Epilog

677 102 27
                                    

D-Zero

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Epilog start

.
.
.

Liburan musim panas telah berakhir satu minggu lalu. Itu artinya, semua siswa dan siswi sekolah Dienga harus rela mengatakan selamat tinggal pada hari-hari tenang. Mereka akan mulai disibukkan lagi dengan tahun ajaran baru.

Penerimaan murid baru di Dienga pun berjalan lancar seperti tahun-tahun sebelumnya. Pun dengan seleksi anggota yang dilakukan oleh organisasi D-Zero. 

Tahun telah berganti. Sudah delapan bulan lebih sejak Jeno mengambil alih seluruh D-Zero dan mengejutkan beberapa anggota di dalamnya.

Selama itu pula, D-Zero kelihatannya baik-baik saja di mata orang luar. Organisasi itu tetap menjalankan kewajibannya dalam memberantas kejatahan di sekolah Dienga.

Tak ada satu pun orang yang tahu kalau ketua D-Zero saat itu adalah orang yang bertanggung jawab atas dua kematian alumni sekolah Dienga, Jaehyun dan Johnny.

Pasalnya, Jeno selalu memakai topeng sangat baik. Ia tersenyum di depan semua orang, menjalankan tugas D-Zero sebagai ketua sebagaimana biasa.

Di sisi lain, ketika Jeno sedang sendiri atau bersama lima anggota yang tahu tentang sifat aslinya. Ia bertindak semena-mena. Mengancam mereka sudah menjadi kebiasaan untuk Jeno agar topeng aslinya tidak terbongkar ke dunia luar.

Sekali lagi, Jeno memerankan karakternya dengan sangat baik.

Di antara banyaknya variabel dan konstanta dalam D-Zero, sejatinya, Jeno-lah variabel terbesar di D-Zero. Di mana variabel Jeno ini bisa mempengaruhi konstanta lain milik anggota D-Zero.

Entahlah, Jeno merasa bangga akan hal itu. Apalagi disaat ia harus mengendalikan lima anggota D-Zero untuk terus berada di pihaknya dan menutup segala kejahatan Jeno.

Pembalasan dendam untuk kakaknya sudah berakhir. Dan kini, Jeno hanya harus menjalani  hidup sebagaimana mestinya. Menyembunyikan identitas asli dan memakai topeng palsu lagi di depan semua orang.

"Oke, kita mulai saja seleksi untuk anggota baru D-Zero." Jeno berbicara seraya melihat lembaran kertas berisi data diri beberapa orang yang ingin mendaftar sebagai anggota baru D-Zero.

"Siapa yang akan kamu pilih untuk jadi ketua?" tanya Han.

Jeno tersenyum misterius. Ia sudah memisahkan dua lembar data diri anggota baru di tangan. Alasannya mengambil dua formulir itu adalah karena motto yang tertulis di sana.

"Aku akan menjalankan D-Zero sesuai keinginanku. Menjadikan organisasi ini lebih baik dari yang sebelumnya. Aku juga akan memperbaiki motto D-Zero. Dunia tak butuh orang jahat, dunia hanya butuh orang yang peduli sesama. Motto itu terlalu lemah untuk organisasi sekelas D-Zero. Aku akan mengganti motto itu menjadi, hanya ada dua sifat orang di dunia ini, orang yang jahat dan baik, di mana kamu berada antara dua itu, kamulah yang menentukannya sendiri."

Itu isi motto pada formulir data diri yang pertama. Membaca tulisannya saja membuat Jeno tersenyum lebar. Hebat sekali calon anggota D-Zero yang baru ini. Semangatnya terasa sampai ke dalam diri Jeno.

"D-Zero adalah organisasi yang suka membantu orang lain, tapi aku tidak mendaftar karena alasan itu. Yang membuatku datang ke D-Zero adalah Jeno hyung. Hyung pasti membaca data diriku kan? Yeah, karena kalau tidak, hyung akan melewatkan satu orang paling baik di antara pendaftar lain. Lagipula, aku tahu semua rahasia D-Zero. Bagaimana hyung? Menyenangkan tidak hidup dengan memakai dua topeng?"

Isi motto yang kedua memang tidak menggambarkan sama sekali keinginan dari si penulis untuk kemajuan D-Zero. Tapi yang membuat Jeno memilihnya adalah orang itu ternyata tahu tentang dirinya.

Awalnya Jeno terkejut ketika membaca isi formulir itu, namun saat melihat nama yang tertera, ia merasa tak kaget lagi.

"Aku sudah memilih ketua dan wakil ketua D-Zero selanjutnya." Jeno memisahkan dua lembar kertas di tangan. Formulir data diri yang pertama ia baca berada di tangan kiri, sedangkan formulir kedua berada di tangan kanan.

"Siapa itu?" tanya Yangyang.

Renjun, Hyunjin, dan Jaemin yang juga ada di sana menunggu Jeno menjawab. Mereka tak banyak bicara kali ini, karena setelah tahu sifat asli Jeno, mereka sedikit tidak nyaman.

"Park Jisung sebagai wakil ketua." Jeno membaca nama yang tertera di formulir dalam genggaman tangan kirinya. "Dan Jung Sungchan sebagai ketua," ucap Jeno seraya tersenyum lebar ketika mengucapkan sebuah nama yang memiliki motto paling menarik perhatiannya.

"Jung Sungchan? Kenapa namanya tidak asing?" Han berpikir sejenak, ia seperti pernah mendengar nama itu.

Jeno mengangguk, ia lalu tertawa sinis. "Dia ... adik dari Jung Jaehyun."


.
.
.

Epilog END

Yeay, akhirnya sampai juga di epilog akhir dari cerita D-Zero.

Yuhuuu.. semoga kalian suka sama cerita ini 💚💚💚

Ayo komen di chapter terakhir, apa sih kesan dan pesan yang kalian dapat dari cerita D-Zero?

Ada nggak pelajaran yang bisa kalian ambil dari cerita ini?

Oke gitu aja.

Sampai ketemu di cerita lainnya👐👐

Salam nniimm^^

Words: 660

Words total: 45.437 kata

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang