Jefry menuang air panas untuk dua gelas di hadapannya sekarang. Didalamnya sudah ada bubuk kopi original yang tidak terlalu dipenuhi oleh buliran gula pasir disana.
Jefry tersenyum dalam khayalan tingginya sekarang. Kepulan asap itu membuatnya menghangat, serasa khayalan itu benar benar nyata untuknya.
"Kak, kalo gue yang nikah duluan, kakak setuju nggak?"
Manik mata Doyoung tidak bergeming, menatap perputaran aliran air dari kopi hangat yang disediakan adiknya. Dibelum meminumnya karena sedang habis dengan isi pikirannya di dalam sana.
Semua fakta-fakta yang ada didepannya begitu mengejutkan untuknya. Bahkan sampai saat ini, Doyoung hanya bisa menatap gadisnya dari kejauhan. Kejora sudah direngkuh oleh orang lain, dan mustahil Doyoung dengan mudahnya merebut gadis itu dalam jangkauan pria disebelahnya.
Baginya, kebahagiaan Jefry sudah dalam bentuk semua rasa bahagianya. Walau memang harus merelakan sebagian rasanya yang lambat laun harus menghilang.
"Apapun, jika itu buat kamu bahagia, tolong lakukan Jef"
Didikan keras sang Ayah membuat Jefry terpaksa meninggalkan rumahnya semasa SMA dan memilih untuk tinggal bersama sang kakak yang saat itu sudah memiliki rumah sendiri.
Jefry bukan anak yang manja, tapi tidak bisa dikatakan mandiri. Buktinya ia selalu meminta bantuan sang kakak untuk mengerjakan tugas sekolah maupun pekerjaan rumah. Berbanding terbalik dengan Jeno yang memang terbukti sangat mandiri.
Jeno memang agak cuek, berbeda dengan kepribadian dua kakak-kakaknya yang lain. Doyoung dan Jefry memiliki selera humoris yang sama, terlebih lagi Jefry, yang bahkan sering membuat lelucon untuk sang kakak meskipun lelucon itu tak lucu sama sekali atau bisa dibilang 'garing'.
"Kejora."
Jefry mengindahkan atensinya kepada sang kakak ketika nama itu disebutkan olehnya.
"Boleh kakak tau, asal usul-nya?"
Jefry kemudian mulai menceritakan kisah tentang gadis itu. Awal mula Jefry yang menemukan Kejora di rumah sakit sampai gadis itu terbangun dari peristiwa mematikannya saat itu.
Jefry bercerita tentang semuanya tanpa terkecuali. Bagaimana menawannya senyum itu terukir, bagaimana ia harus menghadapi degup jantungnya yang berdetak tak karuan ketika berada disamping Kejora. Nyatanya Jefry benar benar menyukai perempuan itu.
Doyoung lebih memilih untuk menutup semua kisahnya di masa lalu dan mencoba untuk menerima kenyataan berat yang harus ia hadapi kedepannya. Walaupun tidak mudah, Doyoung tau, kebahagiaan adiknya adalah segalanya untuknya.
Doyoung tersenyum pilu menatap gadis itu. Sama sekali tak ada perubahan ketika menatap binar matanya.
Menelusup di dalam rongga dadanya, kerinduan yang begitu berat dan harus ia tanggung seorang diri tanpa harus mengungkapkan. Rasanya sulit, bahkan lebih sulit daripada yang bisa dibayangkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SIR | Doyoung
Fanfiction❝come here, let me teach you❞ 𝙈𝙖𝙩𝙪𝙧𝙚 𝙘𝙤𝙣𝙩𝙚𝙣𝙩 konten delapan belas coret.