D-Zero: 03

849 178 71
                                    

D-Zero

Chapter 03: Kenyataan Mengerikan

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 03 start

.
.
.


Jeno berkali-kali melihat ke arah kumpulan kakak kelas yang tadi membuat onar di koridor sekolah. Sejak sepuluh menit lalu, Jeno belum juga mengeluarkan kalimat apapun, membuat semua orang yang kini ada di ruang D-Zero menunggu dalam diam.

Helaan napas terdengar, Jeno tiba-tiba saja bangkit berdiri, berjalan menuju sudut ruangan D-Zero, lantas menghempaskan diri ke sofa di sana. Matanya terpejam dengan tangan yang memijit pelipis.

Sebenarnya, dia ingin mulai menanyakan alasan kenapa sekumpulan kakak kelas itu melakukan hal rendahan pada Semi sunbae hanya karena tuduhan tak berdasar. Namun, Jeno merasa ada yang harus dilakukannya lebih dulu sebelum itu, yakni meminta maaf pada anggota D-Zero perihal CCTV dan sikapnya yang sedikit kekanakan. Ya, Jeno belum meminta maaf atas hal itu.

"Jeno." Suara yang memanggil namanya membuat Jeno membuka mata. Diliriknya Renjun yang kini berdiri di depannya.

"Hm?"

"Kenapa tidak mulai bertanya? Kamu yang membawa mereka ke sini. Kupikir kamu ingin menginterogasi mereka."

Jeno mengangguk pelan. "Ya, aku memang ingin. Tapi aku harus menunggu anggota lain. Haechan dan Yangyang belum kembali?"

Renjun menggeleng.

"Jaemin dan Felix?" tanya Jeno, dia harus memastikan di mana semua anggota D-Zero saat ini agar bisa meminta maaf secara langsung pada semuanya.

"Mereka sedang menuju ke sini."

"Hyunjin bagaimana? Clarissa dan Seungmin juga. Aku tidak melihat mereka sejak tadi."

"Eumm ... soal itu."

"Kenapa, Ren?" Jeno memperbaiki posisi duduk agar lebih nyaman, sementara matanya terus menatap Renjun.

"Hyunjin, Clarissa, dan Seungmin, mereka pergi ke rumah sakit. Dokter Kim menelepon, meminta perwakilan dari kita untuk menemuinya." Renjun menjawab seraya melirik Jeno takut-takut.

Jeno mengernyitkan dahi. "Kenapa aku tidak tahu soal itu?"

"Mereka harus segera pergi, Jeno. Jadi tidak sempat memberitahumu."

Jeno kembali memijat pelipisnya. "Tapi seharusnya beritahu aku dulu. Aku yang memiliki tanggung jawab paling besar di sini, setidaknya kalau ingin melakukan sesuatu, minta izin padaku."

Renjun mengangguk pelan. "Maaf Jeno, aku yang mengizinkan mereka pergi tadi. Aku takut kamu sedang dalam kondisi tak baik karena Mark hyung."

Jeno melambaikan tangan. "Sudahlah, tidak apa. Kalau begitu aku menunggu yang lain saja, biar nanti Seungmin, Clarissa, dan Hyunjin belakangan."

"Maksudmu?"

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang