Part 2

19.5K 364 10
                                    

"Dokter Ferdi pesen katanya residen yang nanti nemenin beliau ngelab mau diajak ambil sampel swab pasien covid 19 di ruang isolasi," begitu bunyi voice call dari Eke di grup whatsapp residen.

Nadhifa menghela nafas kasar. Siang ini gilirannya jaga bersama Wimi. Melakukan kegiatan bersama Ferdi selalu membuatnya tidak nyaman. Tapi bagaimanapun juga kewajiban sebagai residen jelas tidak bisa dielakkan.

"Mbak Dhifa! Ngapain malah ngelamun? Ayo berangkat!" Suara Wimi membuat Nadhifa tergagap. Ia pun bergegas membereskan bawaannya dan menyusul langkah Wimi.

"Eh, katanya kita disuruh nyoba ambil swab nanti. Satu pasien udah coma di ruang isolasi, satunya lagi postmortem pasien PDP rujukan dari Bantul kemarin. Dokter Ferdi baik banget ya. Banyak ngajarin, ngasih ilmu ke kita. Ngasih kesempatan kita untuk nyoba banyak tindakan. Padahal kita kan masih yunior banget," Wimi tak hentinya bercerita sepanjang perjalanan.

Nadhifa hanya mengiyakan saja semua perkataan Wimi. Faktanya memang begitu. Ferdi tampak sebagai dosen favorit, pengajar yang perhatian dan komunikatif. Tapi baginya keramahan dan kebaikan Ferdi justru membuatnya makin waspada.

"Wah kalian cepat sekali datangnya. Bener-bener rajin," ucap Ferdi sambil mengacungkan dua jempolnya.

"Ok! Karena kalian sudah siap, kita pergi sekarang. Siapin alat yang diperlukan ya! Jangan lupa pakai APD nya!"

"Nggih, Dokter," kedua residen itu menjawab serempak.

Nadhifa segera mengganti bajunya dengan baju jaga yang sudah disedikan. Ia pun mengganti jilbabnya dengan jilbab yang memang dikhususkannya dipakai saat jaga. Agar semaksimal mungkin menghindari kontaminasi kuman saat pulang ke rumah. Masker bedah ia kenakan dengan cara bagian hijau di luar dan lipatan yang menghadap ke bawah. Googles yang melindungi mata melengkapi penampilannya. Sengaja ia menekankan googles nya pada bagian atas masker. Mencegah celah yang memungkinkan masuknya kuman.

"Ok! Kalau sudah siap semua, kita berangkat sekarang!" Dokter Ferdi memberi komando.

Ketiga orang itu berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Tujuan mereka jelas bangsal Melati 1, tempat isolasi pasien Covid 19.

"APD juga harus digunakan dengan tepat guna. Nggak boleh berlebihan karena akan memboroskan pengeluaran. Nggak boleh juga memakai APD di bawah standar karena jelas tidak akan melindungi pemakainya dan pasien yang dirawatnya. APD level 3 dengan N95 baiknya dipakai di ruang isolasi, ruang operasi, juga pada orang-orang yang melakukan tindakan aerosol. Kalau untuk praktik seperti poliklinik cukup memakai masker bedah dan face shield. Oh iya, jangan lupa nanti makai APD dipatuhi step-stepnya jangan sampai kebalik, bisa malah infeksi nosokomial. Jangan lupa cuci tangan juga!" Doktet Ferdi berkata dengan tegas.

Tak terasa mereka bertiga sudah sampai di ruang isolasi. Masing-masing berjalan ke arah kamar ganti dan memakai APD lengkap dengan hazmat, masker N95 yang dirangkap masker bedah, googgles, face shield, sarung tangan rangkap, dan sepatu boot yang dilapisi pelindung. Tak usah ditanya bagaimana rasanya. Jelas sangat panas. Tapi tetap harus dipakai demi keselamatan bersama.

"Sudah siap semua?" Tanya dokter Ferdi saat ketiganya bertemu usai keluar dari ruang ganti. Beliau sedikit berteriak mengingat APD yang berlapis-lapis tentu membuat suara sulit didengar.

Nadhifa dan Wimi mengacungkan dua jempol menyatakan kesiapannya.

"Pasien ini sudah coma, jadi jelas kooperatif. Cuma harus hati-hati karena efek muntah masih ada. Nah, Dhifa, kamu bisa coba ambil swab dari tenggorokan! Udah ada ET nya kan? Tinggal kamu masukin aja itu alat swabnya ke ET! Jelas masuk tengggorokan. Pak Wimi, siapkan VTM nya!" Dokter Ferdi memberi arahan.

"Sebenernya ini prosedur pengambilan sampelnya gampang. Analis aja bisa ambil. Tapi sebelum kalian nyuruh, kalian harus bisa ngelakuin sendiri. Nggak lucu kan kalau nyuruh-nyuruh tapi nggak bisa sendiri?" Dokter Ferdi terus berbicara sembari memperhatikan Nadhifa yang sedang mengambil sampel.

Cinta Terlarang di Masa PandemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang