Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!
🌼🌼🌼
Yumna duduk tak tenang sambil menggenggam ponselnya. Sesekali ia membuka aplikasi pesan miliknya, melihat apakah pesannya sudah mendapat jawaban atau tidak. Nyatanya ia harus kecewa, tak ada jawaban bahkan yang singkat sekalipun.
Azimah, teman satu kamarnya menggeleng-geleng melihat ke khawatiran Yumna.
“Ma haal?” (Ada hal apa?”)
Yumna yang mendengar suara Azimah menoleh. Teman satu kamarnya itu tenyata sudah dibelakangnya sambil mengeluarkan buku-buku untuk dipelajarinya.
“La ba’s” (tidak apa. )
Yumna tersenyum simpul untuk menutupi kecemasannya. Azimah akhirnya melanjutkan aktivitas, ia tau Yumna sedang menyembunyikan sesuatu.
"Kak Hanun kemana, sih? Ada apa? Kenapa nggak balas pesan Yumna?" ucapnya sambil melhat foto profil calon kakak iparnya.
Apa terjadi sesuatu? Pikirnya lagi.
‘Sebaiknya aku telfon kak Yahya, deh. Siapa tau dapat kabar tentang kak Hanun. ‘
Setelahnya Yumna men-dial nomor kakaknya. Tersambung.
Assalamualaikum.
Waalaikumsalam. Ada apa,Na?
Kakak sedang ada kelas ? aku tidak mengganggu ?
“Tidak. Kakak baru saja keluar. Ada apa?”
“Aku ingin bertanya tentang kak Hanun. Apa dia memberi kabar pada kakak? Beberapa hari ini ponselnya tak aktif. Pesan Yumna seminggu lalu juga belum dibalas.”
“Benarkah? Maaf, kakak juga belum mendapat kabar apa-apa. Dua minggu belakangan ini kakak sedang sibuk imtihan syarh ikhtishor kitab hadits muslim. Kakak bahkan baru memegang ponsel baru ini, karena kamu telpon.”
Yahya memperhatikan kalimat-kalimat yang diucapkan adiknya. Ia mencernanya pelan-pelan. Benar juga, dua minggu ini ia tak tau kabar Hanun. Pak Zumain yang biasanya setiap malam akan berdiskusi ringan dengannya pun beberapa hari juga tidak mengajaknya diskusi kembali.
Terbesit pikiran tentang beberapa bulan lalu, saat ia mendengar percakapan Dokter Albi dengan Hanun dirumah sakit. Apa penyakit Hanun kambuh, atau semakin menjadi ? apa selama ini Hanun tak menceritakan penyakitnya pada Pak Zumain hingga semakin parah ? entahlah, tiba-tiba perasaannya menjadi tak tenang pula.
Kak.
Kakakk.
Eh, iya,Na.
Gimana nih kak. aku jadi khawatir. Takut ada apa-apa sama kak Hanun. Pak Zumain juga baru sembuh waktu kita tinggal study.
Kakak juga khawatir. Apa sebaiknya kita ambil jadwal pulang sebentar?
Kakak serius? Boleh juga.
“Baiklah. Kakak akan urus ijin dulu. Kamu juga,ya. Kala sudah rampung, Kakak kabari kamu dan terbang ke Kairo. Setelah itu kita pulang dan lihat kondisi hanun.
Siap Kak. aku tutup dulu,kak. Assalamualaikum
“Waalaikumsalam warahmatullah.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet For Leave (Completed)
Teen FictionAku baru saja keluar pintu, tiba tiba dia menghampiriku. Dia membuat jarak sangat dekat, sampai aku menarik nafas terkejut atas kehadirannya. Matanya begitu menunjukkan penyesalan, namun setelah apa yang terjadi antara kita, masih menyisakan sakit b...