berjalannya waktu, musim gugur mulai tersisihkan, menyambut musim dingin yang akan datang sebulan lagi.

Jeno berjalan menyusuri koridor gedung khusus. Hari ini, dia ada janji temu dengan seseorang. Janji temu yang harus dipenuhi demi memecah belah lingkaran kebohongan di sekitar D-Zero.

Sudah sekitar satu minggu lebih sejak Jeno bertemu dengan Jaehyun dan mantan ketua D-Zero lain. Sampai saat ini, dia belum mendapat bukti apapun tentang pembunuhan Eunsoo dan Hyunsoo. Siapa pelaku dibalik kematian mereka? Dan apa alasan pelaku itu membunuh Eunsoo dan Hyunsoo?

Jeno tidak memiliki petunjuk sama sekali tentang kasus kali ini. Dua kasus itu membuatnya tak tidur sepanjang malam. Orang-orang bahkan bisa melihat dengan jelas lingkaran hitam di sekitar mata Jeno.

Tap.

Jeno menghentikan langkah ketika dia sampai di depan ruang D-Zero. Tangannya membuka pintu sebelum berjalan masuk ke ruang yang saat ini sengaja dia kosongkan.

Jeno sudah bilang pada semua anggota D-Zero kalau hari ini tidak akan ada rapat, maka dari itu, tak ada anggota lain yang datang ke ruang ini kecuali dirinya.

Sesampainya di dalam, Jeno menekan sakelar demi menghidupkan lampu. Segera setelah sakelar ditekan, cahaya memenuhi seluruh ruang D-Zero.

Hampir saja Jeno terkena serangan jantung ketika mendapati Jaemin berdiri di tengah ruang D-Zero seraya menatapnya lurus.

Raut wajah Jaemin terlihat serius, laki-laki itu seperti memiliki suatu hal yang harus disampaikan ke Jeno.

Jeno berdehem pelan, berusaha mengusir rasa terkejutnya. Dia lalu berjalan ke tengah ruangan, duduk di salah satu sofa yang berseberangan dengan tempat Jaemin berdiri.

"Ada apa Jaemin? Bukannya aku udah bilang ya kalau hari ini tidak ada rapat?" Jeno membuka suara, memulai pembicaraan. Dia merasa harus berbicara dengan Jaemin sebelum orang yang dia tunggu datang.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang