Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!🌼🌼🌼
Pagi hari yang cerah. Hanun baru bangkit dari mengaji, rutinitasnya kala pagi. Ia mulai mengambil sapu, namun nada dering dari ponselnya mengurungkannya. Ia menatap ponselnya, beberapa pesan dari sahbatnya,Billa. Ia meletakkan sapunya kembali, mengambil tempat untuk mendudukan diri di ruang tamu.
Ponsel Hanun memang sangat sepi. Hanya ada aplikasi mengirim pesan disana, dan hanya ada 50 kontak. Tak lebih. Hanya kontak orang-orang yang penting dan dikenalnya yang ia simpan. Tak ada aplikasi lain. Tak ada facebook, instagram, twitter, atau aplikasi lainnya.
Bukan tak mau, ia sebenarnya juga ingin mempunyai banyak teman diberbagai dunia maya seperti teman-temannya yang lain. Tapi ia tak punya waktu. Ia sibuk dengan keluarga yang belakang ini mendapat deraan ujian.
Assalamualaikum, Han..
Haloo.insyaAllah besok aku mau berangkat ke Paris. Doakan ya..
kamu mau titip apa?
Mau tas, parfum, atau sepatu?
Hanun tersenyum. Ia senang sekali sahabatnya kini bahagia bersama suaminya. Billa pasti sangat beruntung dikelilingi orang-orang yang menyayanginya. Suami, mertua, keluarga, saudara dan lainnya. Billa pantas mendapatkan itu semua. Billa orang baik.
Lalu, bagaimana dengan Hanun? Apa dia bukan orang baik sehingga terus diuji?
Waalaikumsalam,Bill.
Wah, barakallah,ya. Udah honeymoon aja.
Aku nggak titip apa-apa. Asal kamu disana sehat dan bahagia, aku udah seneng,kok.
Lagian ngapain jauh-jauh dan mahal-mahal keparis buat beli tas atau sepatu? Punyaku yang lama masih ada.
Selamat bersenang-senang, sahabatku.
Hanun kembali mengambil sapu. Ia mulai meyapu lantai agar bersih ketika abahnya datang nanti.
***
Pak Zumain meletakkan mushaf Al-Quran, menengok kearah langit yang berubah keunguan. Sudah syuruq, batinnya. Ini memang sudah kebiasaannya. Berangkat untuk sholat subuh, lalu berdzikir hingga waktu syuruq. Barulah setelah itu beliau pulang kerumah.
Tak lupa Pak Zumain mematikan lampu-lampu, dan menutup pintu. Setelah dirasa tugasnya selesai, ia berjalan keluar pekarangan masjid.Jarak antara rumah Pak Zumain yang baru dengan masjid didaerah itu memang sedikit jauh. Tidak seperti dirumahnya dulu, yang hanya berjarak beberapa rumah. Sekarang ketika hendak ke masjid, beliau harus melewati sungai kecil dan beberapa kebun milik warga.
Hanun sudah melarang ayahnya itu untuk sholat di masjid. Selain karena jaraknya yang lumayan jauh, Pak Zumain juga baru sembuh. Khawatir terjadi apa-apa dijalan,atau cepat kelelahan. Tapi Pak Zumain tak mau. Beliau berkata, seorang laki-laki, selagi dia mampu, maka sholat berjamaah di masjid itu lebih afdhol. Akhirnya Hanun mengalah, apalagi saat ayahnya menceritakan lelaki lumpuh dan buta yang masih terus datang ke masjid walau dengan merangkak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet For Leave (Completed)
Teen FictionAku baru saja keluar pintu, tiba tiba dia menghampiriku. Dia membuat jarak sangat dekat, sampai aku menarik nafas terkejut atas kehadirannya. Matanya begitu menunjukkan penyesalan, namun setelah apa yang terjadi antara kita, masih menyisakan sakit b...