D-Zero: 08

542 126 24
                                    

D-Zero

Chapter 08: Kecurigaan Terhadap Renjun

.
.
.

Motto:

"Dunia tak butuh orang jahat. Dunia hanya butuh orang yang peduli sesama."

.
.
.

Yel-yel:

D-Zero!
Do it! Do it! Do it!

.
.
.

Chapter 08 start

.
.
.


Hari menjelang sore ketika bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Seluruh siswa siswi sekolah Dienga berhamburan keluar kelas. Beberapa dari mereka ada yang langsung pulang dan ada juga yang menetap di sekolah lebih dulu.

Mereka yang menghabiskan waktu di sekolah setelah bel berbunyi sebenarnya memiliki kepentingan masing-masing. Entah mereka harus menemui guru, mengikuti jadwal ekstrakulikuler, atau hal lainnya.

Sama seperti anggota D-Zero yang setiap bel sekolah berbunyi tak pernah langsung pulang ke rumah. Mereka senantiasa berkumpul di dalam ruang D-Zero, membahas kasus yang terjadi atau hanya sekadar mengobrol ringan.

Kali ini, sudah ada Jeno dan Haechan di dalam ruang D-Zero. Raut wajah Haechan terlihat serius sementara Jeno beberapa kali terlihat memijit pelipis.

"Jeno, kamu harus mendengarku sekali ini saja." Mata Haechan melotot, nada serius mengiringi setiap kata yang terucap dari bibirnya. "Ada yang aneh dengan Renjun. Dia seperti menyembunyikan sesuatu. Kumohon percaya padaku, Jen."

Jeno menghela napas. Pijatan di pelipis semakin dia tekan ketika pusing melanda. Kemarin dia baru saja mendengar hal tak masuk akal tentang hasil autopsi Eunsoo, dan kini, dia malah mendengar laporan Haechan yang meragukan Renjun.

"Chan, ayolah. Kita harus saling percaya sesama anggota. Kepercayaan adalah kunci dari kekuatan organisasi ini. Kamu harus bisa percaya pada aku, Renjun, dan yang lain. Jangan menghancurkan organisasi ini hanya karena sebuah kepercayaan."

Haechan berdecak kesal. "Kamu tidak mengerti Jeno! Renjun selama ini selalu melakukan hal lain di belakangmu. Dia bahkan mengizinkan Hyunjin, Clarissa, dan Seungmin pergi ke rumah sakit waktu itu. Dan dia melakukannya tanpa sepengetahuan dirimu!"

Jeno menghentikan pijatan di pelipisnya, dia lalu menatap Haechan. "Chan, Renjun sudah bilang tentang hal itu padaku. Dia bilang tak mau menggangguku yang waktu itu memang sedang pusing atas sikapku cuma gara-gara Mark Hyung."

"Dia bilang apa padamu, hah!" cecar Haechan.

"Ya dia bilang itu. Dia mengizinkan karena tak mau menambah bebanku."

"Ck! Alasan! Kamu tahu dia bilang apa pada Hyunjin, Clarissa, dan Seungmin?"

Jeno memutar mata, sudah malas meladeni Haechan. "Apa?" tanya Jeno lemah.

"Dia bilang kamu tidak bisa ikut karena sibuk."

"Ya sama saja. Itu intinya kan? Dia bilang aku sibuk karena dia tidak mau menambah bebanku." Jeno bangkit berdiri, berjalan meninggalkan sofa di tengah ruang D-Zero.

DZero | 00L ✔ [Segera Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang