DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]

D-Zero: 19

D-Zero

Chapter 19: Kebenaran Pertama

.
.
.

WARNING!

Aku ingetin ya! Semua yang ada di cerita ini, sifat, tindakan, dan perilaku para tokoh. TIDAK ADA KAITANNYA DENGAN DUNIA NYATA MEREKA.

Jadi kalau mereka di sini jahat, tolong jangan sampai membenci mereka di dunia nyata. Karena semua yang terjadi di sini hanya cerita. FIKSI.

Tolong! Aku mohon jangan bawa masalah di cerita ini ke kehidupan real mereka.

Semoga kalian semua mengerti.

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero! Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 19 start

.
.
.

Para polisi akhirnya sampai di tempat yang dicurigai sebagai lokasi Clarissa disembunyikan. Semua polisi yang dipimpin oleh Doyoung berjalan serentak memasuki sebuah pabrik terbengkalai.

Doyoung sempat melihat ke arah CCTV yang sempat menangkap Clarissa. Setelah itu dia berjalan maju dengan sebuah pistol di tangan. Polisi lain mengikuti di belakang.

Tepat di depan pintu masuk pabrik, Doyoung dikejutkan dengan kedatangan mobil tak diundang. Apalagi ketika si pemilik langsung berlari ke arah Doyoung, berniat masuk ke dalam pabrik.

"Yak! Mark Lee! Kenapa kamu di sini, huh?" Doyoung berseru kaget saat tahu siapa pemilik mobil yang datang. "Aku sudah menyuruhmu di kantor polisi saja."

Mark menggeleng. "Aku tidak punya waktu untuk menunggu. Aku harus segera menemukan adikku dan memastikan dia baik-baik saja."

"Ya, aku tahu. Aku sudah bilang akan mencari adikmu dan memastikan dia tidak terluka."

"Aku tetap tidak bisa diam saja."

Doyoung berdecak kesal, Mark selalu keras kepala kalau menyangkut keselamatan sang adik. Padahal yang Doyoung tahu, mereka bukan saudara kandung.

Tin. Tin.

Suara klakson motor terdengar. Doyoung menoleh ke belakang hanya untuk menghela napas panjang kemudian.

"Haah, kalian keras kepala semua." Doyoung berjalan maju. "Kalau mau ikut, berdiri di belakangku dan jangan bertindak seenaknya."

Doyoung melontarkan beberapa kata yang harus dituruti Mark. "Jangan ikut masuk kalau tidak mau menurut!"

"Ck. Iya-iya." Mark menyahuti dengan tidak sabaran, dia hanya ingin mereka cepat masuk ke dalam dan memastikan keadaan Clarissa.