D-Zero: 05

661 146 82
                                    

D-Zero

Chapter 05: Sedikit Rahasia D-Zero

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 05 start

.
.
.


Clarissa tengah sibuk membaca ulang berkas-berkas mengenai kasus Eunsoo. Sejak pulang sekolah, Clarissa mengurung diri di kamar demi mencoba memahami apa yang sebenarnya pada Eunsoo. Clarissa rasa, kasus kematian Eunsoo harus diselidiki sebaik mungkin guna mengungkap fakta di balik kematiannya.

Lagi pula, sedikit tidak adil bagi Eunsoo kalau kematiannya hanya dianggap sebagai bunuh diri disaat fakta yang terjadi tidak seperti itu. Clarissa jadi membayangkan bagaimana kalau dia yang berada di posisi Eunsoo. Clarissa pasti akan menjadi arwah gentayangan, menuntut balas pada semua orang yang menganggap dia bunuh diri, padahal nyatanya tidak.

"Ish! Sebel!" Clarissa menghentakkan kaki ke lantai. Matanya sedikit lelah membaca seluruh catatan kasus kematian Eunsoo.

Meja belajarnya saat ini pun terlihat sedikit berantakan. Kertas-kertas berserakan, memenuhi sebagian meja. Tak lupa pula pena berbagai warna —yang dia gunakan untuk melingkari kalimat penting di catatan kasus, ikut memenuhi meja belajar.

Disaat kekesalan melandanya, terdengar ketukan pintu dari luar. Clarissa sedikit memutar tubuh, melihat ke arah pintu kamar yang baru saja diketuk.

"Siapa?" tanya Clarissa.

"Your brother." Jawaban singkat itu sudah cukup bagi Clarissa untuk mengetahui siapa pelaku pengetuk pintu.

Ya, siapa lagi kalau bukan Mark Lee, kakak satu-satunya yang Clarissa punya.

"Mau ngapain sih, Mark? Aku lagi pusing nih."

Mendengar pertanyaan Clarissa yang memanggilnya tanpa embel-embel oppa atau kakak membuat Mark melotot. Langsung saja Mark membuka pintu kamar adiknya, tak lupa dia menutup pintu itu lagi, lantas berjalan menuju sang adik yang wajahnya terlihat murung.

"Heh! Kenapa nggak panggil kakak atau oppa?"

Clarissa mendecih. "Malas. Lagian kita udah biasa manggil nama masing-masing pas tinggal di Kanada."

Ingin sekali Mark memukul kepala Clarissa saat itu juga, tapi tidak jadi begitu dia ingat kalau adiknya yang satu itu akan balas memukul, bahkan lebih parah dari pukulan Mark. "Adik macam apa kamu? Nggak ngehormatin kakak sendiri."

"Biarin. Suka-suka aku." Clarissa menjulurkan lidah ke arah Mark.

"Kok ngeselin? Mau aku aduin ke papa? Biar kamu dipulangin ke Indonesia sekalian."

Clarissa menyipitkan mata, memandang Mark penuh selidik. "Jangan ngaco ya, Mark! Enak aja main dipulangin. Lagian aku di sini udah punya banyak teman. Malas kalo harus balik ke Indonesia, terus masuk sekolah baru, nyari teman baru."

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang