6. Soni R278

245 59 244
                                    

DEVISAR, 26 JULI 2070
15. 05

Soni mengusap wajah dengan kedua tangan. "Amin," ucapnya mengundang tatapan dari kedua temannya. "Apa? Aku hanya berdoa supaya Hades belum sudi melihat Tretan di neraka."

Luna memalingkan pandangan ke arah meja dekat Soni sebelum melangkah mendekat.

"Hei, Prof. Kurasa Tretan salah mengambil buku." Luna menjinjing buku biru di tangan.

Ken menghela napas berat, memegangi kepala dan menyisir rambut hitamnya ke belakang dengan jari-jari tangan.

"Apa pentingnya buku itu?"

"Itu buku rancangan semua benda yang pernah aku dan dia ciptakan, Soni. Kuberikan saat ia berulang tahun. Bukunya sudah penuh, Tretan menyalinnya di buku baru yang lebih tebal." Ken mendekati Luna dan membuka buku itu. "Sudah kuduga. Rancangan-rancangan terbarunya ada di buku ini. Dia membawa catatan lama yang aku berikan."

"Jadi dia mempelajari penemuanmu? Pantas saja dia sehebat itu! Apa aku juga boleh meminjamnya, Profesor?"

"Itu sekarang milik Tretan, Soni."

Ken melirik buku itu dan gundukan kain hitam di pojok ruangan secara bergantian. Ia kemudian melepas jas labnya--hanya menggunakan kaus merah--menghampiri gundukan kain hitam itu.

Ia membuka kain hitam dan menampakkan mobil merah mirip kapal selam dalam kartun anak-anak.

"Apa yang akan kau lakukan, Profesor?"

Ken membuka lembar-lembar buku, mencari dan mempelajari tiap bagian mobil waktu itu sebelum mendesah frustrasi. "Lucy, bisa kau tunjukkan aku sketsa mobil ini dan mobil yang dibawa Tretan?"

Lucy berkedip sekali sebelum menampilkan dua buah sketsa tiga dimensi.

Ken mendekatinya, memutar, dan membalikkan kedua gambar. Sesekali mengangguk kecil.

"Aku tidak akan mencatat sketsa penemuanku di buku jika Nona Hologram itu bisa menyimpannya lebih baik," gerutu Soni.

"Kurasa Tretan hanya meneruskan tradisi. Lagi pula, kau tidak bisa membawa Lucy ke mana-mana." Ken menghentikan kalimatnya, manik hazel-nya menatap hologram di depan. "Belum," bisiknya.

Ken melihat sketsa pada buku lagi, lalu sketsa tiga dimensi itu. "Tentu saja, membuat yang baru daripada memperbaiki yang rusak adalah kegemarannya," gumam Ken, "Soni, kau bisa bantu aku dengan ini?"

Soni berjalan cepat ke arah Ken. Keduanya mendorong mobil merah itu ke tengah ruangan, ke atas undakan. Soni mengambil perkakas di laci. Ken menelusupkan badan ke balik kemudi-memutar, memutus, dan menyambung kabel-kabel di bawahnya. Sesekali listrik kecil memercik di depan goggle-nya.

Ia menyalakan mesin mobil. Mobil itu bergetar hebat sebelum mengepulkan asap dari mesin di sampingnya.

Soni cepat-cepat menutup telinga ketika asap halus itu merambat ke udara. Matanya mengikuti pergerakan asap hingga menyentuh langit ruangan. Dahinya mengernyit sebelum ia membebaskan telinga. "Tidak ada alarm kebakaran?"

"Tidak ada kebakaran, Dr. Soni."

Mata cokelatnya melirik Lucy sesaat. "Oh ya, kau benar." Kedua tangannya mengusap-usap jas lab yang dikenakan. "Kalau di ruanganku, alarm akan melengking dan air akan berjatuhan ketika asap itu menyentuh langit ruangan," gumamnya.

The Light-workerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang