Part 34

77 10 9
                                    

Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!

🌼🌼🌼





“Tahanan atas nama Rayhan Hadid, anda dinyatakan bebas karena melaporkan tindakan criminal kelas atas dan membantu memberikan informasi kepada pihak kepolisian terkaitan buronan kami. “

Kalimat itu sukses membuat Ray terkejut sekaligus berjingkat girang. Ray bangkit selepas sholat dhuhanya dengan wajah berbinar. Jika hari ini benar Allah membebaskannya dari penjara, ia akan meminang Hanun dengan cara yang telah ditetapkan Allah untuk menyempurnakan separuh imannya.

“Sungguh,Pak?” polisi yang menyampaikan berita tadi hanya mengangguk sembari jemarinya sibuk membuka gembok dari jeruji besi.

Setelah pintu sel itu terbuka sempurna, Ray membungkk tanda terimakasih sekali lagi pada polisi dihadapannya, kemudian beganti baju dengan baju kok miliknya yang telah terlipat hampir 3 bulan.

Bram memperhatkan tingkah anak muda dihadapannya. Sedikit banyak takjub dengan tingkah laku pemuda itu selama dalam masa tahanan. Hampir setiap aktunya penuh dengan sujud dari sholat-sholat fardhu dan sunnnah. Tak heran, beberapa tahanan yang pernah mendapat nasehat dari pemuda itu sebagiannya ikut berubah menjadi lebih baik. Sebagian lagi justru sering mencibir dengan kalimat ‘kalau sholeh kenapa masuk penjara’ pada pemuda itu.

Bram sudah menelpon keluarga Ray, yang tak lain adalah ibunya sejak sepuluh menit yang lalu. Pemuda itu tak memiliki sanak sadara terdekat, semua merantau jauh ke pulau orang.hanya wanita paruh baya dengan pakaian sederhana yang pemuda itu miliki.

Dari balik pintu kaca kantor polisi, mata Bram memindai wanita paruh baya yang baru saja ia bicarakan. Air muka wanita itu berada diantara rasa khawatir, tekejut, sekaligus bahagia. Langkahnya terburu-buru meraih pintu kaca, seperti tak sabar menguak suatu hal yang lama ditunggu. Bram pun bangkit dan membukakan pintu.

“Bu Indah, kan? Mari masuk. Ray tengah bersiap.”wanita paruh baya itu mengganguk setelah mengucapkan salam dan melangkah menuju ruang tunggu.

Diwajahnya tersirat penuh pertanyaan yang menuntut jawaban. Apalagi jika bukan tentang anaknya yang sekian bulan menghilang, lalu mendapat kabar tengah mendekam di penjara? Siapapun pasti tau, bu Indah akan menghujani pertanyaan ketika melihat Ray nanti.

Ray yang telah rampung berganti dengan kokonya menuju ruang tunggu dengan seorang polisi yang mengikuti dibelakangnya. Dilhatnya seorang wanita paruh baya di ruang tunggu. Ray sangat yakin jika wanita itu adalah ibunya walau hanya terlihat tak begitu jelas dari arah samping.

‘Ibu.’ Ray berbinar ketika wajah wanita paruh baya itu terlihat sempurna.

“Nak..” Bu Indah bangkit dan memeluk putranya. Melepaskan kerinduan yang telah lama terpendam.

“Ibu sehat?” Bu Indah menggangguk sembari mempertahankan senyum penuh harunya.

“Kamu berhutang banyak penjelasan kepada ibu, nak. Siapa yang menyelamatkan kamu? Kenapa kamu ada disini?”

Bu Indah meneliti penampilan anaknya yang berubah 180 derajat. Bajunya tertutup penuh melewati batas-batas aurat lelaki, wajahnya bersinar dan lebih tenang seperti terbiasa terguyur air wudhu. Tersirat rasa bahagia luar biasa dalam hati bu Indah menyaksikan perubahan anaknya.

“Aku akan jelasin nanti bu. Sekarang, ibu mau kan temenin aku kerumah seseorang yang sudah menolongku ?"

"Tentu, Nak. Ibu harus berterimakasih sebesar-besarnya kepada siapapun orang itu." Ray mengangguk dan membawa keluar ibunya setelah berpamitan dengan seluruh staf kepolisian, tak terkecuali Bram.

Meet For Leave (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang