Part 32

70 8 8
                                    

Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!

🌼🌼🌼



Hari-hari terlewati seperti biasa. Anak-anak manusia seluruhnya masih disibukkan dengan urusan dunia dan dirinya sendiri. Masalah maupun ujian perlahan terlewati dan menyisakan kehidupan normal.

Seperti yang kita tau, seberat apapun masalah kita, waktu tetap akan berputar dan membawanya pergi. Perasaan-perasaan sedih dan haru perlahan juga akan terbawa waktu.

Seorang gadis melakukan aktivitas paginya seperti biasa. Waktu membuat raut wajahnya tenang dan bersinar kembali. Padahal jika mau melihat mundur, gadis itu begitu sedih dan kalut waktu itu.
Gadis yang tidak lain adalah Hanun kini tengah menyapu halaman seperti biasa. Gadis itu terlihat lebih kurus dari beberapa waktu lalu, wajahnya juga sedikit pucat.

Hari masih pagi ketika Hanun menyelesaikan pekerjaan rumahnya. Ketika hendak berbalik mengembalikan peralatan-peralatan kebersihan, tiba-tiba merasa sangat pusing. Kepalanya seperti berputar-putar. Pandangannya memburam. Hanun merasa kepalanya semakin memberat,akhirnya tubuhnya limbung dan terjatuh setelah kepalanya membentur kursi kayu.

***

Pak Zumain baru saja keluar dari pelataran musholla. Perasaannya tidak tenang memikirkan Hanun. Gadis kecilnya yang sudah bertumbuh besar itu terlihat sangat pucat beberapa hari ini. Pak Zumain ingin mengajak Hanun untuk memeriksakan diri ke rumah sakit untuk mengetahui sakit apa sebenarnya putri cantiknya itu. Semakin hari Hanun semakin kurus, Pak Zumain khawatir terjadi sesuatu padanya.

Pak Zumain semakin mempercepat langkahnya setelah sampai di teras rumah. Beliau membuka knop pintu sambil mengucapkan salam. Setelahnya beliau menutup pintu dan berjalan mencari keberadaan Hanun. Alangkah terkejutnya, Hanun ternyata suda tergeletak dengan darah segar yang mengalir di hidungnya.

“Astaghfirullah,nak!”

Pak Zumain segera memanggil beberapa warga untuk membantu membawa Hanun ke rumah sakit.

Salah satu warga berbaik hati menawarkan mobil untuk membawa Hanun ke rumah sakit. Tanpa pikir panjang,Pak Zumain segera menerimanya dan mobil itu segeea melaju. Pikiran Pak Zumain kalut memandang Hanun yang terbaring lemah.

“Bertahanlah,nak!”

***

Disisi lain, setelah sholat subuh...

“Bro, bisa gantiin gue hari ini? Orang tua di kampung sakit, gue harus segera kesana. Sekarang nggak ada jadwal apa-apa, cuman lihat perkembangan pasien yang kemarin sudah gue tangani.”

“oke,tenang aja. Hati-hati, ya. Salam buat keluarga disana. Semoga orang tua lo baik-baik aja dan segera sembuh”

“Makasih,bro. Jazakallah khoir.”

“Waiyyak.”

“yaudah. Assalamualaikum.”

“Waalaikum salam warahmatullah”

Lelaki itu segera bangkit setelah meletakkan kembali handphonenya diatas nakas. Ia mengambil penanda untuk menandai bacaan terakhir Al-Qurannya, setelahnya al-quran itu ditutup.

Lelaki itu menyiapkan segera keperluan untuk menggantikan temannya dirumah sakit. Setelah dirasa sudah sempurna, lelaki bernama Albi itu menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

Lelaki itu mengendarai mobil putihnya menuju rumah sakit. Tepat saat lelaki itu selesai memarkirkan mobil kesayangannya dan melangkah masuk di pintu utama, sebuah mobil hitam berhenti tepat didepannya. Albi segera mendekati mobil itu untuk membantu seseorang didalam sana.

Meet For Leave (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang