Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!
🌼🌼🌼
Hanun mengantar Billa sampai keluar gerbang rumahnya. Setelah mencoba beberapa masakan mulai dari yang tradisional hingga internasional, Billa akhirnya pamit pulang. Semoga usahanya kali ini sudah cukup untuk menjadi bekal dasarnya dalam kehidupan berumah tangga nanti.
"Han, kamu nggak ada niatan mau ngelanjutin kuliah jurusan apa gitu? Sastra bahasa Indonesia? Kamu kan sering juara lomba lomba menulis,siapa tau ketika kamu lanjutin bakatmu, kamu bisa sukses terus jadi penulis professional"
Hanun merenungi kata kata sahabatnya. Memang siapa yang tidak mau lanjut kuliah? Hanun kembali mengingat kejadian tahun lalu,saat ia baru saja sah menjadi mahasiswi jurusan Pendidikan Agama Islam di salah satu universitas di daerahnya. Ia sangat menikmati hari hari itu,hari dimana ia mempunyai lebih banyak teman, bukan seperti sekarang. Hari dimana setiap detik dan waktunya ia habiskan di masjid mendengarkan berbagai ceramah dan mengikuti berbagai kegiatan Mahasiswa Masjid lainnya.
Baru setengah tahun ia menghirup udara kampus yang sangat asri dan mewarnai hidupnya, sebelum ia mendapat sebuah kabar yang mengubah hidupnya. Ibunya, Maryam Akram, dikabarkan meninggal saat kecelakaan ketika sedang menuju daerah Solo,tempat neneknya tinggal. Mau tidak mau,ia harus kembali ke rumah. Merawat ayahnya yang sebatang kara ditinggal ibu. Ayahnyamemang tak mengalami cedera yang terlalu parah, namun Hanun yakin hatinya pasti sangat sedih ditinggal sosok istri sholihah seperti ibu.
Billa tampak bersalah melihat Hanun tiba tiba termenung.
"Eh, maaf ya,Han, aku nggak bermaksud menyinggung masalah itu. Cuman mau ngasih tau kamu sih, temen-temen kampus pada kangen kamu. Apalagi nomor kamu jarang bisa dihubungi." Billa menggenggam tangan sahabatnya, mengharap maaf tulus.Hanun tiba tiba tersadar dari lamunanya. Melihat sahabatnya yang merasa sangat bersalah,ia pun tersenyum tulus.
“Eh,nggak papa kok, Bill. aku juga kangen sama temen-temen. InsyaAllah kalau ada waktu, aku nyempetin kesana,deh"
“Okey. Mereka pasti berebut mau traktir kamu. Hehehe. Soalnya mereka kangen kamu yang sering nyeramahin mereka kalau lagi pacaran. Hehehehe "
Billa cekikikan.Jaman sekarang,pacaran adalah hal yang sudah biasa. Apalagi untuk setingkat teman-temannya yang sudah berumur 20-an keatas.
Hanun adalah yang paling menjaga pergaulannya diantara mereka. Sebagian mereka sangat mendukung,karena jarang ada gadis seperti itu. Namun sebagian yang lain justru sering menyalahkan. Beberapa justru menganggap Hanun tak keren,cupu,nggak gaul,dan sok alim."Hehehe. Bilangin,pacaran itu bahagianya sementara,sengsara selamanya. Mending nikah aja. Selain menjaga pandangna dan kehormatan,setiap tingkahnya membawa berkah." Hanun mengerling ke arah Billa. Billa tersipu malu dan merona.
" Eh,Kamu nggak ada acara malam ini?'
"Aku ada kajian Bill,nanti malam. Kajian tentang mencari cahaya hidup. Aku lihat di pamfletnya, pematerinya ustadz Yahya. Kamu mau ikut?'
"Oh. Ustadz muda yang baru disini itu,ya?. Aku kayaknya nggak bisa Han,soalnya aku juga ada kajian intensif sama ustadzah Layla nanti. Kamu hadir kajiannya ustadz Yahya? Kalau hadir, aku transfer ilmunya ya"
"Siap,boss" sahut Hanun sambil merapatkan keempat jarinya,lalu menempatkannya dikening sebelah kanan.
"Yaudah,aku balik dulu. Jazakillah khoir udah ngajarin banyak resep. Assalamualaikum!"
Billa akhirnya melangkah berlalu.
***
Malam menyapa,mengusir senja yang sekitar 3 jam lalu berkuasa di langit. Hanun masih sibuk berkholwat bersama Al Quran. Adzan berkumandang,tak terasa ia harus segera melaksanakan sholat dan menghadiri kajian .
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet For Leave (Completed)
Teen FictionAku baru saja keluar pintu, tiba tiba dia menghampiriku. Dia membuat jarak sangat dekat, sampai aku menarik nafas terkejut atas kehadirannya. Matanya begitu menunjukkan penyesalan, namun setelah apa yang terjadi antara kita, masih menyisakan sakit b...