D-Zero: 18

458 102 22
                                    

D-Zero

Chapter 18: Pencarian Clarissa

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero! Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 18 start

.
.
.


Clarissa membuka mata ketika rasa pusing mendera kepalanya. Kelopak mata gadis itu bergerak pelan, menyusuri tempat di mana dia berada saat ini. Pengap, lembab, dan gelap. Tempat dia berada sekarang terasa sangat asing baginya.

Perlahan dia coba menggerakan tangan dan kaki, namun tak bisa. Ada tali yang mengikat tangan serta kakinya. Dia pun lalu menyadari bahwa mulutnya tertutup lakban.

Perasaan Clarissa mulai tak enak. Seberkas cahaya dari luar terlihat di ventilasi udara. Hanya ada satu ventilasi udara di sana dan Clarissa merasa hanya ventilasi itu tempat dia berharap bisa mendapatkan cahaya yang cukup demi melihat sekeliling ruangan.

Namun harapan Clarissa tidak terwujud karena ketika matanya melihat ke depan, dia hanya mendapat sedikit pemandangan. Di depannya samar-samar terlihat sebuah kursi tunggal. Terletak tak jauh dari tempatnya terikat.

Clarissa perlahan bergerak maju, mengesot di lantai dengan usaha keras. Ketika gadis itu mulai mendekat ke kursi, tiba-tiba saja pintu ruangan gelap itu terbuka.

Clarissa mendongak, melihat siapa yang datang. Keterkejutan terlihat jelas di wajahnya begitu dia menyadari orang yang baru saja masuk adalah sosok yang dia kenal.

“Kamu?”

Seringai jahat terbit di wajah sosok yang baru saja masuk. “Welcome to the hell, Clarissa.”

___D-Zero___

Mark rasanya ingin marah ketika mendengar dari Jeno yang baru saja mengecek CCTV kalau Clarissa terlihat pingsan di koridor sekolah. Tetapi laporan Jeno belum sepenuhnya, karena apa yang ketua D-Zero itu beritahu kemudian pada Mark semakin menambah ledakan amarah dari kakak tiri Clarissa.

Mark langsung saja pergi menuju sekolah untuk melihat sendiri rekaman CCTV yang Jeno laporkan padanya. Begitu melihat secara langsung, Mark mengepal kedua tangan. Amarah terasa mendidih sampai ubun-ubun. Jeno bahkan merasa harus menenangkan mantan ketua D-Zero itu.

Jeno mulai berpikir kalau Mark adalah sosok yang jarang marah, tapi sekalinya marah, maka tak akan ada yang bisa menghentikannya. Dan begitulah Mark terlihat sekarang.

Wajah laki-laki itu merah padam. Matanya menatap tajam rekaman CCTV yang mulai menunjukkan seseorang membawa pergi Clarissa dengan menggendongnya. Yang membuat amarah Mark kian menjadi adalah orang yang membawa Clarissa itu sempat melihat ke arah kamera CCTV, lalu tersenyum sinis, seakan menantang siapapun yang melihat rekaman itu.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang