Part 25 Kenangan Ferdi ~ Derita

9.4K 241 30
                                    

"Bu! Ibu bilang apa sama Nana? Apa yang ibu lakukan sama ibunya Nana? Kurang apa Ferdi sama Ibu? Apa yang Ibu mau pasti Ferdi lakuin.... Sekarang Ferdi cuma mau Nana .... Ferdi nggak mau nikah kalau nggak sama Nana!"

Ucapan Ferdi sangat menusuk hati Bu Khadijah. Wanita sepuh itu tak mengira putra kesayangannya serapuh itu setelah kepergian kekasihnya. Ia hanya berusaha memberikan yang terbaik untuk Ferdi. Tak disangka perbuatannya itu justru membuat masalah semakin rumit. Ketakutan mendera Bu Khadijah. Jika Ferdi membencinya pada siapa lagi ia mengadu. Kedua anaknya yang lain lebih memilih menjaga jarak dengannya.

"Le! Ibu nggak sejahat yang kamu kira. Ibu ngomong baik-baik sama Nana. Kalau memang dia benar-benar mencintaimu dia pasti ikhlas melakukan apapun untuk kebaikanmu. Ibu dan Budhe Khofifah hanya memintanya untuk tidak menemuimu lagi. Ibu tahu Nana butuh uang untuk hidup dan pengobatan ibunya. Sementara mereka hanya menggantungkan diri dari pemberian sanak saudara. Dan kamu sendiri yang cerita kan kalau kuliah Nana dibiayai seorang dermawan. Ibu juga tahu Nana gadis yang cerdas. Jadi Ibu pikir dia pasti akan lebih memilih menerima tawaran Ibu untuk menjauhimu dengan kompensasi uang yang cukup. Dibanding nekat menjadi istrimu sementara ia tahu akan berhadapan dengan ibu mertua yang membencinya. Sesuai perkiraan ibu, Nana memang lebih memilih pergi," Bu Khadijah bertutur panjang lebar. Ia tidak berusaha menutupi fakta dari Ferdi. Putranya sangat cerdas tentu dengan mudah akan tahu jika ia berbohong.

Dada Ferdi bertambah sesak mendengar cerita ibunya. Bagaimana bisa ibu dan budhenya bertindak sedemikian kejam. Secara tidak langsung membuat pujaan hatinya jadi yatim piatu. Nana pasti sangat menderita. Pantaslah semua keluarga gadis itu sangat membencinya.

"Ibu tahu nggak? Siang Ibu ke sana, malamnya Bu Sunari kena serangan stroke dan esoknya beliau wafat. Nadhifa yatim piatu, Bu! Dan dia menuruti Ibu untuk menghilangkan diri. Nana pasti benci sekali sama Ferdi, Bu! Ibu ... aaarrrggghhh!" Ferdi mengacak rambutnya kasar. Emosinya meluap. Andai yang melakukan itu bukan ibunya pastilah sudah dihajarnya.

Bu Khadijah tak kalah kaget mendengar cerita Ferdi. Batinnya berkecamuk. Tak dipungkiri rasa bersalah di hatinya sangat besar. Dari lubuk hati yang paling dalam ia mengakui Nana adalah gadis yang hampir sempurna. Cantik, pintar, dan shalihah, bukankah itu perpaduan yang sangat baik. Sayang sekali hati Bu Khadijah dibutakan oleh hasutan saudara-saudaranya. Bahwa Nana adalah gadis miskin yang matanya silau oleh kekayaan Ferdi.

"Maafkan ibu, Nak ..." hanya kata itu yang mampu terucap dari bibir Bu Khadijah. Mau membela diri pun percuma karena dirinya memang bersalah.

Ferdi tidak menjawab kata-kata ibunya. Ia justru merogoh sebotol kecil Korn dari sakunya dan langsung menghabiskan dalam sekali teguk.

"Le ...." Bu Khadijah menatap prihatin ke arah putranya.

Ferdi kembali meraih Pisco diantara deretan koleksinya. Satu botol minuman keras itu dihabiskan dengan cepat. Tangannya terulur hendak meraih Chianti yang terletak di barisan belakang tapi ditahan oleh ibunya.

"Le, maafkan Ibu! Jangan mabuk lagi! Kamu anak yang paling ngertiin Ibu. Tolong jangan benci ibumu! Kalau kamu ikut-ikut menjauhi ibu lalu ibu harus bersandar sama siapa, Le?" Bu Khadijah meratap pilu.

"Tanyakan sama Nana, Bu! Gimana rasanya hidup sebatang kara. Nana nggak punya siapa-siapa lagi!" Ferdi setengah berteriak meluapkan amarahnya. Kakinya menendang udara kosong yang membuatnya hilang keseimbangan dan jatuh terduduk.

Bu Khadijah ambruk memeluk Ferdi. Perasaannya sama kacaunya. Penyesalannya yang memuncak tentu tidak akan bisa membalikkan keadaan.

"Bu Sunari orang yang sangat baik. Pertama kali Ferdi bertemu, menyambut ramah. Adabnya tinggi, melayani tamu dengan jamuan terbaik. Ibu pasti juga dijamu dengan baik kan saat ke sana? Pasti Bu Sunari mengira Ibu ingin silaturahim membahas hubungan Ferdi dengan anaknya.... Ferdi dulu pernah berjanji pada beliau untuk menjaga Nana. Ironisny ibu kandung Ferdi sendiri yang menghancurkan semuanya...."

Cinta Terlarang di Masa PandemiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang