Untuk mengawali pagi yang cukup terik itu, sinar matahari menembus sedikit demi sedikit lewat celah jendela kamar atas. Pantulan kecil itu mengenai samar samar bayangan dua insan yang masih terbaring hangat di atas ranjang.
"Sweetie, Ayo bangun, kamu nggak mau bolos kelas saya hari ini kan?" Doyoung mengecup punggung wanita itu berkali - kali hingga membuat tidurnya Kejora menjadi terganggu akibat ulahnya.
"Sir, ayo membolos"
Lehernya dikalungkan dengan lembut oleh sang wanita, Kejora menyesap bibir hangat milik Doyoung di bagian bawahnya.
"Jangan coba membangunkan saya, atau hari ini kamu akan habis"
Kejora terkekeh mendengar pernyataan itu "c'mon, hari ini aja hm?" Paksanya
"What do you want?"
"I want to spend all day with you" Kejora menjawab
"Kemarin kamu seharian menghilang Sir,"
"Oke. Saya mengalah. Tapi hari ini aja ya?"
"Yeah!" Serunya.
"Akh!"
Kejora meringis sedikit, ia melihat lebam di lehernya hingga bagian dada, ia tau itu semua ulah Doyoung yang menjadi liar hanya dengan semalam.
"Sir, look what did you do to me last night!" Pekiknya
"Sorry princess," Doyoung mengecup kening gadis itu sambil membawakan kotak obat ke atas ranjang.
"Saya obatin dulu ya"
Doyoung mengulas luka yang dimiliki Kejora, membalutnya perlahan dengan plester. Kejora menatap lelaki yang ada di hadapannya penuh intens. Mungkin sekarang hatinya sudah ia kunci rapat rapat dan itu hanya untuk Doyoung. Lelaki itu memperlakukan Kejora dengan lembut, mengulas lukanya satu - satu hingga terakhir, ia mengecup punggung tangan milik gadisnya.
"Aku takut, bagaimana jika hatiku terlalu jauh"
"What do you mean?"
Ia tersadar, lamunannya bersuara.
~
"Kalo adik - adik kamu ga menerima saya gimana?"
"No! Mereka anak - anak yang baik kok"
Pintu itu dibuka Kejora menelaah setiap bagian rumahnya, mencari keberadaan adik - adiknya.
"Kak!"
"Haechan?"
"Kakak nggak apa - apa kan?" Haechan memeluk Kejora dengan eratnya, walaupun dia sudah besar dan sekarang memasuki kelas 12 ──Haechan adalah tipikal adik yang sangat manja untuk Kejora, berbanding terbalik dengan si bungsu, ia lebih cuek dan bermulut pedas.
"Oh iya, kenalin namanya Om Doyoung" Haechan menengadah, lelaki itu sangat tinggi di hadapannya hingga harus mengangkat sedikit lehernya untuk bisa bertatapan dengan Doyoung.
"Siapa dia kak?" Belum sempat menyapa namun Haechan langsung bertanya tentang keberadaan Doyoung.
"Dia dosen kakak, sekaligus ehm.. teman"
"Ahh" Haechan mengangguk kemudian menyapa lelaki itu dengan senyum ramahnya.
"Hai Om!"
"Halo Haechan, sudah siap kuliah kah?"
Haechan menggeleng "enggak om, Kak Kejora aja yang kuliah, Haechan mau kerja dulu biar bisa bantu Kak Kejora bayar cicilan rumah"
Sontak Kejora membungkam mulut adiknya dengan terpaksa, ia tidak ingin Doyoung mengetahui seberapa sulit kehidupannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR | Doyoung
Fanfiction❝come here, let me teach you❞ 𝙈𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 konten delapan belas coret.