Salam kenal, aku penulis amatir, yang kerjanya cari pengalaman. Silahkan tandai kalau ada kesalahan atau kekurangan,ya. Happy reading, hope you like it!!
🌼🌼🌼
Ray memicingkan matanya. Tidurnya terganggu saat nada dering nyaring dari ponselnya berdering. Ia mengusap-usap matanya, mengusir rasa kantuk dan melihat siapakah yang mengganggu malam-malam begini.Ah,Iqbal. Ngapain jam segini dia nelpon gue,batinnya.
Ia melirik ke arah jam tangannya. Masih jam satu pagi. Ray bisa memsatikan semua mata bahkan masih terpejam dan sibuk dengan dunia mimpinya dijam segini. Ibunya yang biasa bangun paling awal untuk shplat tahajud saja belum bangun.
Ponselnya berbunyi untuk kedua kalinya . Mau tidak mau,Ray pun mengangkat panggilan Iqbal.
"Halo" sahut Ray dengan suara parau. Ia sedikit berdehem untuk membangunkan suaranya pula.
"Halo,Ray. Please bantu gue!. Anak anak lagi tawuran. Romi,Deddy,sama Rizal udah luka parah. Mereka masih nyerang Ray! Please,bantu gue. Gue nggak tau harus minta tolong siapa lagi. Sekarang gue lagi sembunyi di gang buntu pinggir jalan Kamboja!"
Ray menghembuskan nafasnya kasar. Sudah keberapa kalinya Iqbal memimta tolong Ray hanya untuk tawuran malamnya. Sudah berapa kali ia harus diam-diam keluar rumah saat ibunya tertidur,dan pulang lewat jendela seolah-olah telah lama tertidur di kamarnya . padahal pemuda itu sudah berkali-kali mengatakan pada kawannya itu bahwa ia tak akan mengikuti tawuran lagi. Ia punya ibu yang begitu dekat dengan agama. Apa jadinya kalau ibu Ray tau ia seberandal ini?
Ini sudah final. Kali ini Ray akan membantu,namun setelah itu ia akan benar benar keluar dari jerat tawuran dunia malam yang hanya akan membahayakan hidupnya.
"Okey,lo tunggu. Lima menit lagi gue nyampe"
"Okey, Ray. Thanks ya!"
Ray keluar kamar dengan perlahan. Rumah yang tak terlalu besar itu membuat Ray dengan mudah sampai di ambang pintu rumah. Walau ibunya selalu menguncinya setiap malam,namun Ray tetap tak khawatir ketika dipagi hari ibunya mendapati pintu yang tak lagi terkunci.
Ray selalu mengatakan ‘Ah,mungkin ibu lupa ngunci pintu tadi malam' ketika ibunya bertanya tentang pintu rumah yang tak lagi terkunci. Alhasil karena terlalu percaya dengan anak tunggalnya itu,ibunya tak terlalu khawatir.
Ray mendorong sepedanya keluar dari teras rumah mereka,dan baru menyalakan mesinnya saat berada diluar pagar. Ia harap dengan kehati-hatiaannya dengan tidak menimbulkan suara sedikit pun ini,ibunya tak akan terganggu dalam tidur.
Nyatanya ia salah,seorang wanita paruh baya tengah mengintip dari balik tirai dapur dan menyaksikan kepergian anaknya dengan sendu. Bu Indah, Ibu Ray mendengar semuanya. Ia bangun dari tidurnya dan ke dapur untuk mengambil air minum. Ia harus bangun sepagi ini karena ada pesanan untuk membuat jajanan tradisional.
Ia tak menyangka, ternyata pagi ini ia melihat sisi lain dari anak kesayangannya
***
Ray sampai dijalan Kamboja. Ia memarkirkan sepedanya agak jauh dari tempat tawuran,setidaknya supaya sepeda satu-satunya tak ikut ikutan jadi korban dari tawuran konyol ini.
Ia segera menuju kearah gang buntu tempat Iqbal bersembunyi. Benar saja,tiga temannya sudah penuh dengan darah dei daerah pelipis dan lengan mereka. Hanya Iqbal dan beberapa anak buahnya yang selamat. Iqbal berhasil sembunyi,dan anak bah iqbal masih menjadi mangsa tawuran ganas dari Geng Lingkar Buaya itu.
"Bal,lo obatin anak anak, ya!" ia menyerahkan obat merah,kassa serta handsaplast yang sudah ia persiapkan di jaketnya.
"Gue selesaian anak-anak yang lain dulu" Ray berlalu pergi. Dengan gagah berani menghadapi lawan yang benar-benar diluar dugaannya.
Sial, akibat iqbal yang merupakn anak kepala desa di desanya, dan sering mengancam pekerjaan ibunya, Ray harus terlibat disini. Ia bahkan tak tau apa masalah antara dua kubu.
Beberapa anak buah Iqbal justru lari dan membiarkan Ray sendiri menghadapi Geng ganas itu.Namun Ray tak gentar. Kepalang tanggung katanya. Ia akan segera membereskan ini,lalu kembali ke kehidupan normalnya tanpa menyebabkan masalah lagi.
"Hey, bro. Mana temen lo Iqbal itu? Masalah gue sama dia, bukan sama lo!"
"udah deh,ya. Gue nggak tau apa masalah kalian berdua, tapi udah banyak korban gini, lo nggak mau berhenti juga? Kenapa nggak nyelesein pakai kepala dingin,sih? Anak kecil banget"cibir Ray.
"Wow,calm down,Ray. Loe mau jadi sok pahlawan?"
"Gue nggak ngerti apa maksud kalian. Yang jelas mending kalian bubar,sebelum kesabaran gue habis"
" Ray,asal loe tau aja. Iqbal sahabat lo yang paling songong itu nyeludupin narkoba kesalah satu anggota gue,dan akibatnya dia digrebek aparat dan dipukuli sampai mati. Tau nggak, lo?"
Geng Lingkar Buaya memang geng yang paling solid dalam hal pertemanan dan menjaga wilayah mereka. Namun untuk urusan narkoba,mereka sangat anti dan menolak,Karena mereka memahami bahaya bagi kesehatan dan keamanan mereka.
Ya,Ray tau itu. Dan Ray tau bagaimana perasaan Lingkar Buaya saat salah satu anggotanya mati karena penyeludupan narkoba. Dendam kesumat, dan sekarang hampir meledak. Ray mengurut keninnya frustasi. Iqbal pengecut. Ia yang menimbulkan masalah, tapi tak mau bertanggung jawab.
Tak lama setelah itu..
"atau,loe mau jadi ganti nyawa anggota gue? Kalau iya,kasih Ray apa yang dia mau,guys!"
Ray pun terlibat pertarungan sengit dengan beberapa alat tajam yang hampir menghujamnya. Ilmu bela diri dan bertarung dengan tangan kosong yang dimilik Ray tak bisa disepelekan. Dalam hitungan menit, beberapa anggota geng itu tampak payah. Terluka parah. Sebagian yang tersisa akhirnya ikut mlemah.
Ray hampir saja menang, kalau saja ia tidak mendengar bunyi pistol yang diledakkan diudara.
"Semuanya angkat tangan !"
Kalimat itu sukses membuat Ray panik,berlari sepertinya jalan terbaik. Akhirnya Ray berlari kearah gang buntu tempat Iqbal dan teman temannya bersembunyi tadi. Namun Ray tak mendapati mereka disana. Kemana perginya Iqbal dan teman-temannya? Berani-beraninya menumbalkan Ray disini.
Ah,sial. Batinnya.
Kesialan itu bertambah saat saat gendang telinganya menangkap suara bariton dibelakangnya.
"Angkat tangan anda atau saya tembak kaki anda!"
Ray pasrah,memutar badan dan menganggkat tangan,serta mendudukkan kepalanya.
***
Sementara itu, seorang ibu tengah bersimpuh setelah melakukan sholat malamnya. Ibu itu menatap foto dirinya dan anaknya diatas nakas, lalu tatapannya berubah sendu. Ibu itu masih menantikan kehadiran anaknya yang tak kunjung pulang.
=====
Hallo!!
Ini karya pertama aku di wattpad,butuh banget Krisan kalian biar makin oke. Kalau ada kata yang nggak sesuai PUEBI atau kaidah kepenulisan,boleh di koment,ya. 🤗🥰Biar pas aku revisi nggak bingung lagi. 😁
Terimakasih 😘
=====
Thanks you guys for reading this story. Dont forget to tap the star, koment and share. See you next chapter 🤗
Love much 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Meet For Leave (Completed)
Fiksi RemajaAku baru saja keluar pintu, tiba tiba dia menghampiriku. Dia membuat jarak sangat dekat, sampai aku menarik nafas terkejut atas kehadirannya. Matanya begitu menunjukkan penyesalan, namun setelah apa yang terjadi antara kita, masih menyisakan sakit b...